Ngobrol Bareng Irene, Tips Jadi Lifestyle Influencer (PinkTravelogue)

Inspirasi hari ini adalah Irene Natalia Komala, biasa dipanggil Irene. Seorang travel and lifestyle blogger/influencer dengan blognya yang berjudul PinkTravelogue.

Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Tarumanagara.

Irene memulai traveling saat usiaku 25 tahun karena dulu tidak dibebaskan untuk bepergian.

Prinsip Irene, “better late than never and it’s never too late to travel, right?”

Sejak saat itu, influencer merangkum blogger cantik ini menulis catatan perjalanannya di blog.

Hobi Irene adalah menyaksikan keindahan langit dan naik gunung, foto-fotonya bisa kamu lihat di instagram Irene langsung ya!

Hiking di Gunung Papandayan

Kenapa tertarik untuk membuat blog?

Dulu banget blog aku isinya curhatan anak SMA, semacam diary gitu.

Lalu waktu awal aku bisa mulai jalan-jalan, aku menulis untuk kenang-kenangan saja.

Untuk mengingat bahwa aku pernah pergi ke tempat tersebut, aku pernah melakukan sesuatu di tempat tersebut.

Intinya aku ingin berbagi pengalaman dan informasi tentang hal yang menarik yang pernah aku coba.

Alasan kedua, dulu aku mau ikut lomba untuk memenangkan hadiah ke Jepang, syaratnya memiliki blog aktif minimal 3 bulan dengan minimal tulisan 10 artikel.

Sayangnya saat itu aku baru memulai blog, jadi aku gak ikut lomba tersebut.

Tapi aku percaya suatu saat nanti blog bisa membawaku ke tempat lainnya.

Baca juga: Interview Bersama Violetta, Gaji Pramugari Singapore Airlines Berapa? 

Kamu lebih suka style berpakaian dan make up yang seperti apa?

Style aku sebenarnya simpel dan anti ribet, make-up juga natural look saja.

Tapi biasanya aku sudah list outfit yang aku gunakan untuk setiap destinasi. Jadi pas sampai di tempat tujuan gak perlu mikirin outfit lagi.

Oh ya aku juga membawa baju tidur yang juga bisa digunakan untuk beraktivitas.

Jadi, jika suatu saat aku kehabisan pakaian, aku bisa gunakan pakaian tidur itu.

Sudah traveling kemana saja? Destinasi favorit kamu apa dan kenapa?

Di Indonesia, aku sudah traveling ke Medan, Bali, Belitung, Bandung, Yogyakarta, Banyuwangi, Malang.

Destinasi favorit saya sejauh ini adalah Danau Toba di Medan karena akhirnya aku bisa melihat Danau Terbesar se-Asia Tenggara, cerita legenda yang dulu hanya kudengar saat Sekolah Dasar.

Danau Toba begitu indah dan memesona. Terlebih lagi aku mendapat kesempatan traveling bersama idolaku, Rikas Harsa.

Pengalaman yang tak terlupakan!

Di luar negeri, aku pernah mengunjungi Korea, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Korea adalah destinasi luar negeri pertama yang pernah aku kunjungi dan pertama kalinya juga aku dan mama melihat salju.

Tapi Jepang juga menjadi destinasi favoritku, karena akhirnya aku bisa pergi ke Jepang gratis bersama Food Blogger Anak Jajan dan suamiku karena kami memenangkan lomba.

PinkTravelogue dan Rikas Harsa
Bersama Rikas Harsa
interview pinktravelogue
Bersama Anak Jajan

Fashion items atau beauty items apa saja yang harus ada di koper atau dibawa saat traveling?

Saat traveling, aku selalu membawa kacamata hitam dan topi.

Selain melindungi diri dari sinar matahari, dua benda tersebut bisa menunjang penampilan kita.

Aku juga selalu membawa outfit putih kemanapun aku pergi karena warnanya yang netral dan mudah dipadu-padankan.

Sebaiknya kita juga sudah survei tempat tujuan dan menyesuaikan outfit yang akan digunakan supaya gak saltum.

Aku juga membawa sling bag kecil yang biasanya berisi HP, dompet, tiket, paspor (jika ke luar negeri), dan KTP, sehingga lebih mudah disimpan dan diambil saat dibutuhkan.

Untuk beauty items, yang wajib aku bawa adalah sunscreen, toner, moisturizer, BB Cream, lipbalm, pembersih wajah, dan ikat rambut.

Skin care dan make-up yang kubawa travel size dalam sebuah pouch, sehingga menghemat ruang dalam tas.

Baca juga: Interview Bersama Rahma Ahmad, Jilbab Backpacker

Menurut kamu sebagai seorang lifestyle blogger harus memiliki kelebihan apa?

Secara umum, sebagai blogger kita harus terus mengasah kemampuan; kemampuan menulis, fotografi, videografi, pemahaman SEO, dan lain-lain.

Setidaknya kita memahami skill standar tersebut agar konten kita lebih menarik. Seorang blogger itu harus sabar karena prosesnya gak instan.

Kita juga harus bisa beradaptasi dengan lingkungan agar dapat membangun networking yang baik.

Tak jarang, job yang ditawarkan adalah hasil networking itu sendiri. Jalin relasi dan kolaborasi untuk mengembangkan potensi diri.

Bagi tips donk cara agar pede di depan kamera?

Cobalah berlatih di depan cermin. Tersenyum, gerakkan bagian kepala, berposelah di depan cermin, dan lihat angle terbaikmu.

Kamu juga bisa mencari referensi foto di pinterest, tentang gaya apa dan angle foto yang bagus dan sesuai style kamu.

Gunakan outfit yang nyaman, gunakan atau tambahkan properti saat berpose, dan pikirkan hal-hal yang menyenangkan sehingga mood kamu menjadi baik.

Tak perlu pedulikan orang yang melihatmu berpose, fokus saja dengan gayamu untuk melengkapi konten yang akan kamu buat.

pinktravelogue lifestyle influencer
tips jadi influencer

Aplikasi apa yang kamu gunakan untuk edit foto di blog atau Instagram?

Untuk edit foto, biasanya aku menggunakan Adobe Photoshop dan Vsco, untuk menambahkan awan bisa menggunakan aplikasi Picnic, untuk edit video, aku masih menggunakan Inshot, untuk mengatur photo feed instagram sebelum di-upload, aku menggunakan aplikasi UNUM.

Untuk membuat IG story atau desain yang menarik, kamu juga bisa menggunakan Canva.

Walaupun aku anak desain, Canva cukup mempermudah dalam membuat berbagai macam desain yang menunjang blog kita juga lho.

Sudah pernah coba?

Baca juga: Interview Bersama Travelingajadulu, Penulis Buku Jalan-Jalan Gratis ke 35 Negara

Tips bagi content creator pemula agar bisa dilirik oleh brand untuk diajak bekerja sama?

Sekarang ini, content creator cukup luas ya cakupannya. Kita bisa membuat konten melalui blog, instagram, twitter, facebook, tiktok, dan youtube.

Awalnya, akan lebih baik jika kita menentukan niche/bidang yang kita sukai.

Lalu isi platform tersebut, misalnya instagram dengan konten-konten yang berhubungan dengan niche yang sesuai passion kita.

Misalnya bidang food, fashion, beauty, travel, gaming, dan lain-lain.

Konten-konten tersebut adalah porfolio kita yang dilihat pertama kali oleh brand.

Kesan apa yang ingin kami tampilkan, itulah first impression brand terhadapmu. Apakah kamu sesuai dengan target dan style brand tersebut.

Pengalaman pertamaku bekerjasama dengan brand adalah karena mereka melihat blogku yang dinilai sesuai dengan mereka.

Awalnya, aku mendaftar di agency platform, lalu konsisten upload foto di instagram.

Seiring berjalannya waktu, akan ada saatnya kita yang dihubungi oleh brand.

Cantumkan email di bio profile agar brand atau agency lebih mudah menghubungi kita. Sabar dan terus berkarya ya!

Adakah pengalaman seru yang pernah kamu alami selama menjadi blogger/influencer?

Pengalaman seru tentu bertemu dengan teman-teman dari berbagai provinsi dan profesi, bisa mendapatkan privellege untuk mencoba tempat atau produk baru.

Bertemu dengan idola dan mendapatkan hal-hal yang tak pernah kuduga sebelumnya.

Di sebuah event, aku bertemu travel blogger yang menjadi inspirasi saya seperti Satya Winnie dan Arif Rahman misalnya.

Aku juga mendapat kesempatan bertemu beauty blogger Abel Cantika di event trip Nivea Beauty Cruise dan Emina End Year Party.

Aku gak menyangka bahwa profesi ini bisa membawaku pada hal-hal yang luar biasa.

Pesan untuk teman-teman yang ingin memulai jadi lifestyle blogger/influencer?

Just be yourself. Semua orang bisa jadi influencer/blogger bahkan dari profesi apapun.

Jangan membuat konten karena paksaan, kerjakanlah sebaik mungkin segala sesuatunya.

Branding diri sesuai sesuai passion-mu, jangan ikut-ikutan orang lain.

Buatlah konten yang memberi manfaat dan informasi karena itulah yang mereka butuhkan.

Jalin interaksi dan bagikan hal positif di media sosial.

Tetap konsisten dan semangat!

Mau jadi konten kreator seperti Irene? Cari tahu yuk, bagaimana cara menjadi seorang konten kreator dengan membaca artikel ini!

 


Post Views: 2,328

Travel dan Halal Lifestyle Blogger

Inspirasi kali ini adalah seorang travel blogger perempuan yang bernama Rahma Ahmad atau juga dikenal dengan nama Jilbab Backpacker.

Bermula dari profesinya sebagai jurnalis, Rahma berkesempatan untuk berkeliling Indonesia dan akhirnya memutuskan untuk fokus dengan blog-nya.

Penasaran dengan cerita seru Rahma travelling ke negara anti-mainstream seperti Azerbaizan, Iran, Uzbekistan?

Baca saja di blog-nya langsung – Jilbab Backpacker dan follow instagram Rahma.

Boleh diceritakan awalnya bagaimana bisa terjun ke dunia travelling?

Dari kecil aku udah diajak oleh orangtua travelling ke beberapa tempat, jadi kayaknya udah kebentuk kesukaan travelling dari kecil.

Nah, aku mulai travelling mandiri tanpa orang tua itu ketika mulai kerja dan punya penghasilan sendiri.

Saat itu diajak kawan kantor untuk backpackingan ke Malaysia-Singapura dan sejak itu ketagihan buat ekpslor tempat-tempat baru.

Ditambah lagi, pekerjaanku saat itu sebagai wartawan mengharuskanku jalan ke beberapa tempat di Indonesia.

Sekalian deh setelah kerjaan beres, aku extend buat travelling sendiri.

Baca juga: Inspirasi Travel Blogger dan Book Writer: Traveling aja Dulu! 

Apakah ada alasan khusus kenapa memilih nama jilbab backpacker sebagai identitas blog?

Yap, aku ingin membagi pengalaman ke orang-orang kalau perempuan berjilbab itu bisa jadi apa saja, termasuk jadi seorang traveller/backpacker yang mengeksplor dunia.

Tanpa perlu meninggalkan identitas Islamnya karena takut dimusuhi, dijauhi, dan sebagainya.

Di blogku, aku juga menuliskan tempat makanan halal, masjid-masjid indah, atau destinasi yang cocok untuk didatangi para muslim traveler.

Ini yang selalu aku cari kalau mau pergi, dan kupikir akan sangat berguna juga buat yang lain.

Share donk, style traveling kamu seperti apa?

Kalau pergi sendiri, aku tipe yang going with the wind blow.

Nggak bikin itinerary detail, paling hanya booking hotel dan kadang-kadang transport antarkota aja.

Mau apa di sana, tempat apa yang akan aku kunjungi baru aku tentukan ketika sampai sana.

Misalnya saat ke Uzbekistan kemarin, aku baru tentukan mau ke mana hari itu setelah melihat kondisi di sana.

Aku juga tipe yang santai, ga ngoyo untuk mendatangi semua destinasi di kota itu.

Aku lebih suka duduk sebentar di café atau di tempat publik yang bisa melihat kehidupan masyarakat sekitar, naik angkutan umum, masuk pasar, dan kalau memungkinkan ngobrol dengan warganya. Jadi nggak cuma foto-foto lalu pulang.

Lebih senang gunung, pantai, sejarah, atau kota?

Kota dan sejarah.

Apa yang membuat kamu senang traveling ke negara anti-mainstream?

Sebenarnya nggak ada niat khusus untuk travelling ke negara anti-mainstream, tapi negara-negara yang kebetulan aku sukai adalah negara yang punya sejarah dan budaya tinggi, nggak cuma punya kota metropolitan aja.

Nah, kebetulan beberapa negara itu memang yang nggak popular di kalangan traveller Indonesia, seperti Iran, Uzbekistan, Azerbaijan, dsb.

Negara mainstream seperti Turki, Yunani, kalau punya sejarah dan budaya bagus juga akan aku datangi.

Tapi akhir-akhir ini emang aku lebih tertarik dengan negara Asia Tengah dan negara di Jalur Sutera.

Jadi masih punya keinginan besar untuk eksplor negara-negara tersebut.

interview rahma
jilbab backpacker di iran

Dari 41 negara yang kamu kunjungi, negara mana yang memberikan kesan paling dalam?

Iran. Iran itu negara yang dicap buruk oleh banyak orang dan banyak media barat. Tapi ternyata, yang ada di sana berbeda 180 derajat dengan yang orang bicarakan.

Iran itu indah, bersih, orangnya ramah, dan negaranya aman banget.

Baca juga: Pengalaman Sebagai Au Pair di Luar Negeri dengan Lena Sesilia

Bagaimana experience kamu travelling ke luar negeri sebagai perempuan berjilbab?

Alhamdulillah sejauh ini nggak ada kejadian nggak menyenangkan yang aku alami.

Orang-orang yang aku temui selama perjalanan ini respect banget dan nggak ada yang rasisnya keterlaluan. Palingan diliatin dari atas sampe bawah, atau nggak diajak ngobrol. Itu aja.

Lucunya, karena berjilbab, aku sering diajak foto di negara-negara yang jarang muslimnya, seperti di China.

Di sana, di setiap belokan aku malah diajak foto.

Dan jilbab ini jadi kayak identitas juga. Karena berjilbab aku banyak dapat pertolongan dari sesama muslim yang aku temui di negara-negara yang aku datangi.

Pernah diajak makan di rumah keluarga muslim di Myanmar, pernah juga ditraktir oleh ibu-ibu muslim Jepang waktu di Praha.

Barang yang wajib kamu bawa saat traveling?

Kamera, dompet, handphone, kaos kaki.

Bagi tipsnya donk bagaimana caranya biar bisa traveling hemat?

Rajin-rajin cari penerbangan promo, gunakan transportasi umum selama perjalanan, menginap di hostel yang dekat dengan tempat wisata agar irit transportasi.

Baca juga: Tips Konsisten Ngeblog ala Travelerien 

Saran bagi teman-teman yang ingin mulai traveling?

Mulai dari daerah atau negara yang dekat dulu aja. Belajar bikin itinerary, baca-baca tulisan orang soal negara atau daerah yang dituju supaya di sana ga blank.  Lalu setelah itu berhasil, mulailah ke tempat yang lebih jauh.

Dan yang penting, ga usah iri dengan perjalanan orang yang begini begitu, ga usah ngoyo travellingnya mesti penuh petualangan.

Masing-masing punya gaya travelling sendiri.

Mau jadi turis yang cuma duduk manis dan nginap di tempat bagus silakan, mau jadi petualang yang nginap di rumah penduduk juga silakan aja.

Yang penting, tetap travelling!

Terima kasih Rahma telah bersedia di-interview. Mudah-mudahan memberi inspirasi bagi teman-teman pembaca.

 


Post Views: 2,190