Pengalaman Langka Melihat Paus Bungkuk Secara Langsung di Sydney

Bermula dari obrolan saya dan teman kerja saya, sebuah pagi yang sama di cafe tempat kerja kami di Sydney. Memang biasanya kamu punya banyak waktu untuk ngobrol. Teman saya bercerita tentang liburan akhir pekannya secara menggebu-gebu yaitu pengalaman melihat paus bungkuk.

Memesan tur untuk melihat paus bungkuk di Sydney

Di pergantian musim tertentu paus bungkuk melakukan migrasi dari belahan bumi bagian utara ke selatan maupun sebaliknya. Nah, beruntung sekali mereka akan melewati perairan di dekat Sydney.

Saya pulang kerja sambil memikirkan kembali cerita teman saya. Di satu sisi saya sangat tertarik karena saya sendiri belum pernah melihat paus bungkuk bermigrasi secara langsung. Di sisi lain, saya tidak mau mengeluarkan duit, haha.

Sebenarnya tidak terlalu mahal sih, saya cari di internet tentang informasi pake tur melihat paus bungkuk. Pertama saya langsung mengecek Groupon, yaitu sebuah situs yang biasanya banyak promo atau diskon.

Ada beberapa perusahaan yang menyediakan jasa tur melihat paus bungkuk di Sydney. Setelah baca-baca review, akhirnya pilihan saya jatuh ke Oz Whale Watching. Harga promonya saat itu adalah AUD 39.

Dengan teliti saya merencanakan semuanya karena tidak ingin melewati kesempatan melihat paus bungkuk. Dari kapan waktu terbaik, cuaca, dan kondisi lainnya yang mungkin bisa mempengaruhi apakah paus bungkuk akan muncul atau tidak.

Sebenarnya perusahaannya sih menjamin pasti bisa melihat paus bungkuk. Jika tidak, perusahaan akan memberi tur gratis setelahnya jika tidak melihat satupun paus pada hari itu juga.

Cuaca di Sydney akhir-akhir ini juga tidak terlalu bagus, sering banget hujan. Ya, saya berdoa saja semoga dilancarkan semuanya.

kapal cruising di sydney
Bagian depan kapal

Saatnya ikutan tur melihat paus bungkuk

Oke, jasa tur sudah dipesan untuk saya dan seorang teman lain. Kami sudah siap sedia untuk mengikuti tur hari ini. Meeting point-nya di Darling Harbour dimana kami berkumpul dan naik ke kapal.

Beruntung cuacanya cukup bagus, walaupun agak dingin. Setelah naik ke kapal saya mencari tempat duduk yang pas. Kapalnya lumayan besar dengan tempat duduk di area dalam maupun luar.

Perlahan kapal bergerak dan meninggalkan pelabuhan. Kami melewati Sydney Opera House dan Harbor Bridge, indahnya pemandangan. Kemudian kami menikmati sarapan yang sudah termasuk dalam paket tur, beberapa roti, sosis, dan telur. Mayannn..

Baca Juga: 15 Objek Wisata Sydney Yang Perlu Kamu Kunjungi 

Hornsby Light House
Terlihat Honrsby Light House dari kejauhan

Pausnya muncul!

Arus ombak cukup kuat, angin nya bikin bete sedikit sih, tapi syukur banget langitnya cerah. Tidak lama setelah berlayar, sekitar 15 menit, terlihat sebuah objek di kejauhan. Ternyata ikan paus bungkuk baru saja naik ke permukaan.

Wah, tidak disangka bisa melihat hewan mamalia satu ini secepat itu. Semua peserta tur langsung menuju bagian depan kapal. Saya bisa melihat sebuah bayangan di dalam air diikuti dengan ekor sebelum menghilang ke dalam laut.

Terdengar penjelasan dari tur guide melalui pengeras suara. Ternyata yang kami lihat adalah paus bungkuk yang memang sebagian besar sering ditemukan bermigrasi dari Antartika ke perairan sekitar Australia dimana suhunya lebih hangat.

Ada sebuah jarak waktu atau interval dimana kami harus menunggu sekitar 10 – 15 menit sampai ikan paus muncul di permukaan lagi. Sebagian peserta tur masih berdiri di bagian depan dek kapal sedangkan beberapa dari mereka masuk dan duduk di dalam, mungkin enggak tahan dengan anginnya yang menusuk dan juga kapal yang bergoyang dengan kuat.

Baca Juga: Mengunjungi Uluru di Australia 

melihat paus bungkuk
Ketika paus bungkuk “breaching”

Kapten kapal dan guide sangat berpengalaman untuk mengikuti jejak dari ikan paus bungkuk. Yang lucunya sih ketika kami lari dari satu sisi kapal ke sisi lainnya dengan kondisi kapal yang bergoyang untuk melihat ikan paus bungkuk lebih jelas. Enggak tanggung-tanggung, hampir tidak mungkin bisa berdiri tanpa memegang sesuatu, saking kencangnya kapal bergoyang.

Matahari semakin tinggi, semakin banyak kapal lain yang berdatangan. Saya pribadi sudah cukup senang melihat ikan paus bungkuk beberapa kali datang ke permukaan. Terlihat seekor paus bungkuk betina dengan anak paus, bergerak secara anggun tanpa mempedulikan kapal sekitar.

Tiba-tiba paus muda pun meloncat dan menghantam air dengan tubuhnya yang besar. Perilaku ini disebut dengan “breaching“. Spontan semua yang melihat termasuk saya berseru kegirangan, tidak percaya dengan apa yang kami lihat.

Beberapa tips yang perlu diketahui untuk melihat paus bungkuk di Sydney

Setidaknya beberapa persiapan bisa dilakukan untuk menambah kesempatan melihat ikan paus bungkuk. Terutama paus merupakan salah satu margasatwa liar. Beberapa informasi yang mungkin bisa membantu adalah:

  • Biaya yang diperlukan untuk ikutan tur melihat paus bungkuk di Sydney adalah sekitar AUD 94. Saya mendapat promo dari groupun jadi hanya perlu membayar AUD 39 termasuk 1x makan. Turnya cukup memuaskan.
  • Bulan terbaik untuk melihat ikan paus bungkuk di Sydney adalah bulan Mei sampai November.
  • Cek perkiraan cuaca sebelum memesan tur.
  • Ikutan tur pagi maupun siang tidak terlalu berpengaruh terhadap kemunculan ikan paus bungkuk.
  • Bawalah jaket, topi, kacamata hitam, kamera, atau obat biar tidak mabuk laut.
  • Jangan makan terlalu banyak agar tidak mabuk laut.
  • Spot favorit saya adalah dek bagian depan.
  • Selamat menikmati!

Nah, pengalaman melihat paus di Sydney sangat menyenangkan. Baca juga itinerary liburan ke Sydney mungkin bisa membantu kamu kalau berencana ke Sydney.

 

Melihat Orang Utan di Habitatnya Langsung

Baca pengalaman saya melihat orang utan di Bukit Lawang – destinasi wisata di Sumatra Utara yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO!

Bertemu dengan hewan liar di habitat aslinya tanpa terkurung dalam kandang maupun pagar tentunya adalah pengalaman yang sangat berbeda dibandingkan dengan berkunjung ke kebun binatang.

Kekhawatiran terbesar saya adalah kemungkinan melihat hewan di alam liar itu bisa jadi tidak ketemu sama sekali.

Apalagi hewan liar memiliki nalurinya sendiri terhadap manusia.

Saya memang lebih senang melihat hewan liar langsung di habitat asli mereka, kalau ke kebun binatang rasanya ada yang berbeda.

Ada sensasi tersendiri saat bertemu dengan hewan yang berkeliaran bebas secara langsung.

Pengalaman pertama saya melihat hewan secara langsung adalah saat berkunjung ke Taman Nasional Komodo.

Rasanya luar biasa bisa melihat Komodo secara langsung.

Saya juga pernah ke Taman Nasional Ujung Kulon tapi sayangnya tidak bertemu dengan badak bercula satu.

Nah, misi saya kali ini adalah melihat orang utan di Bukit Lawang.

Orang utan terkenal dengan struktur anatomi yang mirip dengan manusia dan telah tinggal di hutan pedalaman khususnya di wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Cara ke Bukit Lawang dari Medan

Ada dua cara yang bisa kamu lakukan untuk menempuh perjalanan ke Bukit Lawang dari Medan yaitu:

1. Dari Bandara Kualanamu

Pergilah ke tempat pemberhentian bus di bandara dan cari bus “ALS” dengan tujuan Binjai. Harga tiket bus tujuan Binjai adalah Rp 40,000.

Setelah sampai di Binjai bisa naik becak ke Tanah Lapang (Rp 10,000) dimana kamu bisa naik minivan (Rp 20,000) sampai Bukit Lawang.

Lama perjalanan dari Bandara Kualanamu sampai Bukit Lawang sekitar 4 -5 jam.

2. Dari Kota Medan

Pergilah ke Stasiun Pinang Baris untuk mencari minivan langsung ke Bukit Lawang.

Harganya sekitar Rp 30,000 – Rp 50,000. Setelah itu kamu cukup nyari becak atau ojek langsung ke area  Bukit Lawang(Rp 10,000).

Penginapan di Bukit Lawang

Banyak penginapan di sekitar Bukit Lawang dengan harga bervariasi sesuai budget, dari yang murah sampai yang lebih mahal.

Beberapa penginapan yang bisa cukup bagus adalah:

Info guide untuk melihat orang utan di Bukit Lawang

Agar bisa melihat orang utan secara langsung, sebaiknya harus menyewa pemandu atau guide untuk keselamatan diri sendiri.

Jalur hutannya tidak jelas, tidak ada tanda penunjuk arah.

Jika tidak menggunakan guide kemungkinan besar bisa tersesat.

Di Bukit Lawang ada asosiasi guide yang menawarkan harga pas.

Tarif guide untuk memandu kamu trekking di Bukit Lawang biasanya dipatok seharga Rp 350,000 per orang (harga lokal).

Biasanya penginapan bisa menyediakan jasa tur melihat orang utan.

Kamu juga bisa coba menghubungi guide bernama Dede Pinem di 0821 6833 7066 atau Robet Tuex di 0812 6099 8236.

Pengalaman melihat orang utan di Bukit Lawang

Sebenarnya rencana untuk melihat orang utan di Bukit Lawang datang tiba-tiba.

Saya harus ke Medan untuk mengurus beberapa hal kemudian sekalian nebeng di rumah teman saya di Binjai.

Kebetulan rumahnya memang tidak jauh dari Bukit Lawang, jadi ya sekalian aja.

Kami melewati jalan yang jelek, kedua sisi hanyalah kebun kelapa sawit menuju Bukit Lawang dengan menggunakan mobil selama dua jam.

Setelah sampai, kami nego dengan salah satu guide yang akan memandu kami melihat orang utan di Bukit Lawang.

Sekitar 15 menit berjalan masuk ke hutan dan mengawasi area sekitar, kami pun mendengar suara dari kejauhan.

Perasaan saya campur aduk, antara senang, girang, cemas, dan berdetak-detak.

Rasanya seperti sedang berpetualang kemudian menemukan petunjuk harta karun.

Saya makin konsentrasi mengemati pepohonan dan area sekitar.

“Tadi suara orang utan kah?”, tanya saya penuh dengan rasa penasaran kepada pemandu.

Pemandu saya sudah biasa dan ngerti dengan apa yang dia lakukan.

Dia mencoba menelusuri hutan sambil mencari asal suara tersebut.

Saya dan teman saya hanya mengikutinya dari belakang diam-diam.

Terlihat sebuah bayangan kecil berwarna gelap bergerak di antara dedaunan.

Ternyata makhluk tersebut adalah Thomas’s Langur atau Thomas Monkey.

Masih sejenis primata atau monyet namun memang habitat aslinya hanya di Sumatra Utara.

thomas langur bukit lawang
Thomas Langur

Kecewa sih tidak. Ini kali pertama saya melihat jenis monyet ini juga.

Kabarnya jumlah monyet ini juga semakin dikit dan terancam punah juga.

Kami melanjutkan trekking di hutan, melewati patahan ranting pohon dan semak-semak.

Beberapa saat kemudian akhirnya ketemu juga dengan orang utan!

Seekor orang utan betina sedang menggendong anaknya.

Spontan saya langsung kegirangan.

Pertama kalinya melihat orang utan di rumahnya, di habitat aslinya. Dan baby orang utannya lucu imut.

Mereka bermain di antara pepohonan, tidak mempedulikan beberapa pasang mata yang menonton mereka dengan rasa kagum. Misi saya pun selesai.

Kami bertemu dengan tiga orang utan dewasa dan dua orang utan yang masih kecil.

Dengan rasa takjub saya mengamati mereka berayun dari satu pohon ke pohon lainnya, cara mereka menggunakan lengan yang panjang untuk menopang tubuh mereka.

Kami pulang dengan rasa puas.

Saya tidak akan melupakan pengalaman saya bertemu dengan orang utan di Bukit Lawang untuk pertama kalinya.

Orang utan terancam punah

Sangat disayangkan, orang utan termasuk hewan yang terancam punah karena penebangan hutan.

Hanya sekitar 70,000 orang utan yang tersisa di bumi ini.

Ancaman paling besar adalah penebangan hutan untuk digunakan untuk kebun kelapa sawit.

Penegakkan hukum yang lemah dari pemerintah tidak bisa menghentikan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Apalagi dalam kasus ini kebanyakan adalah perusahaan besar yang tidak hanya menhancurkan sekotak tanah kecil, tapi ribuan hektar.

Walaupun banyak NGO atau organisasi non-profit yang berusaha untuk menjaga dan merehabilitasi orang utan, tanpa kesadaran masyarakat spesies ini pun dalam bahaya.

Saya sangat sedih karena saya tau bagaimana pemerintah kita bekerja, orang-orang disini.

Mereka tidak peduli dengan lingkungan maupun margasatwa.

Saya merasa bertanggung jawab untuk membantu.

Marilah kita coba melakukan sesuatu walaupun dengan cara yang sederhana untuk menyelamatkan hewan-hewan yang terancam punah ini.

bayi orang utan
Orang utan kecil lucu

Sebuah opini kecil dari saya

Sejujurnya saya kaget dengan kondisi di Bukit Lawang.

Yang saya tau sebelum datang kesini adalah Bukit Lawang merupakan destinasi yang cukup populer bagi wisatawan asing.

Jadi saya pun berekspektasi bahwa tempat ini akan lebih tertata. Saya merasa bahwa fasilitas disini tidak diawasi dengan baik.

Tourist Center tidak menyediakan informasi yang lengkap untuk pengunjung.

Ketika sampai saya tidak tahu harus ngomong sama siapa karena tidak tahu yang mana satu petugasnya.

Saya disuruh beli tiket karena akan diperiksa nanti di pos pengecekan.

Ketika sampai di pos pengecekan yang ada malah beberapa orang yang sedang main kartu.

Kayaknya sih masing-masing individu ngejalanin bisnis, tidak ada koordinasi yang bagus antara pihak pemeritah dengan pebisnis.

Saya bisa terima kalau ini ada di tempat wisata lain di Indonesia tapi untuk Bukit Lawang menurut saya sih tidak pantas.

Banyak potensi di tempat wisata ini tapi tidak dikelola dengan baik.

Saya penasaran kemana duit yang harus dibayarkan pengunjung, karena tidak murah juga untuk datang kesini.

Bertolak belakang dengan fasilitas yang ada di tempat wisata ini.

Memberi makan orang utan juga menjadi kontroversi. Beberapa guide sangat ketat dengan peraturan.

Tidak diperbolehkan memberi makan orang utan di Bukit Lawang.

Hanya saja beberapa guide masih saja memberi makan mereka untuk menarik perhatian orang utan.

Foto orang utan di bukit lawang

Nah, itulah pengalaman saya melihat langsung orang utan di Bukit Lawang.

Baca juga pengalaman seru saya mendaki Gunung Kerinci di Sumatera.

 


Post Views: 2,508