Tentang Bagaimana Kita Menuliskan Cerita Hidup

Artikel ini merupakan artikel guestpost oleh Helmi Santosa, seorang blogger dengan blognya yang berjudul naftlo.id.  Silahkan mampir ke blognya ya! 

Pengalaman kita selama menjalani hidup ini boleh jadi sangatlah menginspirasi, meski mungkin dampaknya tak sebesar tokoh-tokoh terkemuka. Namun, jika tidak diabadikan, ia bisa saja tak lagi memberikan sebuah arti.

Permulaan yang Mainstream

Saya hobi jalan. Pergi jauh ke suatu destinasi yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, lalu mendokumentasikannya ke dalam arsip dokumen pribadi.

Biasanya saya selalu pergi bersama seorang kawan saya. Atau, bila sedang berhalangan, kami akan pergi sendiri-sendiri.

Terkadang jika kebetulan sama-sama ada waktu, seperti ketika sedang liburan, kami akan pergi dengan lebih banyak teman, lima sampai enam orang.

Hingga ketika kegiatan jalan-jalan tersebut sudah mulai bisa dijadwalkan/diruntinkan, tercetuslah sebuah ide.

“Ini aku yakin kita jalan-jalan gini nih pasti ada caranya biar bisa dapat duit. Yakin, pasti ada caranya!” ujar saya kepada kawan saya tersebut, melalui chat WhatsApp.

Kawan saya jelas setuju, tapi belum merespon dengan sebuah jawaban pasti. Mungkin karena kita waktu itu belum menemukan bagaimana caranya, masih berpikir.

Akhirnya, ide tersebut mengendap. Belum menguarkan aroma segarnya.

Tidak disengaja. Tiba-tiba saja. Sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Ya, walau terdengar sangat mainstream, kenyataannya, memang begitulah awal mula kami mengeksekusi ide tersebut menjadi sebuah kesibukan baru. Merintis travel blog.

Bahkan, baru mulai saja ceritanya sudah membosankan, ‘kan? Hahaha …

Meski begitu, bagi kami berdua, prinsipnya sederhana saja.

Ketika kami usai mengunjungi suatu tempat dan mengambil gambarnya, biasanya foto-foto tersebut hanya akan disimpan di galeri, untuk selanjutnya mungkin hampir tidak pernah dibuka sama sekali.

Maka dari itulah kami mencoba untuk mendokumentasikannya di internet. Tepatnya, melalui sebuah blog.

Fase Paling Memuakkan

Setiap orang memiliki cerita jatuh-bangunnya sendiri, begitu pula saya, ketika sedang mulai merintis travel blog kami.

Waktu itu, karena belum punya cukup uang, situs travel blog yang hendak kami rintis ini mulanya saya buat di localhost. Ada alasan tersendiri kenapa saya tidak memulainya di layanan hosted milik WordPress.

Singkat cerita, beberapa konten berupa artikel pun selesai dibuat. Meski jumlahnya tak seberapa, itu sudah cukup memakan waktu dan tenaga.

Sebelumnya saya juga sudah mengatur tampilan situs tersebut dengan tema yang tersedia. Jadi, kalau uangnya sudah ada, tinggal di-online-kan, lalu diubah seperlunya.

Sial, entah mungkin karena memang kurang beruntung, laptop yang saya pakai ini sering sekali keluar-masuk bengkel, padahal terhitung masih baru.

Jadilah beberapa file penting termasuk folder XAMPP-nya harus berulang kali saya cadangkan.

Saya sendiri juga lupa bagaimana kejadian persisnya dan apa saya yang saya lakukan waktu itu.

Yang jelas, masa-masa ketika laptop saya sering diservis itu saja sudah membuat tekad saya untuk merintis sebuah travel blog, perlahan mulai pudar. Saya jenuh. Keadaan seperti tidak sepenuhnya berpihak kepada saya.

Kalian pikir inilah bagian yang memuakkan itu? Sayangnya, bukan. Kamvretmoment itu justru baru saja dimulai …

***

Saya sudah kembali memegang laptop yang, mungkin sudah kalian tebak, baru saja keluar dari tempat servis.

Ketika saya hendak membuka situs saya via localhost, betapa terkejutnya saya saat tahu bahwa ia tidak bisa dibuka, error.

Perasaan frustasi mulai datang dengan pasti, merayap dan menjalar di sekujur tubuh. Hitung kata-kata kotor yang kalian tahu, mungkin saya sudah mengucapkannya waktu itu. Haha …

Mencoba untuk tenang, saya mencoba googling, mencari solusi. Ketemu. Saya utak-atik XAMPP-nya hingga akhirnya situs saya bisa kembali diakses, dengan sebagian besar konten yang HILANG! Hanya tersisa satu, konten pertama yang saya buat.

Apa daya, saya akhirnya mengalah. Mencoba merenung dan berpikir kembali. Ini jelas salah satu pengalaman terkampret dalam hidup saya.

Kita Belajar Banyak dari Pengalaman

Setelah sekian lama tekad untuk merintis travel blog itu pudar, perlahan saya mulai menyadari sesuatu.

Kalau dipikir-dipikir, tulisan-tulisan yang saya buat waktu itu bisa dibilang sangat jelek.

Susunannya tidak rapi, tidak beraturan, tidak konsisten. Intinya, kacau.

Saya tersenyum sendiri. Semoga ini menjadi titik balik. Akhirnya, setelah saya memiliki uang yang dirasa cukup, saya langsung membeli layanan hosting beserta domainnya.

Langsung online, tidak perlu lagi melalui localhost. Saya berbenah cepat, meski dengan sumber daya yang masih seadanya. Membuat situs tersebut layak untuk dinikmati.

***

Mengenai tulisan, ketika hari-hari berjalan datar begitu saja saat saya sedang menulis artikel untuk situs tersebut, saya mencoba gebrakan baru.

Saya mengambil sebuah inisiatif, yaitu mencoba, untuk pertama kalinya, membeli sebuah novel.

Sebenarnya dari dulu saya sama sekali tidak tertarik dengan novel. Saya lebih senang buku-buku tentang sejarah perang atau apa pun itu, yang jelas, selain novel dkk.

Namun, melihat kenyataan bahwa novel memiliki para pembaca setia yang bahkan rela membelinya dalam jumlah banyak, muncul rasa heran sekaligus penasaran dalam diri saya, “Pasti ada alasan kenapa suatu novel bisa begitu diminati.”

Saya kembali googling, mencari rekomendasi novel, memilih kriteria yang sesuai, lalu membuat daftarnya. Singkatnya, novel pertama saya jatuh pada novel karya Tere Liye yang berjudul RINDU.

Setelah beberapa hari membaca novel tersebut dan kemudian tamat, saya menemukan jawabannya.

Ternyata, selain ceritanya yang memang menarik, gaya bahasa yang dipakai untuk menulis sebuah novel pun memiliki porsi besar untuk memengaruhi para pembaca agar betah berlama-lama membacanya.

Gaya penulisan, itu kuncinya. Itu yang perlu saya benahi ketika membuat konten artikel di travel blog yang sedang saya rintis.

Sulit? Jelas. Semuanya memang perlu dilakukan secara bertahap dan perlahan, sebelum akhirnya menjadi sebuah kebiasaan atau bahkan keterampilan.

Baca juga: 5 Cafe Ala Pantai Populer Cocok Buat Nongki di Akhir Pekan

Mencari Inspirasi di Jalan yang Buntu

Perasaan jenuh itu datang lagi. Saya mulai merasa bosan menulis cerita dan juga ulasan tentang suatu destinasi.

Karena merasa tak lagi produktif, saya mencoba mencari inspirasi. Mencari situs-situs menarik bertemakan traveling.

Sesaat, saya teringat sebuah nama yang waktu itu saya juga belum tahu itu apa. Saya hanya mendapatinya di salah satu video KokBisa?. Namanya TelusuRI. Mungkin sebagian besar dari kalian sudah tahu.

Saya mengetikkan nama tersebut di Google, dan menemukan situsnya.

Saya masuk. Ini menarik. Cerita-cerita yang dimuat di situs TelusuRI ini ternyata adalah tulisan karya para kontributornya.

Mereka mendaftar, lalu menuliskan cerita mereka di sana.

Dibuat penasaran, saya tertarik unutk ikut mencoba.

Kembali, singkat cerita, salah satu cerita perjalanan saya berhasil dimuat di sana. Itu adalah cerita tentang pengalaman saya melakukan bikepacker, atau ngelayab motoran.

Sendiri, selama seminggu penuh, awal puasa kemarin. Dari Jogja – Temanggung – Tegal – Temanggung – Gresik – Suramadu – Jogja (pulang).

Saya akui, dari kegiatan menulis cerita perjalanan tersebut (bukan mengulas), menumbuhkan suatu motivasi tersendiri bagi saya.

Mungkin sebelumnya konten-konten yang saya buat selama ini terlalu deskriptif, kurang menarik.

Padahal, dari sebuah pengalaman atau momen sederhana saja sudah bisa dibuat cerita yang menarik, yang penting tetap konsisten dengan tujuan awal pembuatan kontennya.

Sebuah pembelajaran yang efektif. Saya kembali berbenah; mengubah tulisan saya menjadi lebih naratif.

Memulai Pengalaman dari yang Sudah Berpengalaman

Lewat beberapa bulan setelah merintis blog, momen-momen stuck itu kembali datang. Kali ini lebih ke perasaan “Ah, kok gini-gini aja ya blognya?”.

Lagi-lagi, saya harus mencari solusi. Saya pun mencoba blog walking, melihat-lihat ke situs travel blog terkemuka yang sudah lama berdiri. Sekadar membaca apa saja yang menurut saya menarik.

Ada sekira lima atau enam travel blog yang saya kunjungi. Awalnya hanya membaca cerita-cerita wisata biasa, kemudian lama-lama tertarik juga untuk membaca tips atau panduan menjadi travel blogger dst.

Ada satu artikel yang paling saya suka, di samping juga karena apa yang ditulis di situ benar-benar cocok dan sudah saya alami sendiri. Artikel tersebut berisi panduan membuat travel blog.

Saya sangat setuju dengan poin-poin yang disebutkan di situ, beberapa di antaranya:

  1. Tentang prinsip menulis, yaitu semata untuk menuangkan ilmu ataupun pengalaman. Intinya, untuk berbagi.
  2. Mulai dari yang terdekat. Ya, saya pun, ketika hendak membuat materi untuk konten blog saya, hanya memulainya dengan mengunjungi destinasi-destinasi wisata terdekat. Baru kemudian jika kebetulan ada waktu untuk mengunjungi tempat yang lebih jauh, akan saya lakukan. Yang penting ada kemauan untuk memulai, tidak harus dari tempat-tempat yang jauh dulu.
  3. Kita tidak tahu tulisan kita akan membawa kita ke mana. Yang penting, tulislah dulu. Tak peduli apakah ada yang membacanya atau tidak karena nanti akan ada waktunya sendiri, tulisan kita akan dibaca oleh orang yang tepat dan di waktu yang tepat. Rezeki bisa datang dari mana saja.

Lalu, ada juga artikel tentang panduan SEO basic untuk travel blogger. Saya pun awalnya iseng saja ketika membuka artikel tersebut.

Dan setelah membaca tuntas isinya, saya bersyukur, ternyata sejauh ini saya sudah melakukan sebagian besar panduan yang disarankan dalam artikel tersebut. Saya jadi tidak terlalu salah jalan, hahaha.

Saya berani bilang panduan tersebut adalah panduan yang hebat dan berbeda karena, ya, sejauh yang saya ketahui, memang seperti itulah tips SEO dasar yang paling mudah dilakukan.

Berbeda, juga karena isi panduan tersebut akan sangat berbeda dengan yang kalian temukan pada situs-situs di laman pertama Google ketika kalian mengetikkan “tips SEO dasar” (misalnya), yang biasanya malah kurang atau bahkan tidak efektif.

Ya, mau diakui atau tidak, kita akan selalu banyak belajar dari pengalaman. Demikian pula, naluri kita untuk survive biasanya malah muncul ketika kita sedang tidak punya apa-apa.

Membangun yang Baru Lebih Sulit Daripada Meneruskan yang Sudah Ada

Saat menyadari apa yang saya lakukan ini belum sepenuhnya mencapai hasil yang diinginkan, selain memang membutuhkan kesabaran, sebagai pemula, saya jelas butuh bantuan.

Bantuan dari orang-orang yang memang sudah berpengalaman.

Saya tidak ingin berhenti begitu saja ketika saya sudah melangkah begitu jauh. Itu ibarat kita sudah melakukan perjalanan jauh menuju tempat yang kita dambakan, tapi malah berhenti dan duduk di pinggir jalan.

Saya kembali mencari jalan keluar. Solusi untuk blog yang sedang saya rintis. Kembali membuka Google, saya mengetikkan “kolaborasi kreator travel blog” dan kemudian muncullah, di bagian paling atas, situs Nonanomad ini.

Link-nya mengarah ke laman collabs. Langsung saja saya hubungi yang bersangkutan, pemilik blog, Mbak Velysia Zhang.

Kalian penasaran bagaimana cerita ini berakhir?

Cerita ini berakhir tepat ketika kalian selesai membaca tulisan ini, tepat ketika saya mulai menulis artikel panjang ini.

Sebab, dari beberapa percakapan singkat melalui surel, saya sepakat dengan saran dari Mbak Velysia: menulis guest post. Hingga akhirnya jadilah artikel panjang ini, artikel “modus”. Hahaha …

Penutup

Lupakan soal cerita pengalaman saya merintis travel blog. Sebetulnya, yang paling ingin saya sampaikan dan bagikan adalah tentang seberapa besar kemauan dan keinginan kita untuk berbagi melalui tulisan.

Ya, tentang bagaimana kita menuliskan cerita hidup.

Entahlah, tapi tetaplah yakin (dan juga berdoa) bahwa sebuah perjuangan akan memberikan hasil yang sepadan, bahkan meski sampai hari ini kita belum juga melihat hasilnya.

Kepada kalian yang mungkin juga sedang memperjuangkan sesuatu, pesan dari saya hanya satu: tekun.

Semoga suatu hari ketekunan itu akan memberikan hasil tak terduga dan semoga artikel ini bisa memberikan manfaat meski tak seberapa.

Akhir kata, lagi-lagi, kembali mengutip dari TelusuRI,

“Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekalipun akhirnya akan hilang ditelan zaman.”

Biaya Hidup di China, Berapa Sih Pengeluaran Sebulan?

Tertarik untuk kuliah di China? Atau kerja d China? Sebelum pindah ke sana pasti kamu mau tau dulu berapa sih biaya hidup di China? Mahal apa murah? Pengeluaran China per bulan berapaan? 

Kebetulan saya sempat menghabiskan waktu selama 2 tahun di China dalam rangka melanjutkan kuliah S2.

Jadi, saya bisa memberi gambaran tentang biaya hidup di China.

Perlu kamu ketahui kalau China adalah negara yang besar.

Di China ada sistem yang disebut dengan city tier system di mana tiap kota diklasifikasikan berdasarkan tingkat kemajuan kotanya.

Contohnya, kota yang masuk ke Tier 1 adalah Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen.

Di empat kota besar ini, ekonominya lebih maju sehingga biaya hidup lebih mahal dibandingkan kota yang berada di Tier 2 dan Tier 3.

Saya kemarin tinggal di Chengdu yang masuk ke dalam kelompok New Tier 1.

Biaya hidup di Chengdu bisa dibilang lebih murah daripada Beijing atau Shanghai dalam aspek tertentu.

Yuk, kita cek apakah biaya hidup di China itu murah atau mahal.  Berapa kira-kira pengeluaraan China per bulan?

Biaya tukar kurs Renmimbi (RMB) ke Rupiah sekitar 2,281 (Januari 2023).

By the way, kalau mau transfer uang dari Indonesia (Rp) ke China (RMB) bisa menggunakan Wise.

Biaya sewa apartemen di China 

Sebagai mahasiswa kamu bisa tinggal di dorm kampus dengan biaya sewa perbulan yang cukup murah.

Pas saya kuliah di Chengdu, biaya dorm atau asrama per bulan di kampus saya RMB 800/bulan dan dorm nya itu 1 kamar 1 orang. (Saya ga perlu bayar sih soalnya dapat beasiswa).

Kalau engga mau tinggal di dorm, maunya sewa apartemen di area luar kampus, di Chengdu masih dapat harga sewa one-bedroom apartemen RMB 2,000/bulan di pusat kota atau RMB 1,300/bulan di lokasi yang agak pinggiran. 

Biaya sewa apartemen di Shanghai atau Beijing lebih mahal lagi, per bulannya bisa RMB 4,000 – 7,000 tergantung lokasi.

Itupun harga apartemen tipe unit dengan 1 kamar saja.

Paling kerasa bedanya biaya hidup tinggal di kota besar dibanding kota lainnya memang di biaya sewa apartemennya sih.

Untuk biaya listrik dan air perbulannya di sekitar RMB 200 – 300 tergantung pemakaian.

Baca juga: Biaya Hidup di Jepang Berdasarkan Pengalaman Pribadi!

biaya sewa apartemen di china
Apartemen di Chengdu

Biaya makan di China

Pengeluaran makan di China termasuk murah menurut saya. Untuk makan di tempat makan biasa, seporsinya RMB 20 – 35.

Kalau sekali-sekali pengen keluar makan ke restoran enak, ya perorangnya mungkin RMB 50 – 100 (Chengdu) atau 150 – 200 (Beijing/Shanghai).

Restoran fast food seperti McDonalds atau KFC satu setnya di RMB 35. Kopi sih lumayan mahal di China.

Rata-rata harga kopi RMB 30, mau cafe biasa atau Starbucks harganya kurang lebih sama.

Kalau mau minum kopi yang agak murah bisa cobain brand Luckin Coffee.

Baca juga: Biaya hidup di Singapura mahal? Coba kita hitung yuk!

biaya hidup di china makan
Di Chengdu sering makan hotpot

Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari

Di China lumayan banyak juga supermarket brand luar seperti Metro, Wallmart, Carrefour.

Ada juga brand local seperti Hema Xianshen punyanya Alibaba.

Setelah dipikir-pikir saya jarang juga belanja ke supermarket di China. Kalau belanja produk segar kayak telur, sayur, buah-buahan belinya di warung sayur dekat rumah.

Produk impor sabun, shampo kayak Pantene atau Dove harganya juga mahal banget kalau dibandingkan dengan Indonesia.

Makanya saya lebih sering beli online lewat Taobao.

Sebenarnya supermarket dari luar contohnya juga susah bersaing sih di China karena kebanyakan orang belanja online.

Gambaran harga pengeluaran belanja kebutuhan sehari-hari di China:

  • Nasi (1kg): RMB 8
  • Telur (12 biji): RMB 13
  • Susu segar (1L): RMB 13
  • Tomat (1kg): RMB 10
  • Ayam (1kg): RMB 30

Baca juga: Sebelum berangkat ke China, lakukan dulu persiapan ini!

Pengeluaran transportasi umum di China

Tranportasi umum di China sangat bagus. Untuk dalam kota ada bus, BRT (bus cepat), dan MRT/Subway.

Harga tiket bus di Chengdu dekat jauh RMB 2 sekali jalan. Harga MRT juga start dari RMB 2 sampai RMB 6 untuk jarak terjauh.

Biaya taksi di Chengdu start dari RMB 8. Kalau di Beijing atau Shanghai lebih mahal, sekitar RMB 13 untuk tarif awalnya.

Kamu bisa pakai aplikasi Didi (mirip seperti Grab).

Selain itu, download juga aplikasi di China, salah satunya aplikasi sharing bike, contohnya HelloBike atau Mobike biar lebih gampang ke mana-mana dalam jarak dekat.

Biaya langganan sekitar RMB 10/bulan untuk unlimited ride.

Sharing bike di China (source)

Pengeluaran China lainnya

Selain biaya yang disebutkan di atas, ada biaya paket mobile atau internet RMB 50.

Trus di China harus pakai VPN biar bisa buka instagram, youtube, dll.

Per bulannya kalau pake AstrillVPN atau ExpressVPN sekitar RMB 80/bulan, kalau mau lebih murah ambil paket tahunan aja.

Berapa total biaya hidup di China per bulan untuk 1 orang?

Tergantung kamu tinggal di kota mana dan juga gaya hidup kamu. Gambarannya biasa lihat di tabel bawah ini.

[table id=10 /]

Kesimpulan

Menurut saya biaya hidup di China tidak terlalu mahal, kurang lebih mirip dengan Indonesia.

Bedanya kalau di kota besar seperti Beijing, Shanghai, Shenzhen, Guangzhou, biaya hidupnya lebih mahal karena harga rent atau sewa apartemen sana lebih mahal.

Sedangkan kalau di kota lainnya kayak Chengdu, Xian, Suzhou, Chongqing, biaya rent lebih murah.

Dan jangan salah ya, kota seperti Chengdu walaupun New Tier 1 tapi jauh lebih maju daripada Jakarta loh.

Biaya hidup di Beijing atau Shanghai, siap-siap aja per bulan ngeluarin RMB 5,000 – 7,000 kalau hemat atau bercukupan.

 Saya pas stay di Chengdu sebulan paling ngeluarin 1,500 – 2,000 buat biaya hidup.

Kamu bisa bandingkan biaya hidup antar kota lainnya lewat situs ini.

Jadi, tips biar biaya hidup di China murah, pilih kota-kota selain kota Tier 1.

Ohya, pengeluaran China tersebut belum termasuk biaya kuliah atau sekolah Bahasa di China ya.

 

 


Post Views: 2,859

Biaya Hidup di Jepang Berdasarkan Pengalaman Pribadi!

Berapa rata-rata total biaya hidup di Jepang per bulan untuk tempat tinggal, makan, transportasi, dan juga pengeluaran sehari-hari?

Yuk, baca pengalaman Putri yang sudah tinggal di Jepang selama 5 tahun.

Awalnya Putri tinggal di Kyoto selama 2.5 tahun untuk melanjutkan studi MBA di Doshisha University.

Setelah lulus kuliah langsung lanjut kerja di Nara dan Tokyo. (1 Yen = Rp 110 per Mei 2023)

Biaya sewa apartemen di Jepang

Selama tinggal di Jepang aku udah pindahan selama 4x (hehe, banyak ya) dan harus aku akui sewa apartemen di sini ga mudah dengan status foreigner.

Kalau mau sewa apartemen di Jepang, kita harus pake agency.

Ada 2 cara untuk menghubungi agency:

  1. Datang ke kantor agennya langsung lalu pilih-pilih apartemen
  2. Cek di situs rental apartemen (Suumo, Goodrooms, Athome) dan kalau ketemu unit yg cocok bisa kontak agen resmi yang in charge buat unit tersebut

sewa apartemen jepang

Total biaya sewa apartement di Jepang (Kyoto, Nara, Tokyo) termasuk utility cost-nya:

Kyoto: Size 1R sekitar 17m2/¥36,000, internet & water inclusive plus utility ¥6000 (Listrik ¥2000 Gas ¥4000) (1R disini kitchen ama kamar jadi satu plus kamar mandi & toilet juga mix). 5m to station, 5m to konbini, dan dekat dengan kampus.

Nara: Size 1DK sekitar 33m2/¥50,000, internet exclusive jadi plus utility ¥14,000 (internet ¥5,500, air ¥1500, listrik ¥3500 gas ¥3,500) karena aku perlu ambil kontrak internet sendiri. So far, ruangan spacious 1DK means kamar sama dining/kitchen terpisah. Toilet, shower, sama powder room terpisah. Dapur dan veranda juga luas. Jarak dari station 12 menit,  konbini 1 menit karena pas di depan apato.

Tokyo: Size 1K sekitar 23m2/¥85,000, internet inclusive/utility ¥14,000 (listrik ¥7000, air ¥2000, gas ¥5000). Jarak dari stasiun 5 menit, konbini 3 menit. Aku tinggal di Shiomi, jadi ke kantor aku yang di Tokyo Station cuma 7 menit by train.

Bisa dibilang biaya sewa apartemen di Jepang lumayan mahal.

Kalau tinggal di apartemen yang berjarak 40 menit – 1 jam by train dengan harga yang sama harusnya aku bisa dapet 2x size or better apartment.

Tapi karena aku punya claustrophobia, I know I can’t ride a 満員電車.

Rush hour di Tokyo is really no joke.

Untungnya aku cuma perlu naik local train aja untuk pulang pergi kantor, jadi bisa dapat tempat duduk.

Perlu di note bahwa biaya pertama yg harus dibayar pas moving-in di Jepang bisa 4-5x biaya sewa.

  • Deposit money: 1-2x rent
  • Agency fee: 1x rent
  • Key money (biaya ‘terima kasih karena dibolehin sewa’ to the apartment owner): 1-2x rent
  • Fire insurance/housing insurance: 1/2x rent
  • Guarantor fee: 1x rent
  • Sewa 1 bulan pertama dibayar di depan: 1x rent

Jadi, please prepare your cash.

Biaya makan di Jepang

Makan siang aku dapat dari kantor, jadi ini harga buat sarapan/makan malam.

Sekali makan di luar semacam yoshinoya/sukiya/udon/ramen/Mcdonald rata-rata di ¥550-¥1000.

Kalau take away bento box atau beli di konbini rata-rata ¥500-¥700.

Lunch fancy ala cafe ¥1000-¥1600.

Kopi kalo beli di konbini rata2 ¥130 black ¥200 latte for regular size.

Sedangkan kalau di cafe paling murah sekarang ¥550 per cup.

Untuk makan malam bisa lebih mahal.

Biasa aku spend sekitar ¥2000-¥3000 untuk dinner di luar sama teman either di cafe, bistro, ato izakaya.

It could be more expensive  – up to ¥5000 – kalau aku pesan minuman beralkohol.

biaya makan di jepang

Harga barang kebutuhan sehari-hari

Kalau masak jauh lebih murah.

Tapi kalo demen masak sayur, asli di sini sayur mahal, paling murah itu kol (1buah ¥200) dan tauge ¥50 per pack.

Untuk perbandingan, biasa bokchoy isi 2 di sini ¥150, bayam ¥200, brokoli ¥250, kucai 1 unting ¥200.

Daging dan ikan menurut aku lebih affordable dibanding sayur.

Buah? Jangan ditanya, mahaaaall!!

Biasa pengeluaran aku buat belanja atau grocery seminggu itu ¥3000 plus buah/snack ¥3000.

Kalau ditotalkan sekitar ¥30,000 per bulan.

Asli, other people lebi murah harusnya, cuma karena aku ga bisa hilangin kebiasaan makan buah, pengeluaran untuk beli buah aja sama besarnya dengan groceries, haha.

Beberapa gambaran harga untuk barang-barang sehari-hari lainnya:

  • Nasi (1kg): ¥800
  • Telur (12 biji): ¥330
  • Susu segar (1L): ¥250
  • Tomat (1kg): ¥600-¥900
  • Ayam (1kg): ¥1000

pengeluaran belanja di jepang

Biaya transportasi di Jepang

Tarif untuk sekali naik transportasi umum:

  • Bus:  ¥220
  • JR: ¥170
  • Metro: ¥210

Biaya transportasi ke kantor aku ¥5600/bulan, sedang buat jalan-jalan di Tokyo pas weekend ¥3000.

Baca juga: Biaya Hidup di Singapura, Berapa Pengeluaran per Bulan?

Biaya lain-lain

Untuk ke taman/kuil/shrine disini gratis, tapi buat ke museum dan atraksi lainnya semua berbayar.

Pengeluaran lain-lain yang biasanya aku keluarkan ada toiletries ¥1500, laundry ¥2000, jajan ¥10,000.

Sama biaya makan sama temen kantor kali ya..

Sebulan sekali biasa kita ada nomikai after office hour, biasa sekitar ¥3000-¥5000.

biaya transportasi umum jepang

Jadi berapa total biaya per bulan di Jepang kalau tinggal sendiri?

Kira-kira biaya hidup di Jepang per bulan kalau kamu hemat di sekitar ¥160,000 (Rp 17jutaan), standar di ¥200,000 (Rp 22juta), dan kalau agak hedon di ¥230,000 (Rp 25juta).

Pengalaman tinggal di Jepang

Biaya hidup di Jepang sangat bervariasi ya, pengeluaran terbesari di rental apartemen.

Kalau kuat pulang – pergi naik kereta, bisa kok cari apartemen di pinggiran Tokyo (bisa dapat di bawah ¥50,000/bulan)

Untuk biaya makan di luar kurang lebih sama, either di Kyoto/Nara/Tokyo.

Tips: Just because we have money belum tentu kita bisa sewa apartemen yang kita mau karena banyak owner yang ga mau foreigner tinggal di apartemennya.

Walaupun gaji kotor kelihatan besar, setelah dipotong ini itu biasa kita cuma terima bersih 70 – 75% dari gaji.

Kalau engga bisa afford apartment, tinggal di share house juga sangat recommended.

Biasanya setengah dari biaya sewa apartemen ditambah dengan initial fee cuma 1-2x monthly rent.

Tokyo itu 11 – 12 dengan Jakarta, how much we spend sebenarnya sangat bervariasi – tergantung lagi dengan gaya hidup masing-masing.

Bagaimana menurut kamu? Apakah biaya hidup di Jepang mahal atau murah? Bisa share di kolom komentar di bawah ya!

 

 


Post Views: 1,241

Biaya Hidup di Thailand, Mahal atau Murah?

Berapa kira-kira biaya yang harus dikeluarkan untuk hidup di Thailand khususnya Bangkok – mulai dari sewa apartemen, makan, transportasi hingga kebutuhan sehari-hari?

Bangkok merupakan salah satu kota metropolitan di Asia Tenggara di mana banyak perusahaan multinasional yang memilih kota ini sebagai basis.

Hal ini membuat kota ini menjadi tujuan yang menarik untuk mencari pekerjaan atau meningkatkan karier.

Kenalkan Agus yang saat ini berdomisili di Bangkok sejak tahun 2018 – jadi kira-kira sudah sekitar 4 tahun lebih.

Agus pindah ke Bangkok karena kebetulan dapat tawaran pekerjaan di salah satu perusahaan BPO di Thailand. (1 baht = Rp 431)

Biaya sewa apartemen di Thailand

Untuk cari apartemen di Bangkok mungkin hampir sama dengan kota-kota besar lainnya

Ada beberapa cara untuk mencari akomodasi di sini – dari cara manual (mengunjungi masing-masing condo /apartment lalu menghubungi nomor telepon sales nya) ataupun dengan bantuan agen.

Cara yang paling banyak dipakai disini adalah mencari melalui beberapa facebook group khusus expat.

Biasanya sudah ada banyak agent-agent property yang juga ada disetiap group facebook expat, jadi setiap kali ada yang memposting inquiry baru mengenai akomodasi, pihak agent akan langsung berkomentar ataupun menghubungi melalui pesan facebook.

Tipe akomodasi yang di sewa expat-expat disini beragam, biasanya tergantung budget dan ketersediaan akomodasi di area yang diincar, bisa tipe condominium, apartment atau bisa juga townhouse.

Biaya sewa apartemen di Bangkok tergantung lokasi dan juga luas unit.

Untuk 1-bedroom apartment sekitar 8,000 – 20,000 baht per bulan.

Setiap kali ada yang ingin menyewa akomodasi, biasanya diwajibkan membayar deposit sejumlah 2 bulan kontrak + 1 bulan kontrak di awal.

Kebanyakan pemilik property dan agent akan menanyakan apakah kamu punya working permit atau tidak – terutama untuk long term rental.

Untuk short term rental, biasanya working permit tidak wajib.

Untuk pengeluaran utilities seperti air dan listrik, biasanya tidak terlalu mahal.

Untuk air contohnya, condo dengan 1 kamar sampai 3 kamar biaya air-nya biasanya tidak lebih dari 250 baht/bulan.

Sedangkan biaya listrik, biasanya akan dikenakan 8 baht per unit / kWH.

Baca juga: Biaya Hidup di Malaysia, Benaran Lebih Murah?

Biaya makan di Thailand

Untuk biaya hidup sehari-hari, kalau masak sendiri biasanya nggak akan terlalu berbeda dibandingkan dengan makan diluar (asalkan makan di restoran biasa saja bukan di restoran mahal).

Kalau masak sendiri dan belanja bahan makanan di pasar lokal, mungkin bisa menghabiskan hanya sekitar 2,000 – 3,000 baht sebulan.

Tapi kalau makan di luar, restoran biasa sekali makan bisa menghabiskan sekitar 100 baht, jadi untuk 3 kali makan sehari bisa habis 300 baht.

Harga ini juga berlaku untuk fast food.

Untuk restoran yang rada fancy, biasanya harga appetizer bisa sekitar 300 – 500 baht, main course sekitar 750 – 1,000 baht dan dessert sekitar 250 – 350 baht.

biaya makan thailand

Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari

Aku biasanya belanja di Tops Supermarket, BigC, atau Makro – tergantung supermarket yang paling dekat dengan condo.

Untuk area condo-ku sekarang, 3 tempat ini berada di jarak yang dekat, jadi biasanya bisa ganti-ganti.

Kisaran harga untuk barang kebutuhan sehari-hari: 

  • Nasi (1kg):  20 – 25 baht
  • Telur (12 biji): 75 Baht
  • Susu segar (1L): 75 baht
  • Tomat (1kg): 70 – 100 baht
  • Ayam (1kg): 100 – 150 baht

Baca juga: Biaya Hidup di Singapura Mahal? Coba Kita Hitung Yuk!

Biaya transportasi umum

Untuk transportasi di Bangkok ada beberapa pilihan – BTS, MRT, bus, ojek lokal, ojek online.

Naik bus adalah mode transportasi yang paling murah, cuma sekitar 10 – 15 baht sekali jalan.

Sedangkan tarif untuk BTS dan MRT biasanya dihitung per stasiun.

Jarak 5 stasion BTS biasanya sekitar 50 baht.

biaya transportasi umum bangkok thailand

Pengeluaran lain-lain

Untungnya di Thailand operator internet-nya menyediakan paket unlimited, jadi nggak jarang lihat banyak abang-abang ojek yang mangkal sambil nonton Youtube atau Netflix dari HP mereka terus menerus.

Aku sendiri sekarang pakai paket unlimited 4MB selama 6 bulan dengan biaya sekitar 1,600 baht.

Berapa total biaya hidup di Bangkok per bulan?

Pengeluaran untuk biaya hidup di Bangkok, Thailand untuk 1 orang per bulan jika gaya hidup kamu:

  • Hemat (akomodasi + transport + makan): 15,000 – 17,000 baht / Rp 6,5 – 7 juta per  bulan
  • Standar (akomodasi + transport + makan + hiburan): 19,000 – 21,000 baht / Rp 8 – 10 juta per bulan
  • Hedon (akomodasi fancy (at least 20,000)+ transport + makan + entertainment dan cafe hopping 2 – 3 x seminggu): Minimal 50,000 baht / Rp 20 juta per bulan

Overall tinggal di Bangkok lumayan convenient untuk expat, karena banyak pilihan gaya hidup yang bisa di akomodasi.

Pilihan gaya hidup yang kita punya juga akan sangat bergantung sama jumlah budget yang kita punya.

Tips untuk orang Indonesia yang berencana pindah ke Bangkok, yang pasti siap sedia dana untuk akomodasi dulu.

Asalkan akomodasi aman, biasanya biaya-biaya yang lain nggak akan terasa begitu berat terutama karena pengeluaran yang lain bisa kita atur sendiri.

Ada banyak event publik setiap minggu, jadi tidak harus melulu menghabiskan uang untuk entrance fee ke tempat-tempat touristy.

Taman-taman di Bangkok adalah salah satu tempat yang bisa dikunjungi untuk refreshing karena taman-taman nya lumayan terawat dan luas.

Kalau ingin berhemat, pengeluaran terbesar kedua adalah transport, jadi usahakan kenali rute-rute bus terlebih dahulu jadi bisa keliling-keliling tanpa harus bayar mahal untuk taxi atau BTS.

 


Post Views: 1,097

Biaya Hidup di Malaysia, Benaran Lebih Murah?

Berapa kira-kira biaya hidup yang harus dikeluarkan setiap bulan jika ingin tinggal di Malaysia? Cek selengkapnya di artikel ini!

Banyak orang Indonesia yang tertarik untuk pindah ke Malaysia – baik itu untuk bekerja atau kuliah.

Alasannya karena tidak terlalu jauh dan memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia – dari bahasa, kebudayaan, hingga makanan, sehingga lebih mudah untuk beradaptasi.

Dengar-dengar, biaya hidup di Malaysia relatif lebih murah lho dibandingkan dengan Indonesia!

Yuk kita coba intip pengalaman Santi yang saat ini menetap di Malaysia sejak kuliah kemudian lanjut kerja – kalau ditotal sudah hampir 12 tahun!

Biaya sewa apartemen di Malaysia

Zaman-zaman awal kuliah sampai awal kerja masi nyarinya kamar – soalnya ya lebih affordable kan

Tapi semenjak sempat bertemu sama housemate yang agak menyebalkan jadi sudah selalu cari yang tipe studio atau per unit.

Harga sewa apartemen tergantung lokasinya – semakin strategis dan dekat ke pusat kota tentu harganya semakin mahal.

Selain itu, kondisi dan fasilitas condo / apartemen juga menentukan harga sewa.

Biaya sewa apartemen atau condo baru dan mewah untuk dekat pusat Kuala Lumpur, Malaysia bisa RM 2,000 – 3,000 per bulan.

Nah, kalau apartemennya udah lama dengan umur sekitar 10 tahunan ke atas lebih affordable, kisarannya RM 1,300 – 1,900 per bulan.

Untuk harga sewa per kamar dengan ukuran medium master bedroom di kisaran RM 600 – 1000++ per bulan.

Range harganya lumayan besar, balik lagi subjektif karena banyak faktor-faktor yang menentukan.

Di sini kalau mau sewa kamar atau rumah wajib/ standarnya membayar deposit 2.5 bulan (2 bulan untuk rent dan – 1/2 bulan untuk utilities).

Sekarang aku tinggal berdua sama adikku, jadi tiap bulan bayar biaya listrik sekitar RM 150, air RM 6 aja, wi-fi RM 120.

Kalau mau nyari rental kamar bisa di situs seperti Ibilik, buat rental apartemen per unit bisa di situs seperti PropertyGuru atau Mudah.my.

Baca juga: Biaya Hidup di China, Berapa Sih Pengeluaran Sebulan?

biaya sewa apartemen di malaysia

Biaya makan di Malaysia

Aku biasanya makan nasi campur (istilahnya kalau di sini Zhap Fan), jadi ngambil nasi dan lauk sendiri gitu, sekali makan RM 7 – 8.

Fast food  seperti McDonalds harga per set meal gitu sekitaran RM 15 – 25.

Untuk ngopi di kopitiam ga terlalu mahal juga di RM 3 – 4.

Kalau makan di restoran menengah di mall-mall yang rada fancy gitu mungkin sekali makan bisa RM 10 – 30 per meal.

Kalau yang agak mewah di RM 30 – 50, even yang sangat mewah RM 100 + per meal.

biaya makan malaysia

Harga barang kebutuhan sehari-hari

Untuk belanja kebutuhan sehari-hari bisa di Giant atau Tesco.

Ini gambaran kisaran harga untuk belanja kebutuhan sehari-hari (groceries):

  • Nasi (1kg): RM 15 – 20
  • Telur (10 biji): RM 7 – 10
  • Susu segar (1L): RM 5 – 8
  • Tomat (1kg): RM 4 – 7
  • Ayam (1kg): RM 15 – 20

Biaya transportasi umum di Malaysia

Transportasi umum di Malaysia lumayan memadai, gampang banget untuk kemana-kemana.

Di Kuala Lumpur sendiri ada berbagai jenis transportasi umum seperti Monorail, LRT, MRT, KTM (Commuter Train), dan juga Bus (RapidKL dan BRT).

Tinggal download aja aplikasi bus dan trainnya misalkan Rapidly untuk melihat rute-rutenya. Informasi dari Google Maps juga lumayan akurat.

Harga tiket bus dan kereta tergantung destinasi.

Kalau bus RapidKL kayaknya paling mahal RM 3 untuk sekali jalan, kalau cuma dekat-dekat sekitar RM 1 aja.

Untuk BRT dan MRT paling mahal di sekitar RM 6 -7.

Kalau mau naik taksi, tarif dasar dimulai dari RM 3 kemudian RM 0.25 per 200 meter.

Bisa juga pakai aplikasi Grab untuk kemana-mana.

transportasi umum malaysia

Pengeluaran lain-lain

Rekreasi di sini biasa ada harga khusus turis ya, which normally bisa 2 atau 3x lipat dari harga orang lokal.

Contohnya kayak atraksi 3D Room atau Upside Down – tiket masuk untuk orang lokal mungkin RM 15 – 20 tapi untuk turis bisa up to RM 30.

Paket internet yang dibeli di airport  harganya RM 25 unlimited untuk pemakaian 1 minggu.

Kalau aku pakai paket internet yang postpaid, harga per bulan RM 40.

Baca juga: Biaya Hidup di Singapura Mahal? Coba Kita Hitung Yuk!

Jadi berapa total biaya per bulan di Malaysia untuk 1 orang?

Total biaya hidup di Malaysia untuk 1 orang kalau hemat kira-kira di sekitar RM 1,800 – 2,000 atau setara dengan Rp 5 – 6 juta setiap bulannya.

Kalau kamu punya lifestyle yang lebih tinggi, mungkin di sekitar RM 5,000 atau setara dengan Rp 15jutaan.

Tapi standar gaji di Malaysia lebih tinggi ya, jadi walaupun kelihatannya lebih mahal tapi masih bisa ke-cover.

Hidup HematHidup SedangHidup Mewah
Sewa ApartemenRM 700RM 1,500RM 3,000
MakanRM 600RM 1,500RM 3,000
TransportasiRM 200RM 600RM 1,500
Biaya rekreasi dan lain-lainRM 500RM 1,000RM 2,000
TotalRM 1,800RM 4,600RM 9,500

Kesimpulan

Disini buat kerja dan menabung lebih oke dibandingkan di Jakarta ya setau aku, dari biaya hidup plus gaji UMR di sini.

I could proudly say that biaya hidup di sini lebih murah dari Jakarta.

Dari segi komunikasi, kemampuan bahasa juga lebih terlatih.

Enaknya tinggal di Malaysia juga jadi lebih banyak bersosialisasi dengan orang-orang dengan culture yang berbeda juga.

Tipsnya, kalau mau jalan-jalan ke Malaysia sebaiknya sama teman yang lancar Bahasa Inggris atau Mandarin biar engga disangka turis karena biasa harganya akan dimahalin terutama kalau ke pasar.

Nah, menurut kamu biaya hidup di Malaysia murah atau mahal? Share di kolom komentar ya!

 


Post Views: 1,128

Biaya Hidup di Rumania, Ga Semahal Negara Eropa Lainnya

Berapa kira-kira budget yang perlu disiapkan untuk kebutuhan atau biaya hidup sehari-hari di Rumania? Yuk, kita hitung!

Rumania dikenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup yang cukup terjangkau di Eropa.

Harga makanan, akomodasi, dan transportasi relatif terjangkau dibandingkan dengan negara-negara Eropa Barat lainnya.

Tertarik untuk pindah ke Rumania?

Dian Munteanu-Permatasari akan berbagi pengalamannya tinggal di Kota Brasov, Rumania selama 2,5 tahun.

Dian pindah ke Rumania setelah menikah dengan warga negara Rumania, mereka ketemua dan kerja bareng di kapal pesiar.

Biaya sewa apartemen di Rumania

Untuk mencari tempat tinggal, gampangnya lewat aplikasi OLX atau website seperti https://www.imobiliare.ro/.

Di sana, ada apartemen yang dipublikasikan oleh pemiliknya langsung atau agensi.

Saat menandatangani kontrak, biasanya kita harus bayar uang sewa di depan dan deposit seharga biaya sewa per bulan tersebut.

Kalau lewat agensi, kita mesti membayarkan fee tambahan ke agensinya (biaya tergantung masing-masing agen)

Biaya untuk sewa apartemen tipe studio (1 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur) di Rumania biasanya sekitar 1,250 – 1,750 lei (Rp 4-6 juta).

Sedangkan untuk one bedroom apartment (1 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur dan 1 kamar mandi) harganya sekitar 1,500- 2,500 lei (Rp 5-8 juta).

Balik lagi tergantung luas dan seberapa modern apartemennya.

Pengeluaran untuk air, listrik dan gas per bulan rata-rata untuk 2 orang sekitar 450 lei (Rp 1,5 juta).

Di puncak musim dingin seperti bulan Januari dan Februari bisa sampai 750 lei (Rp 2,5 juta) karena banyak memakai gas buat penghangat.

Baca juga: Biaya Hidup di Malaysia, Benaran Lebih Murah?

biaya sewa apartemen di rumania
apartemen rumania

Biaya makan di Rumania

Kalau mau lebih hemat sebaiknya masak sendiri.

Kami berdua menghabiskan sekitar 850 lei (Rp 2,8 juta) sebulan untuk biaya makan di Rumania.

Untuk makan di luar yang hemat bisa di resto fast food, gerai pastry atau sandwich.

Untuk di resto fast food seperti McDonald, menu utama sekitar 30 lei (Rp 100 ribu).

Gerai pastry atau sandwich biasanya yang paling murah sekitar 10 – 20 lei (Rp 32 ribu – 65 ribu).

Kalau kopi yang dijual di vending machine lumayan murah, hanya sekitar 3 – 5 lei (Rp 10-15 ribu), sedangkan di cafe harganya 10 – 20 lei (Rp 32 – 65 ribu).

Untuk makan di restoran standar, sekitar 45 – 60 lei (Rp 150-200 ribu) untuk satu menu makan utama plus satu minuman.

Sedangkan di resto fancy bisa dari 75 – 150 lei (Rp 250-500 ribu) per orang.

Tidak semahal di negara Eropa Barat, sih.

biaya makan di rumania
cafe di rumania

Harga barang kebutuhan sehari-hari

Untuk belanja kami lebih suka di supermarket, karena lebih lengkap dan jaraknya lebih dekat dari rumah.

Harganya pun hampir sama dengan pasar tradisional karena suka ada promo.

Kisaran harga untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari:

  • Nasi (1kg): 8 lei (Rp 26 ribu)
  • Telur (30 biji): 26 lei (Rp 85 ribu)
  • Susu segar (1L): 7 lei (Rp 23 ribu)
  • Tomat (1kg): 10 lei (Rp 33 ribu)
  • Ayam (1kg): 27 lei (Rp 90 ribu)

Baca juga: Biaya Hidup di Turki, Tertarik untuk Pindah Ke Negara Ini?

Biaya transportasi umum di Rumania

Di Rumania ada berbagai jenis transportasi umum untuk digunakan.

Kalau di kota-kota besar seperti Bucharest ada bus, metro, LRT, dan juga kereta api.

Biaya transportasi sekali perjalanan di sekitar 4 lei (Rp 13 ribu) untuk durasi 60 menit, sedangkan tiket bulanan 80 lei (Rp 265 ribu).

Pengeluaran lain-lain

Paket data internet biasanya mulai dari 35 lei (Rp 115 ribu) untuk 50GB sebulan.

Internet di sini murah dan kencang, jadi mau download dan streaming lancar banget.

Untuk wifi rumah mulai dari 30 lei biasanya sudah termasuk tv cable, tapi dengan durasi kontrak yang panjang (2 tahun).

Untuk rekreasi di alam terbuka seperti jalan-jalan di taman atau arena BBQ di kaki gunung yang dibangun pemerintah biasanya gratis.

Sedangkan yang bayar biasanya milik swasta seperti Adventure Park, Ziplining, Bouldering atau pertunjukan seni / masuk museum.

brasov rumania
biaya hidup di rumania

Jadi berapa total biaya per bulan untuk hidup di Rumania?

Kalau dihitung-hitung, kisaran biaya hidup per bulan jika tinggal di Rumania untuk dua orang sekitar 2,600 lei / Rp 8,5 juta (hemat), 3,000 lei / Rp 10juta (standar), dan 5,000 lei / Rp 16,5 juta (hedon).

Biaya hidup di Brasov termasuk top 5 termahal di negara Rumania karena ini daerah turistik dan termasuk kota besar.

Tapi kotanya bikin nyaman buat ekspat, selain karena indah dikelilingi gunung, banyak hiburan juga.

Tips untuk orang Indonesia yang mau tinggal di sini, sediakan baju musim dingin yang berkualitas.

Di musim panas pun beda suhu bisa drastis dari siang ke malamnya.

Harus rajin masak sendiri karena makan di luar mahal, dan pilihannya juga kurang beragam, hehe.

 


Post Views: 1,029

Biaya Hidup di Turki, Tertarik untuk Pindah Ke Negara Ini?

Tertarik untuk pindah ke Turki? Berapa biaya hidup yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari jika ingin tinggal di Turki? 

Turki memang terkenal sebagai destinasi wisata favorit orang Indonesia.

Tapi taukah kamu kalau ada juga orang Indonesia yang tinggal di Turki untuk kuliah ataupun berkeluarga?

Yuk cek pengalaman Silvijulya atau biasa dipanggil Julia yang tinggal di Kota Antalya, Turkiye.

Julia tinggal di Turki sejak tahun 2018 untuk melanjutkan pendidikan S2 karena mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Turki. (Rate 1 TL = Rp 750)

biaya hidup di turki

Biaya sewa apartemen di Turki

Awal datang ke Turki karena aku datang ke sini dengan modal beasiswa.

Jadi, program beasiswa yang ditawarkan sudah termasuk tempat tinggal, living cost (makan dan jajan), dan tuition fee.

Buat kamu yang tertarik sama program beasiswanya bisa cek langsung informasinya di www.turkiyeburslari.gov.tr.

Inflasi di Turki membuat harga jadi ga menentu.

Kisaran harga sewa rumah untuk tahun ini kalau ga salah paling murah di sekitar 8,000 TL (Rp 6 juta) di Antalya (setiap kota punya harga sewa yang berbeda).

Biasanya ada aturan umum yang harus diikuti ketika menyewa rumah seperti deposit dan IKAMET (residence card) kalau sewanya untuk jangka waktu yang panjang.

Kebanyakan mahasiswa yang tinggal di Turki lebih suka untuk tinggal di apartemen karena harganya lebih terjangkau.

Akan tetapi, untuk newcomers khusus untuk program beasiswa, pemerintah Turki akan menyediakan akomodasi berupa kamar di dormitory.

Untuk biaya listrik dan air tergantung tempat tinggal dan penggunaan di musim yang berbeda.

Aku pribadi jarang tinggal di rumah karena kerja dan urusan kampus, jadi biasanya pengeluaranku untuk utilities pada musim dingin lebih murah – sekitar 150 TL untuk listrik dan 70 TL untuk air per bulan.

Karena di Antalya musim dingin-nya tidak terlalu dingin, jadi aku jarang menggunakan heater, otomatis jadi lebih murah

Beda pas musim panas,  karena suhu di sini bisa mencapai 40 derajat, jadi pengeluaran tagihan listrik bisa sampai 500 TL dan air bisa sampai 300 TL.

Tapi balik lagi tergantung kebijakan pemerintah karena bisa berubah-ubah untuk utility bill.

Biaya makan di Turki

Setelah inflasi, sekali makan di luar sekitar 200 TL.

Kalau makan dirumah bisa lebih irit  karena 200 TL cukup untuk 2 hari makan.

Fast food rata-rata – harga 1 paket burger misalnya – di 200 TL.

Kopi Starbucks bisa di bilang masih terjangkau di harga sekitar 60 TL.

Kalau mau makan di restoran fancy, at least sekali kunjungan itu harus spending kisaran harga 600 TL bahkan lebih.

Untuk makanan Asia di sini overprice banget. Sekali makan sama temen itu bisa sampai 1,000 TL.

biaya makan di turki

Harga barang kebutuhan sehari-hari

Untuk belanja sehari-hari aku biasanya di supermarket Migros – karena local market itu ga buka setiap hari (hanya hari-hari tertentu) – dan aku males nunggu lagi atau kadang suka lupa harinya.

Harga untuk barang kebutuhan sehari-hari: 

  • Nasi (1kg): 50 TL
  • Telur (12 biji): 60 TL
  • Susu segar (1L): 26 TL
  • Tomat (1kg): 26 TL
  • Ayam (1kg): 167 TL

Baca juga: Biaya Hidup di Rumania, Ga Semahal Negara Eropa Lainnya

Biaya transportasi di Turki 

Biaya transportasi di Turki untuk mahasiswa dan orang kerja itu berbeda.

Untuk lansia public transportation disini gratis, sedangkan untuk pelajar biasanya untuk sekali jalan naik bis 5 TL.

Untuk orang kerja / turis di sekitar 11 TL.

Bus dan tram harganya kurang lebih sama.

Di setiap kota mungkin beda-beda ya.

transportasi turki

Pengeluaran lain-lain

Paket data internet di Turki untuk sebulan sekitar 500 TL.

Kalau mau ke tempat rekreasi biasanya gratis karena terbuka untuk publik, kecuali seperti kereta gantung, museum (di Istanbul) biasanya harganya mahal.

Bisa beli kartu museum pass harganya kurang lebih 1,000 TL.

Berapa total biaya hidup di Turki?

Untuk total biaya makan, transportasi, dan hangout (belum termasuk biaya sewa rumah dan bill):

  • Hemat: 3,000 TL / Rp 2,5 juta
  • Standar: 7,000 TL / Rp 5 juta
  • Hedon: 15,000 TL / Rp 11 juta

Kalau include sewa apartemen tergantung kota dan tipe apartemen di kisaran 7,000 – 25,000 TL.

Aku berasa jaman pertama kali aku kesini lebih murah karena Turki masih dalam keadaan baik secara ekonomi, tapi sekarang benar-benar semua orang tampaknya hidup susah.

Semua harga pangan naik, kebutuhan sampai sewa rumah pun naik ditambah perang antara Rusia dan Ukraina, orang orang di Ukraina dan Rusia pindah ke Antalya untuk berlindung mempengaruhi semuanya.

Tips untuk orang Indo yang berniat tinggal disini.. JANGAN hehehe..bercanda.

Saran aku sih, harus siap aja sama kultur makanan, disini kalau mau makanan asia mending di rumah masak sendiri karena harga di luar terkadang ga masuk akal untuk makanan Asia.

Intinya harus siap mental dan finansial aja sih.

 


Post Views: 997

Biaya Hidup di Singapura Mahal? Coba Kita Hitung Yuk!

Berapa sih biaya hidup yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari di Singapura dalam sebulan? Yuk, kita hitung!

Singapura memang dikenal sebagai negara yang memiliki biaya hidup yang tinggi.

Berdasarkan sebuah survey yang dilakukan oleh CEOWORLD Magazine, Singapura menempati peringkat ke-4 di dunia sebagai kota termahal untuk ditinggali setelah Zurich, Paris, dan Hongkong.

Apa sih yang membuat biaya hidup di Singapura mahal?

Nah, karena saya pribadi sudah tinggal di Singapura, maka saya akan memberi gambaran tentang biaya pengeluaran di negara ini. (1 SGD = Rp 11,074)

Biaya sewa apartemen di Singapura

Faktor utama yang membuat tinggal di Singapura itu mahal adalah biaya sewa apartemen.

Mungkin karena negaranya kecil jadi tanahnya juga terbatas sehingga harga properti melambung.

Lokasi tentunya sangat mempengaruhi harga sewa juga. Semakin dekat ke kota, semakin mahal juga biayanya.

Di Singapura ada 2 tipe apartement yang biasa disebut dengan “Condo” dan “HDB”.

Condo memiliki fasilitas lebih lengkap seperti gym, kolam renang.

Sedangkan HDB fasilitasnya lebih sedikit karena sebenarnya HDB adalah apartemen subsidi untuk orang lokal disini.

Jadi harga Condo biasanya lebih mahal dibandingkan HDB.

Dari pengalaman saya, kalau mau sewa satu unit apartemen tipe studio di area pinggiran atau bukan di pusat kota, masih bisa dapat harga sekitar SGD 2,500 – 3,000.

Kalau mau sewa 1 kamar saja dan tinggal sama landlord atau share sama yang lain mungkin masih dapat sekitar SGD 800 – 1,500 di area pinggiran.

Kalau di area kota mungkin ga dapat lagi harga segitu.

Suka dengan konten ini? Dukung Nonanomad biar semangat bikin konten yang bermanfaat buat kamu. Klik di sini untuk memberikan dukungan!

Kemarin saya sempat tinggal di area Joo Chiat untuk sewa 1 kamar SGD 1,400, tapi ini udah rada outdated sih karena belakangan ini harga rent properti di Singapura lagi naik banget.

Mau ambil unit sendiri mungkin harus expect di harga sekitar SGD 3,000 – 4,000 (1 bedroom apartment), kalau ambil yang tipe HDB harga segini bisa dapat yang 3 kamar.

Harga ini masih yang agak pinggiran ya, kalau rada ke pusat kota kayak di area Marina, Orchard harganya lebih mahal lagi.

Kalau kamu tinggal sama landlord biasa tidak perlu lagi mikirin biaya listrik dan lainnya.

Tapi kalau mau sewa unit sendiri ya ada lagi biaya tambahan lainnya.

Saya pernah menulis artikel tentang tips sewa apartemen di Singapura yang bisa kamu baca di sini.

biaya sewa apartemen di singapura
Kamar saya di Singapura

Biaya makan di Singapura

Biaya makan di Singapura masih cukup terjangkau.

Kalau mau hemat bisa makan di Hawker’s Center, semacam foodcourt yang menjual berbagai jenis makanan.

Masih bisa dapet lah SGD 4 – 6 untuk sekali makan di Hawker’s Center.

Yang mahalnya kalau makan di restoran, paling engga harga 1 porsinya SGD 10 – 20.

Harga kopi biasanya di SGD 5 – 6. Untuk fastfood seperti McDonalds atau KFC harga satu set gitu biasanya SGD 10.

Baca juga: Pengalaman jalan – jalan ke Singapura sambil healing!

biaya makan di singapura
Hawker’s Center di Singapura, banyak pilihan makanan.

Harga barang kebutuhan sehari-hari

Saya belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket yang bernama NTUC Fairprice.

Supermarket ini yang paling besar dan banyak cabangnya di Singapura.

Ada juga pasar, tapi saya pribadi jarang sih belanja di pasar.

Beberapa gambaran harga untuk barang-barang sehari-hari (saya ambil harga termurah saja):

  • Nasi (5kg): SGD 8
  • Telur (10 biji): SGD 2
  • Susu segar (2L): SGD 6
  • Tomat (600gr): SGD 1.8
  • Ayam (300gr): SGD 3
  • Indomie (5 biji): SGD 2

Masih oke juga harga-harga barang kebutuhan sehari-hari. Mungkin di pasar bakal lebih murah juga.

Masak sendiri pastinya akan lebih murah jika dibandingkan dengan makan diluar.

Baca juga: Kirim Uang Dari Singapura ke Indonesia dengan Wise

biaya kebutuhan sehari-hari
Belanja di NTUC Fairprice

Biaya transportasi umum di Singapura

Transportasi umum di Singapura cukup baik, ada bus dan juga MRT.

Kamu bisa beli kartu EZ-Link biar dapat potongan harga.

Biaya untuk bus kalau jarak dekat < 5km disekitar SGD 1. Kalau MRT juga di SGD 1-2.

Untuk tarif transportasi umum di Singapura lengkapnya bisa dilihat di sini.

Tarif dasar untuk taksi dimulai di SGD 4 ditambah SGD 0.70 per kmnya. Bisa juga naik Grab, jarak dekat biasanya di SGD 6.

Bus di Singapura

Pengeluaran Lainnya

Biaya lainnya paling untuk paket mobile dan internet, per bulannya sekitar SGD 20.

Biaya lain palingan ya pengeluaran pribadi untuk shopping.

Ada banyak tempat wisata di Singapura, beberapa gratis sih tapi kalau yang berbayar lumayan juga. Jadi kalau mau jalan-jalan siapin lagi budget-nya.

Jadi berapa total biaya per bulan di Singapura untuk 1 orang?

Kalau kamu hidupnya hemat bisa ngeluarin cuma SGD 1,900 / Rp 21 juta saja sebulan untuk biaya hidup di Singapura.

Kalau mau agak enak dan nyaman ya, siap-siap aja ngeluarin sekitar SGD 3,600 / Rp 39,5juta per bulan.

Kembali lagi ke lifestyle masing-masing.

Rincian dan estimasi total biaya hidup perbulan di Singapura untuk 1 orang dapat kamu lihat di tabel bawah ini:

HematSedangMewah
Sewa ApartemenSGD 1,200SGD 1,800SGD 3,500
MakanSGD 500SGD 1,000SGD 2,000
TransportasiSGD 100SGD 300SGD 800
Biaya lain-lainSGD 100SGD 500SGD 1,000
TotalSGD 1,900SGD 3,600SGD 7,300

Kesimpulan

Saya sendiri berasa sih biaya hidup di Singapura memang mahal, terutama di biaya sewa apartemennya.

Kalau untuk makan dan kebutuhan sehari-hari masih bisa nyari yang murah.

Masih mau tinggal di Singapura? Hehe. Mudah-mudahan kamu jadi ada gambaran, jadi pas udah pindah ke Singapura tidak akan kaget.

Baca juga artikel ini:

 


Post Views: 3,927