Info Jalur Pendakian Gunung Semeru (Transportasi, Biaya, Rute)

Saya akan berbagi info seputar pendakian Gunung Semeru seperti jalur pendakian, cara menuju ke sana, berapa biaya yang dibutuhkan, dan itinerary atau pengalaman saya mendaki puncak tertinggi di Jawa! 

Gunung Semeru merupakan sebuah gunung berapi yang terletak di Jawa Timur, Indonesia, tepatnya di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

Gunung ini memiliki ketinggian 3,676 mdpl yang menjadikannya gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia, setelah Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani.

Mendaki Gunung Semeru adalah impian bagi banyak pendaki di Indonesia termasuk saya.

Saya sendiri berkesempatan untuk naik Gunung Semeru sebanyak 2 kali.

Pada pendakian pertama saya harus menahan rasa kecewa karena gagal mencapai Puncak Mahameru.

Baru pada pendakian kedua saya berhasil menggapai puncak tertinggi di Jawa ini.

Update terbaru: Pendakian Gunung Semeru saat ini masih ditutup

jalur pendakian gunung semeru
Matahari terbit ketika menuju puncak Gunung Semeru

Transportasi atau cara ke Gunung Semeru

Untuk mendaki Gunung Semeru, kamu terlebih dahulu harus ke Kota Malang.

Jika kamu berangkat dari Jakarta, ada 3 opsi transportasi untuk ke Malang yaitu:

  • Kereta api ekonomi
    Kereta api Matamarja berangkat dari Pasar Senen ke Stasiun Malang dengan lama perjalanan sekitar 16.5 jam dan harga tiket Rp 150,000.
  • Bus 
    Ada beberapa operator bus seperti Pahala Kencana, Kramat Djati, Medali Mas, dan Lorena yang berangkat dari terminal Grogol atau Pulau Gebang di Jakarta menuju Terminal Arjosari di Malang. Lama perjalanan menggunakan bus sekitar 15 jam dengan harga tiket sekitar Rp 320,000 – 400,000. (lihat jadwal bus)
  • Pesawat
    Cara paling cepat tapi mahal adalah menggunakan pesawat. Maskapai LionAir, Batik, dan Garuda memiliki jadwal penerbangan ke Malang dengan lama penerbangan hanya 1.5jam saja. Harga tiket pesawat berkisar antara Rp 500,000 – 700,000.

Setelah sampai di Malang, kamu bisa naik angkot TA (Tumpang-Arjosari) ke Pasar Tumpang.

Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju basecamp Ranu Pani dengan jeep atau ojek.

Harga sewa jeep dari Pasar Tumpang menuju Ranu Pani biasanya di harga Rp 650,000 dengan kapasitas 10 – 12 orang dan memakan waktu 1.5 jam.

Jika kapasitas tidak cukup, kamu bisa cari rombongan lain untuk sharing ongkos jeep, atau pilihan lainnya adalah menggunakan jasa ojek ke Ranu Pani dengan tarif Rp 100,000 – 150,000.

Melakukan pendaftaran Gunung Semeru melalui sistem online

Pendakian Gunung Semeru telah mengalami perubahan di mana pendaki wajib melakukan pendaftaran melalui sistem online yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Tujuan diberlakukannya Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian Gunung Semeru adalah sebagai upaya dalam meningkatkan keselematan dan kenyamanan pendaki, serta menjaga kelestarian ekosistem Gunung Semeru.

Saat ini kuota pendakian untuk Gunung Semeru dibatasi 300 orang per hari melalui pintu masuk Ranu Pani.

Langkah-langkah prosedur pendaftaran pendakian Gunung Semeru melalui sistem online kurang lebih sebagai berikut:

  1. Klik di sini untuk masuk ke sistem pendaftaran online
  2. Pilih tombol “Booking Sekarang Juga”
  3. Baca SOP lengkap pendakian dan klik tombol “selanjutnya”
  4. Centang semua pilihan dan klik tombol “daftar”
  5. Pilih tanggal pendaftaran sesuai kuota yang tersedia
  6. Isi data diri ketua dan rombongan termasuk jadwal pendakian, nama, kewarganegaraan, tanggal lahir, nomor telp keluarga, pekerjaan, dan email. Setelah lengkap klik tombol “kirim”
  7. Lakukan pembayaran simaksi menggunakan nomor virtual account dengan tujuan Bank BRI Syariah. Pembayaran harus dilakukan dalam jangka waktu 5 jam, lewat dari masa tersebut pendaftaran akan dibatalkan. Untuk cara pembayaran lengkapnya bisa klik di sini.
  8. Setelah melakukan pembayaran, cek alamat e-mail untuk konfirmasi.
  9. Print bukti pendaftaran, surat pernyataan, dan daftar perlengkapan.

Checklist yang harus dibawa ketika akan memulai pendakian Gunung Semeru adalah:

  1. Bukti cetak pendaftaran
  2. Surat keterangan sehat dari dokter
  3. Fotokopi KTP/KTM/Paspor yang masih berlaku
  4. Surat ijin dari orang tua bermaterai dan fotokopi KTP orang tua (bagi yang belum punya KTP pribadi)

Harga tiket masuk (simaksi) Gunung Semeru

Harga tiket masuk atau simaksi Gunung Semeru adalah:

  • Pendaki Indonesia: Rp 19,000 (hari kerja) dan Rp 24,000 (hari libur) – per orang per hari
  • Pendaki Mancanegara: Rp 210,000 (hari kerja) dan Rp 310,000 (hari libur) – per orang per hari

Bagi pendaki yang gagal mendaki karena kebijakan penutupan bisa melakukan reschedule melalui link ini. 

Alur reschedule booking online Semeru adalah: 

  1. Verifikasi kode booking online melalui laman reschedule
  2. Verfikasi email atau no hp
  3. Cermati syarat dan ketentuan reschedule
  4. Ubah data ketua atau anggota
  5. Kirim data yang telah dirubah
  6. Cetak bukti reschedule

Jalur pendakian Gunung Semeru

Idealnya butuh paling tidak 3 hari untuk mendaki Gunung Semeru. Pos camping bisa di Danau Ranu Kumbolo atau Pos Kalimati.

Detail jalur pendakian Gunung Semeru kurang lebih seperti ini:

  • Ranu Pani – Landengan Dowo : 3 km / 1.5 jam
  • Landengan Dowo – Watu Rejeng : 3 km / 1.5 jam
  • Watu Rejeng – Ranu Kumbolo : 4.5  km / 2 jam
  • Ranu Kumbolo – Oro Oro Ombo : 1 km / 30min
  • Oro-Oro Ombo – Cemoro Kandang : 1.5 km / 30min
  • Cemoro Kandang – Jambangan : 3 km / 30min
  • Jambangan – Kalimati : 2 km / 30min
  • Kalimati – Arcopodo : 1.2 km / 2.5 jam
  • Arcopodo – Summit : 1.5km / 4 jam

Saya pribadi sih ngerasa kalau jalur pendakian Gunung Semeru agak membosankan.

Dari Ranu Pani sampai Kalimati jalurnya cukup landai dan tidak terlalu sulit, sekilas mirip pendakian Gunung Argopuro (sama-sama di Jawa Timur juga).

Yang wajib dilakukan adalah nge-camp di tepi Danau Ranu Kumbolo.

Pemandangan matahari terbit di Ranu Kumbolo dengan pantulan bukit di permukaan air danau benar-benar menyejukkan mata.

pagi hari di danau ranu kumbolo
Matahari terbit di Danau Ranu Kumbolo

Dari Ranu Kumbolo ada yang namanya Tanjakan Cinta.

Mungkin sudah sering dengar juga tentang mitos kalau berjalan di tanjakan ini tidak boleh berhenti atau menoleh ke belakang.

Kalau berhasil, niscaya akan menemukan cinta sejati. Percaya atau tidak yang penting seru-seruan aja iseng taruhan sama teman, hehe.

Ada juga Oro-Oro Ombo yang terkenal dengan pemandangan padang rumput luas dengan puncak Mahameru sebagai latar belakang.

Dari Kalimati ke puncak memang jaraknya tidak kelihatan jauh namun memakan waktu yang cukup lama karena jalurnya yang sangat terjal. Inilah bagian yang paling sulit.

Dari batas vegetasi ke puncak trek-nya sudah berbatu vulkanis dan berpasir. Jadi ketika melangkah naik pasti akan kebawa turun. Hati-hati dan jaga keselamatan ketika mendaki.

Baca juga: Pengalaman mendaki Gunung Ciremai via Linggasana

Pengalaman mendaki Gunung Semeru

Di bagian ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya mendaki Gunung Semeru yang seru, deg-degan, dan penuh dengan drama. Selamat membaca!

Belajar dari kegagalan pertama

Pengalaman saya mendaki Gunung Semeru selalu penuh dengan drama.

Pertama kali saya naik Gunung Semeru pas masih jaman kereta ekonomi yang selalu penuh dan harus berdesakan.

Saya harus duduk di lantai antar gerbong kereta yang dekat toilet saking penuhnya.

Malam-malam pedagang asongan melangkahi kepala-kepala penumpang yang duduk di lantai kereta sambil bersahutan.

Untungnya sekarang kondisi kereta api ekonomi sudah membaik.

Ya, walaupun harga tiket tidak semurah dulu lagi. Alasan kenapa saya gagal sampai ke puncah Mahameru yaitu karena:

  1. Waktu pendakian yang sangat mepet yaitu cuma 2 hari saja. Hari pertama langsung ke Kalimati, malamnya muncak, dan besoknya langsung turun ke Ranupani. Otomatis stamina kurang fit karena tidak cukup beristirahat apalagi setelah perjalanan 18 jam naik kereta api.
  2. Rombongan berjumlah 9 orang hanya membawa air minum 3 liter atau 2 botol Aqua besar saja ketika muncak. Kesalahan paling fatal! Sampai Arcopodo persediaan air sudah menipis. Dari batas vegetasi ke puncak sudah tidak ada air minum. Ini adalah alasan utama kenapa saya gagal muncak, karena dehidrasi.

Memang, salah saya karena tidak melakukan persiapan yang matang apalagi soal persediaan air.

Soalnya juga saya ikut rombongan yang menurut saya sudah sering mendaki, toh saya ikut aja dengan apa yang mereka katakan.

Biarlah jadi pelajaran yang berharga bagi saya.

Sekarang saya selalu membawa persediaan air berlebih di setiap pendakian yang saya lakukan.

Kesempatan kedua menggapai Puncak Mahameru

Saya mencari dosen saya untuk minta izin kalau saya tidak akan bisa menghadiri kelas. Di hari tersebut ada presentasi akhir yang penting bagi nilai.

Perasaan saya bercampur aduk. Di satu sisi saya takut meninggalkan presentasi, tapi di sisi lain saya tidak sabar mau mendaki Gunung Semeru.

Akhirnya saya memberikan diri untuk minta ijin ke dosen. Jawabannya sederhana, “Nilai kamu tidak akan lebih tinggi dari C jika absen saat hari presentasi.”

Dengan yakin dan tekad yang penuh, saya memilih untuk kembali ke Gunung Semeru, menyelesaikan misi yang tidak tertuntaskan, yaitu menginjakkan kaki di puncak tertinggi di tanah Jawa.

Timeline atau Itinerary pendakian Gunung Semeru dari Ranu Pani 

Berikut adalah timeline pendakian Gunung Semeru dari basecamp Ranu Pani:

Day 1: Perjalanan ke Malang, tidak semulus yang dibayangkan

Duh, telat! Jam 11.30 saya berangkat dari asrama yang berlokasi di Cikarang ke terminal bus untuk ngejar bus ke Stasiun Senen.

Tau sendiri, bus di Indonesia ngetemnya lama.

Jam 1 siang saya masih di Cibitung sedangkan kereta api berangkat jam 2 siang.

Saya memutuskan untuk turun sebelum bus masuk tol dan naik taksi.

Karena terburu-buru saya minta supir taksi untuk ngebut tapi Jakarta macet banget.

Jam 1.40 sampai di Cawang dan naik ojek. Teman saya berkali-kali telepon suruh cepeten.

Bisa-bisanya saya jawab, “Bisa minta petugas kereta untuk nungguin sampai saya datang?”.

Ya kali mau ditungguin, saya kan bukan siapa-siapa. Sampailah di Stasiun Senen dan sialnya kereta sudah berangkat 10 menit yang lalu.

Saya coba nyari tiket lain tapi semuanya habis. Kenapa saya harus milih pas long weekend.

Untungnya saya bertemu beberapa pendaki lain yang senasib sama saya ketinggalan kereta juga.

Kami akhirnya ke Terminal Rawamangun dan dapat tiket bus Pahala Kencana menuju Malang.

Sebenarnya naik bus nyaman-nyaman aja, tapi lebih lama dan harganya juga lebih mahal.

Pemandangan dari atas puncak mahameru
Pemandangan dari atas Puncak Mahameru

Day 2: Sampai di Malang dan mempersiapkan pendakian

Jam 4 sore keesokan harinya saya sampai di Malang.

Teman saya yang sudah sampai dengan kereta menjemput saya.

Nah, sebenarnya saya dan teman-teman join event pendakian masal yang diadakan oleh salah satu brand outdoor.

Harganya Rp 200,000 udah termasuk semuanya – Jeep pulang pergi dari Tumpang – Ranu Pani, sarapan, t-shirt, rain cover, dan sertifikat.

Dari awal saya pengen dapat fasilitasnya saja, toh sampai di sana saya pikir bakal mendaki masing-masing juga.

Ternyata, banyak banget masalah yang timbul dalam acara ini.

Bayangkan saja, jumlah peserta pendakian masal ini sebanyak 1,697 orang! Harusnya dibatasi oleh panitia.

Proses dari registrasi ulang, manajemen transportasi, semuanya berantakan.

Bahkan pihak TNBTS membuat pengumuman bahwa pendakian Gunung Semeru dilarang.

Tapi akhirnya ditarik kembali sehingga pendakian tetap diperbolehkan.

Banyak sekali yang komplain dengan ketidak becusan pengurusan dalam pendakian masal ini.

Tim saya terdiri dari 4 orang termasuk saya. Kami cuma bisa ikutan alur saja dan menikmati pendakian.

Day 3: Pendakian dari Ranu Pani sampai Ranu Kumbolo

Setelah proses registrasi segala macam, akhirnya kamu memulai pendakian Gunung Semeru melalui Ranu Pani.

Jalurnya masih landai dan berliku, ya cukup membosankan.

Pendakian kali ini sedikit berbeda dari pendakian biasanya karena stok makanan kami sangat berlimpah.

Carrier pun terasa lebih berat walaupun sudah berbagi beban dan menyusun carrier atau keril dengan benar.

Hujan mulai turun namun tidak begitu deras. Pendakian cukup lancar sesuai dengan yang sudah kami rencanakan.

Tapi tiba-tiba lutut salah satu anggota kami mulai cedera, ditambah harus mengantri, dan beratnya tas akhirnya sampai di Ranu Kumbolo telat sejam.

Banyak yang sudah mendirikan tenda di sisi danau bagian turunan pertama menuju danau.

Kami memutuskan untuk membangun tenda di sisi lain yang menghadap ke bukit.

Sampai malam kami menghabiskan waktu dengan memasak, main kartu, dan bercanda.

Salah satu hal yang saya sesalkan dari pendakian pertama saya adalah kami tidak sempat camping di Danau Ranu Kumbolo.

Akhirnya sekarang kesampaian.

ranu kumbolo di pagi hari
Danau Ranu Kumbolo di pagi hari

Day 4: Ranu Kumbolo – Pos Kalimati

Perjalanan kami lanjutkan ke Tanjakan Cinta dan turun ke Oro Oro Ombo.

Kondisi lutut teman saya makin memburuk ditambah lagi jalurnya yang semakin menanjak.

Kurang lebih setelah 4 jam trekking, sampai juga di Pos Kalimati.

Berhubung ramai, jadinya susah mencari tempat untuk mendirikan tenda.

Di area tertentu ada pembatas bertanda A*, jadi ketika saya nanya pendaki lain apa boleh bangun tenda di sini beliau menjawab dengan nada tinggi, “Tanah di sini bukan milik A*, bukan milik siapapun! Siapa saja boleh nge-camp di sini.”

Di Kalimati ada sumber mata air bernama “Sumber Mani”. Di sinilah biasa pendaki mengisi persediaan air.

Harus berjalan kurang lebih 1 km. Di kala ini ramai banget, jadi harus ngantri. Mau ambil air saja harus menghabiskan waktu sejam.

jalur pendakian gunung semeru oro oro ombo
Oro-Oro Ombo

Saya dan rombongan berencana untuk summit

Pendakian Gunung Argopuro Jalur Bremi

Baca pengalaman saya mendaki Gunung Argopuro melalui jalur pendakian Bremi dan turunnya di Baderan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pendakian Gunung Argopuro? Bagaimana cara menuju ke titik mula jalur pendakian Gunung Argopuro? Simak itinerary-lengkapnya di sini!

Gunung Argopuro adalah salah satu gunung yang terletak di Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Probolinggo.

Kalau dibandingkan dengan gunung lain disekitar, mungkin gunung ini kurang populer untuk para pendaki karena membutuhkan waktu yang lama.

Gunung Argopuro terkenal dengan predikat gunung dengan jalur pendakian terpanjang di Jawa dengan total jarak 40 km.

Gunung Argopuro memiliki keindahan alam dengan pemandangan luas padang rumput di lembah perbukitan.

Dari semak-semak sampai rumput tinggi berwarna kuning keemasan, view-nya yang berbeda membuat pendakian terasa menyenangkan.

Gunung Argopuro memiliki tiga puncak gunung yaitu Puncak Hyang atau Arca, Puncak Rengganis, dan yang tertinggi adalah Puncak Argopuro dengan ketinggian 3,088 mdpl.

Jalur Pendakian Gunung Argopuro, via Bremi Atau Baderan?

Jalur pendakian bisa melalui dua titik permualaan, yaitu Bremi atau Baderan.

Gunung Argopuro memiliki starting point dan finish point yang berbeda, seperti jalur pendakian Gunung Rinjani juga yang bisa naik lewat Sembalun dan turun lewat Senaru.

Jadi kalau mulainya dari Bremi berarti selesainya di Baderan, atau sebaliknya.

Lama waktu yang dibutuhkan untuk pendakian ini kurang lebih sekitar 4 hari sesuai stamina masing-masing.

Lebih mending lewat Bremi atau Baderan?

Kalau berdasarkan pengalaman saya lebih milih untuk memulai pendakian melalui jalur Bremi kemudian finish-nya di Baderan.

Walaupun jalur pendakian Gunung Argopuro lewat Bremi lebih terjal tetapi cuma di hari pertama saja kok yang agak capek.

Hari-hari seterusnya jalurnya makin landai dan cuma turunan.

Nanti pas udah mau nyampe Baderan baru tersiksa dikit soalnya jalannya tajam karena batu kali.

Kalau start dari Baderan nanti mendakinya bakal terasa lama benget.

Baca Juga: Catatan Pendakian Gunung Prau via Patak Banteng

danau taman hidup
Danau Taman Hidup

Cara Menuju Gunung Argopuro

Kota terdekat untuk menuju jalur pendakian Gunung Argopuro adalah melalui Probolinggo. Dari Surabaya banyak bus menuju Probolinggo.

Dari sini kamu bisa pilih mau lewat jalur Bremi atau Baderan.

Paling gampang sih langsung nyarter angkot atau mobil.

Tapi kalau mau naik transportasi umum bisa menggunakan dua cara ini untuk mendaki Gunung Argopuro:

  • Probolinggo – Bremi. Berangkat dari Terminal AKAS Lama. Busnya ada dari jam 6 pagi sampai 5.30 sore. Lama perjalanan kurang lebih 2 jam dengan harga tiket Rp 17,000
  • Probolinggo – Baderan. Pertama kamu harus naik bus dulu tujuan Situbondo dengan waktu perjalanan kurang lebih satu jam, kemudian dilanjutkan dengan angkot ke Baderan sekitar 45 menit. Harga tiket totalnya tidak melebihi Rp 50,000

Estimasi lama pendakian Gunung Argopuro

Estimasi lama pendakian Gunung Argopuro memakan waktu 4 hari, tidak termasuk dengan perjalanan pulang pergi menuju basecamp Gunung Argopuro. Kalau sama bus dari Jakarta kemarin, totalnya 7 hari.

Berikut adalah estimasi waktu pendakian Gunung Argopuro berdasarkan pengalaman saya: 

Hari Pertama: Bremi – Danau Taman Hidup

Jam 12.00 – 15.30. Lama waktu pendakian 3.5 jam

Rute pendakian Gunung Argopuro dimulai dengan melewati perkampungan dan perkebunan penduduk kemudian masuk ke area hutan.

Jalurnya mulai menanjak.

Disini ada dua jalur, yang satunya memotong tapi tanjakannya lumayan aduhai tapi pastinya lebih cepat.

Yang satu lagi jalur agak landai seperti ular tetapi agak membosankan sampai ke danau Argopuro yang juga disebut Danau Taman Hidup.

Untungnya kami sampai sebelum gelap jadi masih bisa foto-foto di danau.

danau taman hidup gunung argopuro
Indahnya refleksi Danau Taman Hidup pada pagi hari

Hari Kedua: Danau Taman Hidup – Pertigaan

Jam 9.30 – 15.30. Lama waktu pendakian 8 jam

Dari sini tidak ada mata air, jadinya kami mengisi air dari danau.

Setelah saya cek lagi katanya air danau tidak baik untuk diminum karena agak kotor.

Jadi bawalah air yang lebih disini. Perjalanan kami lanjutkan sampai pertigaan puncak.

Jalurnya makin susah setidaknya 3 jam sebelum sampai pertigaan.

Tanjakannya yang tajam ditambah dengan berat tas carrier bener-bener bikin kewalahan.

Pastikan packing carrier yang benar sebelum memulai pendakian agar tidak menjadi beban di saat mendaki gunung.

jalur pendakian argopuro
Jalur menuju pertigaan puncak

Hari Ketiga: Summit Attack – Cikasur

Jam 6.40 – 15.15. Lama waktu pendakian 10 jam termasuk foto-foto

Dari pertigaan ke puncak sudah lumayan dekat. Pertama puncak Arca atau Hyang yang cuma sekitar 15 menit dari pertigaan.

Setelah itu kami ke Puncak Argopuro dan yang terakhir Puncak Rengganis.

Sejujurnya sih puncak gunung di Argopuro tidak se-wah puncak lain di Indonesia.

Jadi keingat Gunung Papandayan, sempat kecewa juga sama puncaknya.

Yang saya suka area sekitar Puncak Rengganis dengan bebatuan sulfur berwarna putih.

Setelah kurang lebih 3 jam berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan dari pertigaan turun ke Rawa Embik. Kurang lebih sejam sampai.

Di Rawa Embik terdapat mata air. Setelah beristirahat sebentar kamu langsung menuju Cikasur.

Banyak rerumputan tinggi disepanjang jalan.

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Ciremai via Linggasana

padang rumput cikasur
Indahnya padang ilalang

Hari Keempat: Cikasur – Baderan

Jam 9.00 – 19.00. Lama waktu pendakian 10 jam

Awalnya kami berencana camping semalam lagi di Pos Mata Air 1 kemudian keesokannya lanjut sampai Baderan kurang lebih 4 jam lagi.

Tetapi kami memutuskan untuk langsung tancap ke Baderan. Jalurnya tidak terlalu berat, terus melalui padang savana luas.

Pas sampai Pos Mata Air 2 disinilah penyiksaan sebenarnya.

Jalur turunan tanah yang kecil dan ditengahnya ada cekungan karena ban sepeda motor membuat turunan lebih sulit apalagi debunya.

Beberapa kilometer sebelum sampai Baderan jalurnya dipenuhi batu-batu tajam yang membuat telapak kaki saya sakit.

Akhirnya penderitaan berlalu setelah sampai di Baderan.

Cikasur Gunung Argopuro
Disekitar Cikasur

Informasi Pendakian Gunung Argopuro

  • Harga tiket masuk atau simaksi untuk pendakian Gunung Argopuro: Rp 20,000/hari (weekdays), Rp 30,000/hari (weekend)
  • Gunung Argopuro memiliki mata air cukup banyak. Hanya saja tidak ada mata air dari Rawa Embik – Danau Taman Hidup jadi perlu bawa air lebih banyak disini.
  • Kalau dari Baderan bisa naik ojek sampai Pos Mata Air 1 dengan harga kurang lebih Rp 250,000.

 

Foto di puncak bersama tim pendaki

Penutup

Kesimpulannya, Gunung Argopuro ini cukup berbeda dengan pendakian gunung lainnya, khususnya pemandangan savana atau padang rumputnya yang luas dan indah.

Saya merasa sangat kecil ditengah padang rumpur yang luas.

Kurang lebih ada 7 savana yang kami lewati.

Cikasur juga merupakan salah satu tempat camping yang paling indah menurut saya.

Saya tidak akan melupakan indahnya matahari terbit dimana cahayanya membuat warna disekitar padang rumputnya keemasan.

Terima kasih juga untuk partner pendakian saya, Vivi, Anton, Irvan, dan Andreas. Ada kalian pendakian ini jadi lebih seru!

Baca juga pengalaman saya mendaki Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa Timur.

Apakah kamu pernah mendaki Gunung Argopuro?

Silahkan share pengalaman kamu di kolom komentar ya. Jika artikel ini bermanfaat bagi kamu, share juga ke facebook atau twitter kamu ya.

 


Post Views: 3,000

Pengalaman Mendaki Gunung Kerinci via Jalur Kersik Tuo

Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3,805 mdpl dengan jalur pendakian yang cukup menantang. Baca pengalaman saya mendaki gunung tertinggi di Indonesia ini lengkap dengan tipsnya! 

Pendakian ini bisa dibilang cukup dadakan karena kebetulan saya dapat tiket pesawat promo ke Padang.

Karena sendirian, saya coba nyari teman yang mau ikut mendaki juga.

Bagi saya traveling sendiri sih oke-oke aja, tapi kalau hiking sebaiknya ada yang nemanin.

Saya coba cari-cari informasi dan kebetulan ketemu dengan komunitas backpacker Padang di facebook dan akhirnya ada yang mau barengan juga.

gunung kerinci sungai penuh

Jalur Pendakian Gunung Kerinci

Ada 2 jalur pendakian yang umumnya dilalui oleh pendaki yang ingin menggapai puncak Gunung Kerinci, yaitu:

Saya pribadi melalui jalur Kersik Tuo.

Untuk menuju ke basecamp  Gunung Kerinci dari Padang, terlebih dahulu bisa ke Sungai Penuh.

Ada dua cara bisa lewat Jambi atau Padang. Saya memilih untuk lewat Padang, yep karena tiket promo.

Setelah mendarat di Bandara Minangkabau, saya dijemput oleh teman langsung ke agen travel di Ulak Karang untuk membeli tiket mobil ke Sungai Penuh.

Ada dua jadwal keberangkatan jam 9 pagi dan 7 malam.

Harga untuk seorangnya RP 100,000 dengan waktu temput kurang lebih 7 jam.

travel sungai penuh
Pemandangan kebun teh dalam perjalanan ke Sungai Penuh

Pemandangan di perjalanan sampai Sungai Penuh wah, enggak bakal saya lupakan.

Perbukitan hijau apalagi dengan background Gunung Kerinci yang menjulang tinggi, dikelilingi hamparan perkebunan teh yang luas – benar-benar cakep!

Sungai Penuh
Pemandangan Sungai Penuh

Timeline Pendakian Gunung Kerinci

Pendakian Gunung Kerinci memakan waktu kurang lebih selama 3 – 4 hari. Berikut kira-kira timeline pendakian saya:

Day 1: Memulai pendakian dari Kersik Tuo

Dari Sungai Penuh kami naik “oto” (bahasanya orang mereka untuk angkot) dengan harga Rp 10,000 per orangnya.

Jarak antara Sungai Penuh ke Kersik Tuo kurang lebih 1 jam.

Kami memulai pendakian di malam hari.

Saya kurang tau juga kenapa memilih untuk memulai pendakian di malam hari.

Apalagi, kalau baca blog orang lain tentang pendakian Gunung Kerinci, banyak yang bilang sebaiknya melewati pos ketiga sebelum malam karena kabarnya harimau sumatera masih berkeliaran.

Rencananya kami bakal nge-camp di pos 2.

Setau saya sih lebih aman untuk nge-camp di shelter 1, tapi kata teman saya di sini lebih gampang ngisi air.

Setelah mengecek perlengkapan berdoa, kami berempat pun siap untuk mendaki di tengah kegelapan.

Jujur saya cukup was-was, kalau beneran ada harimau gimana? Kalau diterkam kan tinggal nama donk.

Pohon menyeramkan di jalur pendakian

Saya coba melihat sekeliling – bisa gak ya manjat pohon.

Tapi saya enggak pernah manjat pohon sebelumnya jadi khawatir juga. Di dalam hati saya cuma berdoa.

Beberapa menit kemudian saya mendengar suara aneh seperti nafas binatang.

Duh, saya takut setengah mati. Saya langsung bertanya ke teman saya, suara apa itu? Dia cuma membalas, “Pura-pura aja enggak dengar”.

Wah, dalam hati saya udah ngucapin kalimat doa menurut agama saya.

Yang seharusnya cuma 15 menit ke pos 1 berasa sejam.

“Apapun yang kamu dengar atau lihat, tetap diam aja.”, kata teman saya.

Lagi-lagi saya mendengar suara aneh lagi di pos 1.

Yang lain tetap santai merokok. Saya cuma terdiam dan berdoa dalam hati.

15 menit lagi kami sampai di pos 2. Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Akhirnya saya mulai tenang karena nge-camp.

Setelah membangun tenda, masak, kami pun ngobrol santai aja.

Katanya harimau punya jalurnya sendiri. Mereka tidak akan datang dekat manusia.

Jadi suara apa donk yang saya dengar?

Baca Juga: Catatan Pendakian Gunung Bawakaraeng

Day 2: Pos 2 – Shelter 3

Rencananya kami akan melanjutkan perjalanan jam 8 pagi. Biasalah, pastinya ngaret-ngaret.

Timeline pendakian Gunung Kerinci di hari kedua:

  • 10.30 – 10.55 : pos 2 – pos 3
  • 11.15 – 12.17 : pos 3 – shelter 1
  • 12.17 – 13.15 : istirahat makan siang
  • 13.15 – 16.30 : shelter 1 – shelter 2
  • 17.00 – 18.30 : shelter 2 – shelter 3

Jalur yang paling menantang dimulai dari shelter 1.

Benar-benar harus manjat karena jalurnya yang sangat terjal.

Dari shelter 2 ke 3 bahkan lebih parah lagi, tanjakkan yang harus kami panjat setinggi dagu.

Cuacanya sedikit berawan, kadang-kadang hujan.

jalur pendakian gunung kerinci
Shelter 1 ke 2

Mendaki bersama teman baru dari Sungai Penuh benar-benar menyenangkan.

Kami bercanda ria penuh tawa disepanjang pendakian.

Sesampainya di shelter 3 anginnya makin kuat.

Cuma ada satu tenda pendaki lain selain tenda kami. Saatnya beristirahat.

Malamnya hujan deras disertai angin kencang.

Untungnya keesokan harinya lumayan reda.

Day 3: Menuju puncak Gunung Kerinci

Cerita lama lagi, rencananya mau summit attack jam 4 pagi tapi karena ngaret kami memulai pendakian ke puncak jam 6.15.

Matahari sudah kelihatan. Pemandangan Sungai Penuh dan Laut Cina Selatan terlihat dari kejauhan.

Saya sempat khawatir karena melihat kabut yang tebal di puncak. Mudah-mudahan pas sampai atas cuacanya membaik.

Jalur pendakian menuju puncak Gunung Kerinci dipenuhi bebatuan tapi tidak telalu berpasir seperti Gunung Semeru ataupun Gunung Rinjani.

Danau Gunung Tujuh
Danau Gunung Tujuh

Jam 7.45 kami sampai di Tugu Yuda dan berpapasan dengan pendaki lainnya yang baru turun dari puncak.

Kata mereka di puncak cuma abu-abu aja yang kelihatan karena kabut tebal.

Mendengar itupun saya makin sedih. Ya sudahlah, gimanapun kondisi di puncak, yang penting saya sudah menginjak tanah tertinggi di Sumatera.

jalur pendakian puncak kerinci
Jalur menuju puncak
Tugu Yuda
Tugu Yuda

Tuhan memang memberkati saya!

Jam 8.30 kami sampai ke puncak dan cuacanya cerah!

Beruntungnya lagi anginnya bertiup ke arah lain sehingga belerangnya juga berpindah tidak mengarah ke kami.

Teman saya bilang kalau anginnya pindah ke arah kami, mungkin 5 menit aja bakal keracunan.

view puncak gunung kerinci

Saya kegirangan dan bersyukur bisa sampai di puncak gunung berapi tertinggi di Indonesia dengan selamat.

Saatnya foto-foto! Kami juga sempat ngambil video sambil nari gangnam style, haha.

Dari puncak Gunung Kerinci terlihat jelas Danau Gunung Tujuh.

Tidak hentinya saya berterima kasih kepada Tuhan karena diberikan kesempatan yang luar biasa ini.

Berhasil sampai puncak!

Akhirnya jam 2 siang kami turun dari shelter 3.

Salah satu anggota mengalami cedera saat penurunan sehingga kami harus berjalan dengan pelan.

Jam 9 malam, kami memutuskan untuk camp lagi semalam di pos 3.

Baca Juga: Catatan Pendakian Gunung Argopuro

Day 4: Kembali ke gerbang pendakian

Lanjut perjalanan turun sampai gerbang dan pendakian pun berakhir.

Kami nebeng mobil para petani dan kembali dan melanjutkan perjalanan ke Danau Gunung Tujuh.

Di Danau Gunung Tujuh kami ngecamp lagi semalam sebelum kembali ke Sungai Penuh.

Perjalanan belum berakhir, saya diajak mengunjungi Danau Kaco kemudian melanjutkan perjalanan saya keliling Sumatera Barat.

Tugu Macan
Tugu Macan
Thank you semuanya!

Penutup

Itulah pengalaman saya mendaki Gunung Kerinci via Kersik Tuo.

Terima kasih Bang Jamie, Ucok, dan Bento yang telah menemani pendakian ini.

Terima kasih juga Mbak Sandra dan keluarga yang telah menyediakan tempat untuk bermalam.

 


Post Views: 2,485

Jalur Pendakian, Biaya, dan Cara Ke Sana

Gunung Papandayan adalah salah satu gunung favorit saya. Gunung yang terletak di Garut, Jawa Barat ini memiliki akses yang sangat gampang. Jalurnya pun tidak sulit sehingga cocok bagi pendaki pemula.

Gunung Papandayan memiliki ketinggian 2,665 mdpl dan menawarkan pemandangan yang sangat menarik – mulai dari hutan mati, hingga kawah yang masih aktif.

Kalau mau sekedar hiking atau camping santai untuk melewati weekend, saya sarankan sih ke Gunung Papandayan saja.

Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Jakarta maupun Bandung.

Nah, di artikel ini saya akan membagikan informasi jalur pendakian Gunung Papandayan, cara ke Gunung Papandayan dari Jakarta, dan berapa harga tiket masuknya.

Cara ke Gunung Papandayan

Perjalanan dapat dimulai dari Jakarta atau Bandung dengan rute sebagai berikut:

  • Bus Jakarta/Bandung – Garut. Dari Jakarta kamu bisa naik Bus Primajasa dengan tujuan Garut. Bus berangkat dari Terminal Cililitan, Pasar Rebo, atau Kampung Rambutan. Lama perjalanan sekitar 5 jam dengan harga tiket bus Rp 52,000. Bus Primajasa berangkat setiap 45 menit dengan jadwal diantara jam 3.30 pagi sampai 10 malam. Dari Bandung lebih dekat lagi, bisa naik minibus dari Terminal Leuwipanjang dengan tujuan Garut namun bisa minta diberhentikan di pertigaan Pasar Cisurupan. Lama perjalanan sekitar 2 jam dengan harga tiket Rp 20,000.
  • Minibus Garut – Pertigaan Pasar Cisurupan.  Setelah sampai di Terminal Guntur, Garut, kamu harus naik minibus lagi sampai pertigaaan Pasar Cisurupan. Perjalanan menggunakan minibus kurang lebih 1 jam lagi dengan harga tiket Rp 13,000. Jadwal terakhir minibus ini sampai jam 6 sore.
  • Ojek/Pickup Pertigaan Pasar Cisurupan – Camp David. Nah, dari pertigaan harus naik ojek lagi atau mobil pick up. Kurang lebih sekitar 30 menit. Tarif ojek sekitar Rp 15,000 – 25,000. Sedangkan pick up satu mobilnya Rp 200,000 bisa muat 10 – 15 orang.

Suka dengan konten ini? Dukung Nonanomad biar semangat bikin konten yang bermanfaat buat kamu. Klik di sini untuk memberikan dukungan!

Harga tiket masuk Gunung Papandayan

Harga tiket masuk Gunung Papandayan adalah Rp 20,000 (hari biasa) dan Rp 30,000 (hari libur) untuk turis domestik, Rp 200,000 (hari biasa) dan Rp 300,000 (hari libur) untuk turis mancanegara.

Selain itu, tarif untuk berkemah camping Rp 35,000 untuk turis domestik dan Rp 105,000 untuk turis mancanegara.

Jalur Pendakian Gunung Papandayan

Pendakian Gunung Papandayan bisa dilakukan dalam 2 hari 1 malam saja. Jalurnya cukup landai.

Tetap pastikan membawa peralatan hiking yang diperlukan.

Berikut adalah itinerary, jalur pendakian, dan estimasi lama waktu pendakian Gunung Papandayan:

Camp David – Kawah Mas (20 menit)

Oke, mari kita mulai pendakian. Setelah meninggalkan Camp David, kamu akan melewati kawah yang masih mengeluarkan uap.

Gunung Papandayan ini cukup unik, karena biasanya kalau mendaki gunung pasti baru bisa melihat kawah dari puncaknya.

Artinya basecamp pendakian biasanya dibangun di sisi lain dari gunung.

Tapi Gunung Papandayan berbeda. Posisi basecamp-nya malah terletak di bawah kawah langsung.

Terlihat uap yang melambung keluar, sesekali kamu bisa mendengar suara sulfur yang mendidih dari lubang kawah.

Pemandangan batu vulkanis putih dipadu dengan uap sana sini sangatlah luar biasa indahnya.

Sekitar 20 – 30 menit berjalan melewati kawah, sebuah jalan setapak kecil akan membawa kamu ke punggung bukit.

kawah mas garut
Kawah Gunung Papandayan

Kawah Mas – Pondok Salada (1 – 2 jam)

Di sebelah kanan terlihat sebuah danau kecil yang berwarna hijau tosca yang terbentuk pada saat erupsi di tahun 2002.

Ikuti terus jalan turunan sampai ketemu aliran sungai kecil. Nah, kumpulin energi kamu untuk mendaki jalur yang cukup terjal.

Ada percabangan, sebelah kiri jalurnya landai tapi lebih jauh. Sebelah kanan jalur singkat tapi ya lebih capek.

Setelah 1 – 2 jam pendakian (tergantung kecepatan dan stamina), sampailah di Pondok Salada.

Kamu boleh nge-camp di sini, ada air bersihnya juga, atau melanjutkan pendakian sampai Tegal Alun.

jalur mendaki gunung papandayan
Bukit punggung setelah melewati kawah

Pondok Salada – Hutan Mati – Tegal Alun (1 jam)

Ada 3 jalur untuk menuju Tegal Alun. Yang paling cepat adalah jalur sisi kanan, tinggal motong bagian tengah hutan di sisi punggung bukit satunya.

Jalurnya sangat terjal, tapi 30 – 45 menit saja sudah sampai ke Tegal Alun.

Jalur di sisi kiri lebih gampang, kamu akan melewati hutan mati yang terkenal di Gunung Papandayan. Terserah kamu mau milih jalur yang mana. Kalau saya waku itu naiknya lewat jalur sisi kanan, turunnya baru melewati hutan mati.

Sampai deh di Tegal Alun. Area ini dipenuhi dengan hamparan bunga edelweiss yang indah. Dari Tegal Alun sudah dekat sampai ke puncak.

hutan mati papandayan
Hutan mati

Tegal Alun – Puncak Gunung (1 jam)

Menurut saya sih, tidak perlu sampai puncak. Dari Tegal Alun masih harus jalan sekitar 1 jam.

Sampai puncak juga tidak ada view yang bagus, sekelilingnya cuma pohon-pohon saja seperti di tengah hutan.

Seingat saya setelah Tegal Alun ada sebuah lembah dengan aliran sungai yang mengalir. Spot di sini cukup bagus dan berkesan bagi saya.

Pondok Salada Gunung Papandayan

Penutup

Sekarang kamu mengertikan kenapa Gunung Papandayan adalah gunung favorit saya? Lokasinya tidak jauh dari Jakarta atau Bandung.

Pemandangannya juga bervariasi, ada kawah, hutan mati, dan juga hamparan bunga edelweiss.

Itulah catatan pendakian Gunung Papandayan lengkap dengan jalur pendakian dan itinerary selama 2 hari 1 malam.

Pernahkah kamu mendaki Gunung Papandayan? Bagaimana pengalamanmu? Share di kolom komentar ya!

Baca juga artikel ini: 


Post Views: 3,993