Keindahan Matahari Terbit di Candi Bagan, Myanmar

Dari dulu saya memang suka penasaran dengan situs sejarah kuno. Saya masih ingat betapa senangnya bersepeda di tengahnya matahari terbit di Angkor Wat, Kamboja. Menaiki tangga-tangga di Borobudur, Indonesia. Satu lagi keinginan saya untuk melengkapi “Big Temples Trail” di Asia Tenggara adalah melihat matahari terbit di Bagan.

Alasan saya mengunjungi Myanmar adalah untuk menyaksikan candi kuno paling megah yaitu Bagan, rumah dari 2000 candi lainnya.

Tujuan utama saya pastinya adalah melihat sunrise atau matahari terbit dan juga matahari terbenam.

Banyak foto-foto indah di saat matahari terbit maupun terbenam di Bagan, maka dari itu saya ingin melihatnya langsung.

Jadi saya melakukan riset, candi mana sih yang bagus untuk melihat sunrise dan sunset.

Saya tidak pengen sudah jauh-jauh kesana tapi kecewa.

Nah, setelah membaca banyak sumber, akhirnya saya mendapatkan beberapa nama candi untuk dikunjungi.

tips menuju bagan myanmar
Pemandangan balon udara disaat matahari terbit

Cara ke Bagan Dengan Transportasi Umum

Berikut adalah cara menuju Bagan dari kota Yangon atau Mandalay:

Bus dari Yangon ke Bagan

Ibukota Myanmar adalah Yangon. Biasanya kamu akan terbang dulu ke Yangon sebelum menuju Bagan.

Pastinya cara paling murah dan populer ke Bagan dari Yangon adalah menggunakan bus malam.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 9 – 10 jam. Dari pusat kota kamu bisa pergi ke Stasiun Bus Aung Mingalar.

Harga tiket sekitar 18,000 kyat. Jadwal keberangkatan antara jam 7 atau 8.30

Bus dari Mandalay ke Bagan

Kalau kamu ingin ke Bagan melalui Mandalay, tersedia juga bus dengan perjalanan waktu 4 -5 jam.

Harga tiket bus kurang lebih 8,000 kyat dan biasanya bus ini berangkat di pagi hari.

Tips Berkunjung ke Bagan, Myanmar

  • Tiket masuk untuk situs arkeologi Bagan adalah 25,000 kyat untuk 5 hari. Saya tidak melihat bangunan resmi untuk membeli tiket masuk. Kamu bisa membeli tiket di pintu masuk candi-candi besar.
  • Saya lebih suka berkeliling dengan E-bike karena jalanannya bisa berpasir, kalau naik sepeda akan susah mengayuhnya. Harga untuk sewa E-bike perharinya 6,000 – 8,000 kyat. Kalau sepeda cuma 2,000 kyat. Pastikan untuk menyewa E-bike sehari sebelum melihat sunrise.
  • Kamu bisa memilih nginap di Old Bagan atau New Bagan. Saya pilih Old Bagan karena lebih dekat dengan candinya. Saya tinggal di Shwe Na Di Guesthouse dan cukup senang. Kamarnya besar, bersih, dan juga murah. Kalau mau stay di New Bagan bisa coba stay di Ostello Bello.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Grand Palace, Bangkok

Melihat Matahari Terbit di Bagan

Untuk melihat matahari terbit, biasanya rombongan tur akan pergi ke Shwesandaw Pagoda.

Keuntungan dari pagoda ini adalah ketinggiannya yang cukup tinggi dengan pemandangan indah candi sekitarnya.

Tetapi, karena saya tidak ingin terganggu dengan ramainya orang, saya memilih candi lain yang lebih tersembunyi.

Namanya Low Ka Oushang. Disini masih ada beberapa orang namun tidak sebanyak pagoda yang besar.

Saya bangun jam 5 subuh. Dengan mengendarai E-bike dan peta menuju pagoda.

Matahari terbit sekitar jam 6.30 tapi saya mau mencari spot paling bagus.

Ketika sampai, pagodanya masih terkunci tapi seorang kakek-kakek muncul dan membukakan pintu. Sudah ada 6 orang yang duduk di atas pagoda.

tips melihat matahari terbit bagan
Matahari terbit di hari pertama

Saya mencoba mencari cara untuk naik ke lantai dua. Walaupun agak kesusahan akhirnya bisa juga.

Makin lama makin ramai yang datang. Sebenarnya saya tidak expect bakal banyak orang.

Si kakek tadi muncul lagi dan berteriak kepada kami. Ternyata tidak boleh memanjat sampai ke atas pagoda.

Langit mulai cerah dan garis cakrawala mulai bersinar. Perlahan saya dapat melihat bayangan pagoda-pagoda kecil lainnya.

Saya mengelilingi ke semua bagian pagoda, terlihat makin jelas bentuk pagodanya ketika matahari terbit Bagan.

Kemudian saya mendengar suara doa, matahari mulai muncul, merah dan besar.

Kejadian ini terasa sangat tidak nyata, bahkan saya sendiri merinding. Balon udara mulai terbang di langit membuat pemandangan makin dramatis.

Baca juga: Hasil Foto Jalan-Jalan ke Myanmar

Hari Kedua Melihat Matahari Terbit di Pagoda Lain

Ketika saya melihat matahari terbi di Low Ka Oushang, saya melihat pagoda lain yang tidak jauh dan hanya ada sedikit orang yang melihat sunrise.

Penasaran, saya coba pergi ke pagoda itu. Ukurannya lebih kecil tetapi menghadap ke arah yang sama seperti kemarin.

Tidak banyak orang di sini, hanya ber-6 termasuk saya.

Inilah yang saya cari-cari, spot tenang untuk menikmati sunrise. Mataharinya tidak sejelas kemarin tetapi saya tetap senang.

Setelah melihat sunrise, saya turun dari pagoda dan melihat anak laki-laki kecil yang menuntun saya dan menyalakan lilin kecil di setiap anak tangga.

“Topi yang bagus”, katanya. Saya bertanya kepada dia apakah dia mau topi ini. Dia pun mengangguk dan saya kasih.

Baca juga: Panduan Liburan ke Chiang Mai dan Chiang Rai, Thailand

spot melihat matahari terbit bagan
Dhammayangi Temple

Candi untuk Melihat Matahari Terbenam

Setidaknya saya harus pergi ke candi yang terkenal untuk melihat matahari terbenam. Candi-candi ini pasti terkenal karena alasan tertentu.

Saya mengikuti rombongan ke Pyathada Paya Temple.

Candi ini memiliki teras yang cukup luas dan muat untuk banyak orang.

Hanya saja cuma ada satu jalan untuk turun jadi harus ngantri dan lama.

Menurut saya spotnya bagus untuk melihat matahari terbenam karena agak jauh dari candi lainnya sehingga bisa melihat pemandangan yang lebis luas.

Spot kedua untuk melihat sunset di Bagan adalah Shwesandaw Pagoda.

Saya memanjat sampai lantai paling atas. Viewnya tidak sebagus kemarin. Saya dengar North Guni juga bagus untuk melihat sunset. Saya tidak kesana tapi kamu mungkin bisa coba.

Kamu bisa ikutan tur juga kalau tidak mau ribet untuk mengunjungi beberapa kuil terkenal di Bagan.

Coba deh cek di sini untuk pemandu, harganya cukup murah dan pemandunya ramah juga.

matahari terbenam bagan
Sunset dari Pyathada Paya

Candi atau Pagoda Lain Favorit Saya

Banyak sekali kuil atau candi di Bagan. Jadi saya pakai E-bike untuk mengelilingi daerah sekitar. Tidak ada rute atau itinerari pasti, yang penting kalau saya lihat candinya cukup keren saya berhenti dan mengambil foto.

Candi-candi kecil juga cukup menarik. Di setiap pagoda pasti ada patung Buddha di dalamnya.

Personally saya suka Kuil Sulamani karena lukisan indah di dindingnya.

Kuil Shwezigon cukup berbeda dari kuil-kuil lainnya.

Kuil Ananda terkenal dengan kuil terindah di Bagan. Masih banyak lagi kuil yang menarik disana.

objek wisata bagan myanmar
Patung Buddha di Sulamani
Candi Bagan
Candi candi kecil di sekitar Bagan

Pengalaman backpacker-an ke Myanmar cukup berkesan bagi saya.

Selain Myanmar bisa juga mengunjungi negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti backpackeran ke Vietnam, Thailand, Laos, dan juga Kamboja.

Melihat matahari di Candi Bagan, Myanmar akan menjadi salah satu pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Jika ada pertanyaan bisa langsung di kolom komentar ya.

 


Post Views: 2,102

Hasil Jepretan Foto Jalan-Jalan ke Myanmar

Sebelumnya saya memang sudah sering mendengar banyak sekali traveler lain yang selalu menyebutkan kalau Myanmar itu asik untuk dijelajahi.

Banyak yang bilang kalau sebaiknya cepat pergi ke Myanmar sebelum berubah menjadi moderen atau dikerubuni turis.

Bisa dibilang Myanmar adalah negara yang cukup baru membukakan diri pada wisatawan asing sehingga banyak yang penasaran dan ingin berkunjung ke negeri ini.

Beruntungnya saya pernah traveling kesini jadi bisa share foto jalan-jalan ke Myanmar.

Tranportasi umum ke Golden Rock Myanmar

Foto ini diambil di dalam kendaraan umum ketika saya sedang dalam perjalanan menuju Golden Rock di Kyaikto.

Saking penuhnya saya harus duduk bersempitan dengan penumpang lainnya.

Jalanannya sempit dan tidak rata. Anehnya saya merasa happy seperti anak kecil yang naik wahana hiburan.

suasana pagi hari bagan

Inilah suasana pagi hari di Bagan. Kereta kuda, sepeda motor, dan pejalan kaki melalui jalan untuk memulai hari yang baru.

foto jalan jalan ke myanmar

Sekelompok calon biarawan yang berjalan pulang ke biara setelah menerima makanan dari sedekah pagi.

Setiap keluarga mengharapkan anak laki-lakinya untuk masuk ke biara dan belajar tentang agama Buddha.

Ketika mereka beranjak dewasa, mereka bisa memilih untuk meneruskan menjadi biarawan atau kembali menjadi orang biasa.

foto perjalanan myanmar

Pas sedang terburu-buru mengendari e-bike ke candi untuk mengejar sunset, eh tiba-tiba segerombolan kerbau memperlambat saya.

Wah, di Bagan bisa macet juga ya.

Tiga orang pengembala juga kewalahan menertipkan kerbau-kerbau ini.

Mereka berteriak, mengejar kerbau sampai semak-semak. Saya tidak membantu malah foto-foto.

Baca Juga: Panduan Lengkap Melihat Matahari Terbit di Bagan

foto perjalanan di mandalay

Ketika sedang berjalan-jalan di Mandalay, kebetulan saya ketemu jalan dimana banyak banget yang jualan patung-patung.

Adik kecil yang satu ini mengerjakan patung Buddha layaknya seorang profesional walaupun usianya yang sangat muda.

Seluruh badannya ditutupi bubuk putih.

foto nelayan danau inle myanmar

Di sebuah danau terkenal di Myanmar yang bernama Inle Lake ini terkenal dengan teknik memancingnya yang unik.

Mereka menggunakan kaki untuk mendayuh kapal dan melempar jaring utuk menangkap ikan. Saya tidak expect bisa melihat ini.

Di waktu-waktu tertentu memang ada pertunjukan untuk turis jadi saya pikir harus ikutan show aja baru bisa lihat.

Ternyata mereka tetap masih menggunakan tradisi atau teknik memancing ini di kehidupan sehari-hari mereka.

anak penduduk lokal myanmar

Di Myanmar saya ikutan trekking selama tiga malam dari Kalaw menuju Danau Inle.

Saya dapat kesempatan untuk tinggal di rumah lokal kampung pedalaman. Ketika sedang menunggu makan malam, saya menyempatkan diri untuk jalan-jalan.

Saya bertemu dengan seorang bocah kecil, namanya Pa-Oh.

Dia berlari-lari di halaman depan rumah. Ikatan kepalanya lucu.

Pertama dianya malu-malu tapi akhirnya senyum juga ke saya.

foto jalan jalan ke myanmar

Foto ini adalah foto favorit saya. Pemandanganya sangat berbeda dan kalau kamu melihat foto ini lebih dekat, pak petani lagi menggendong anaknya.

Dari kejauhan saya mendengar tawa canda mereka. Kedengarannya mereka sangat senang. Life is beautful indeed.

suvenir di myanmar

Boneka yang bergantungan ini menarik perhatian saya. Menurut saya sangat kreatif menggantungkan boneka ini di cabang pohon.

Pas angin bertiup, bonekanya bergerak sehingga kelihatan lebih menarik, apalagi dengan cahaya matahari seperti ini.

foto sunset di U Bein Bridge

Saya tidak pernah melihat sunrise atau sunset yang tidak cakep di Myanmar, sekalipun tidak pernah.

Mataharinya selalu bulat penuh dan berwarna merah.

Disini kelihatannya rada-rada berkabut. Saya pun heran kenapa pas sunset ada kabut.

Ternyata bukan kabut tapi pasir debu, hehe. Foto ini diambil dari Jembatan U Bein di Mandalay.

berfoto dengan orang myanmar

Selfie bersama gadis-gadis imut! Sayangnya saya tidak memakai thanaka seperti yang terlihat di muka mereka.

Coba kalau pakai, pasti dikira orang Myanmar juga. Bener gak?

Sekian foto jalan-jalan saya ke Myanmar. Pernahkah kamu ke Myanmar sebelumnya? Share foto-fotonya juga donk 🙂

 


Post Views: 2,088