Info Jalur Pendakian Gunung Semeru (Transportasi, Biaya, Rute)

Saya akan berbagi info seputar pendakian Gunung Semeru seperti jalur pendakian, cara menuju ke sana, berapa biaya yang dibutuhkan, dan itinerary atau pengalaman saya mendaki puncak tertinggi di Jawa! 

Gunung Semeru merupakan sebuah gunung berapi yang terletak di Jawa Timur, Indonesia, tepatnya di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

Gunung ini memiliki ketinggian 3,676 mdpl yang menjadikannya gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia, setelah Gunung Kerinci dan Gunung Rinjani.

Mendaki Gunung Semeru adalah impian bagi banyak pendaki di Indonesia termasuk saya.

Saya sendiri berkesempatan untuk naik Gunung Semeru sebanyak 2 kali.

Pada pendakian pertama saya harus menahan rasa kecewa karena gagal mencapai Puncak Mahameru.

Baru pada pendakian kedua saya berhasil menggapai puncak tertinggi di Jawa ini.

Update terbaru: Pendakian Gunung Semeru saat ini masih ditutup

jalur pendakian gunung semeru
Matahari terbit ketika menuju puncak Gunung Semeru

Transportasi atau cara ke Gunung Semeru

Untuk mendaki Gunung Semeru, kamu terlebih dahulu harus ke Kota Malang.

Jika kamu berangkat dari Jakarta, ada 3 opsi transportasi untuk ke Malang yaitu:

  • Kereta api ekonomi
    Kereta api Matamarja berangkat dari Pasar Senen ke Stasiun Malang dengan lama perjalanan sekitar 16.5 jam dan harga tiket Rp 150,000.
  • Bus 
    Ada beberapa operator bus seperti Pahala Kencana, Kramat Djati, Medali Mas, dan Lorena yang berangkat dari terminal Grogol atau Pulau Gebang di Jakarta menuju Terminal Arjosari di Malang. Lama perjalanan menggunakan bus sekitar 15 jam dengan harga tiket sekitar Rp 320,000 – 400,000. (lihat jadwal bus)
  • Pesawat
    Cara paling cepat tapi mahal adalah menggunakan pesawat. Maskapai LionAir, Batik, dan Garuda memiliki jadwal penerbangan ke Malang dengan lama penerbangan hanya 1.5jam saja. Harga tiket pesawat berkisar antara Rp 500,000 – 700,000.

Setelah sampai di Malang, kamu bisa naik angkot TA (Tumpang-Arjosari) ke Pasar Tumpang.

Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju basecamp Ranu Pani dengan jeep atau ojek.

Harga sewa jeep dari Pasar Tumpang menuju Ranu Pani biasanya di harga Rp 650,000 dengan kapasitas 10 – 12 orang dan memakan waktu 1.5 jam.

Jika kapasitas tidak cukup, kamu bisa cari rombongan lain untuk sharing ongkos jeep, atau pilihan lainnya adalah menggunakan jasa ojek ke Ranu Pani dengan tarif Rp 100,000 – 150,000.

Melakukan pendaftaran Gunung Semeru melalui sistem online

Pendakian Gunung Semeru telah mengalami perubahan di mana pendaki wajib melakukan pendaftaran melalui sistem online yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Tujuan diberlakukannya Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian Gunung Semeru adalah sebagai upaya dalam meningkatkan keselematan dan kenyamanan pendaki, serta menjaga kelestarian ekosistem Gunung Semeru.

Saat ini kuota pendakian untuk Gunung Semeru dibatasi 300 orang per hari melalui pintu masuk Ranu Pani.

Langkah-langkah prosedur pendaftaran pendakian Gunung Semeru melalui sistem online kurang lebih sebagai berikut:

  1. Klik di sini untuk masuk ke sistem pendaftaran online
  2. Pilih tombol “Booking Sekarang Juga”
  3. Baca SOP lengkap pendakian dan klik tombol “selanjutnya”
  4. Centang semua pilihan dan klik tombol “daftar”
  5. Pilih tanggal pendaftaran sesuai kuota yang tersedia
  6. Isi data diri ketua dan rombongan termasuk jadwal pendakian, nama, kewarganegaraan, tanggal lahir, nomor telp keluarga, pekerjaan, dan email. Setelah lengkap klik tombol “kirim”
  7. Lakukan pembayaran simaksi menggunakan nomor virtual account dengan tujuan Bank BRI Syariah. Pembayaran harus dilakukan dalam jangka waktu 5 jam, lewat dari masa tersebut pendaftaran akan dibatalkan. Untuk cara pembayaran lengkapnya bisa klik di sini.
  8. Setelah melakukan pembayaran, cek alamat e-mail untuk konfirmasi.
  9. Print bukti pendaftaran, surat pernyataan, dan daftar perlengkapan.

Checklist yang harus dibawa ketika akan memulai pendakian Gunung Semeru adalah:

  1. Bukti cetak pendaftaran
  2. Surat keterangan sehat dari dokter
  3. Fotokopi KTP/KTM/Paspor yang masih berlaku
  4. Surat ijin dari orang tua bermaterai dan fotokopi KTP orang tua (bagi yang belum punya KTP pribadi)

Harga tiket masuk (simaksi) Gunung Semeru

Harga tiket masuk atau simaksi Gunung Semeru adalah:

  • Pendaki Indonesia: Rp 19,000 (hari kerja) dan Rp 24,000 (hari libur) – per orang per hari
  • Pendaki Mancanegara: Rp 210,000 (hari kerja) dan Rp 310,000 (hari libur) – per orang per hari

Bagi pendaki yang gagal mendaki karena kebijakan penutupan bisa melakukan reschedule melalui link ini. 

Alur reschedule booking online Semeru adalah: 

  1. Verifikasi kode booking online melalui laman reschedule
  2. Verfikasi email atau no hp
  3. Cermati syarat dan ketentuan reschedule
  4. Ubah data ketua atau anggota
  5. Kirim data yang telah dirubah
  6. Cetak bukti reschedule

Jalur pendakian Gunung Semeru

Idealnya butuh paling tidak 3 hari untuk mendaki Gunung Semeru. Pos camping bisa di Danau Ranu Kumbolo atau Pos Kalimati.

Detail jalur pendakian Gunung Semeru kurang lebih seperti ini:

  • Ranu Pani – Landengan Dowo : 3 km / 1.5 jam
  • Landengan Dowo – Watu Rejeng : 3 km / 1.5 jam
  • Watu Rejeng – Ranu Kumbolo : 4.5  km / 2 jam
  • Ranu Kumbolo – Oro Oro Ombo : 1 km / 30min
  • Oro-Oro Ombo – Cemoro Kandang : 1.5 km / 30min
  • Cemoro Kandang – Jambangan : 3 km / 30min
  • Jambangan – Kalimati : 2 km / 30min
  • Kalimati – Arcopodo : 1.2 km / 2.5 jam
  • Arcopodo – Summit : 1.5km / 4 jam

Saya pribadi sih ngerasa kalau jalur pendakian Gunung Semeru agak membosankan.

Dari Ranu Pani sampai Kalimati jalurnya cukup landai dan tidak terlalu sulit, sekilas mirip pendakian Gunung Argopuro (sama-sama di Jawa Timur juga).

Yang wajib dilakukan adalah nge-camp di tepi Danau Ranu Kumbolo.

Pemandangan matahari terbit di Ranu Kumbolo dengan pantulan bukit di permukaan air danau benar-benar menyejukkan mata.

pagi hari di danau ranu kumbolo
Matahari terbit di Danau Ranu Kumbolo

Dari Ranu Kumbolo ada yang namanya Tanjakan Cinta.

Mungkin sudah sering dengar juga tentang mitos kalau berjalan di tanjakan ini tidak boleh berhenti atau menoleh ke belakang.

Kalau berhasil, niscaya akan menemukan cinta sejati. Percaya atau tidak yang penting seru-seruan aja iseng taruhan sama teman, hehe.

Ada juga Oro-Oro Ombo yang terkenal dengan pemandangan padang rumput luas dengan puncak Mahameru sebagai latar belakang.

Dari Kalimati ke puncak memang jaraknya tidak kelihatan jauh namun memakan waktu yang cukup lama karena jalurnya yang sangat terjal. Inilah bagian yang paling sulit.

Dari batas vegetasi ke puncak trek-nya sudah berbatu vulkanis dan berpasir. Jadi ketika melangkah naik pasti akan kebawa turun. Hati-hati dan jaga keselamatan ketika mendaki.

Baca juga: Pengalaman mendaki Gunung Ciremai via Linggasana

Pengalaman mendaki Gunung Semeru

Di bagian ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya mendaki Gunung Semeru yang seru, deg-degan, dan penuh dengan drama. Selamat membaca!

Belajar dari kegagalan pertama

Pengalaman saya mendaki Gunung Semeru selalu penuh dengan drama.

Pertama kali saya naik Gunung Semeru pas masih jaman kereta ekonomi yang selalu penuh dan harus berdesakan.

Saya harus duduk di lantai antar gerbong kereta yang dekat toilet saking penuhnya.

Malam-malam pedagang asongan melangkahi kepala-kepala penumpang yang duduk di lantai kereta sambil bersahutan.

Untungnya sekarang kondisi kereta api ekonomi sudah membaik.

Ya, walaupun harga tiket tidak semurah dulu lagi. Alasan kenapa saya gagal sampai ke puncah Mahameru yaitu karena:

  1. Waktu pendakian yang sangat mepet yaitu cuma 2 hari saja. Hari pertama langsung ke Kalimati, malamnya muncak, dan besoknya langsung turun ke Ranupani. Otomatis stamina kurang fit karena tidak cukup beristirahat apalagi setelah perjalanan 18 jam naik kereta api.
  2. Rombongan berjumlah 9 orang hanya membawa air minum 3 liter atau 2 botol Aqua besar saja ketika muncak. Kesalahan paling fatal! Sampai Arcopodo persediaan air sudah menipis. Dari batas vegetasi ke puncak sudah tidak ada air minum. Ini adalah alasan utama kenapa saya gagal muncak, karena dehidrasi.

Memang, salah saya karena tidak melakukan persiapan yang matang apalagi soal persediaan air.

Soalnya juga saya ikut rombongan yang menurut saya sudah sering mendaki, toh saya ikut aja dengan apa yang mereka katakan.

Biarlah jadi pelajaran yang berharga bagi saya.

Sekarang saya selalu membawa persediaan air berlebih di setiap pendakian yang saya lakukan.

Kesempatan kedua menggapai Puncak Mahameru

Saya mencari dosen saya untuk minta izin kalau saya tidak akan bisa menghadiri kelas. Di hari tersebut ada presentasi akhir yang penting bagi nilai.

Perasaan saya bercampur aduk. Di satu sisi saya takut meninggalkan presentasi, tapi di sisi lain saya tidak sabar mau mendaki Gunung Semeru.

Akhirnya saya memberikan diri untuk minta ijin ke dosen. Jawabannya sederhana, “Nilai kamu tidak akan lebih tinggi dari C jika absen saat hari presentasi.”

Dengan yakin dan tekad yang penuh, saya memilih untuk kembali ke Gunung Semeru, menyelesaikan misi yang tidak tertuntaskan, yaitu menginjakkan kaki di puncak tertinggi di tanah Jawa.

Timeline atau Itinerary pendakian Gunung Semeru dari Ranu Pani 

Berikut adalah timeline pendakian Gunung Semeru dari basecamp Ranu Pani:

Day 1: Perjalanan ke Malang, tidak semulus yang dibayangkan

Duh, telat! Jam 11.30 saya berangkat dari asrama yang berlokasi di Cikarang ke terminal bus untuk ngejar bus ke Stasiun Senen.

Tau sendiri, bus di Indonesia ngetemnya lama.

Jam 1 siang saya masih di Cibitung sedangkan kereta api berangkat jam 2 siang.

Saya memutuskan untuk turun sebelum bus masuk tol dan naik taksi.

Karena terburu-buru saya minta supir taksi untuk ngebut tapi Jakarta macet banget.

Jam 1.40 sampai di Cawang dan naik ojek. Teman saya berkali-kali telepon suruh cepeten.

Bisa-bisanya saya jawab, “Bisa minta petugas kereta untuk nungguin sampai saya datang?”.

Ya kali mau ditungguin, saya kan bukan siapa-siapa. Sampailah di Stasiun Senen dan sialnya kereta sudah berangkat 10 menit yang lalu.

Saya coba nyari tiket lain tapi semuanya habis. Kenapa saya harus milih pas long weekend.

Untungnya saya bertemu beberapa pendaki lain yang senasib sama saya ketinggalan kereta juga.

Kami akhirnya ke Terminal Rawamangun dan dapat tiket bus Pahala Kencana menuju Malang.

Sebenarnya naik bus nyaman-nyaman aja, tapi lebih lama dan harganya juga lebih mahal.

Pemandangan dari atas puncak mahameru
Pemandangan dari atas Puncak Mahameru

Day 2: Sampai di Malang dan mempersiapkan pendakian

Jam 4 sore keesokan harinya saya sampai di Malang.

Teman saya yang sudah sampai dengan kereta menjemput saya.

Nah, sebenarnya saya dan teman-teman join event pendakian masal yang diadakan oleh salah satu brand outdoor.

Harganya Rp 200,000 udah termasuk semuanya – Jeep pulang pergi dari Tumpang – Ranu Pani, sarapan, t-shirt, rain cover, dan sertifikat.

Dari awal saya pengen dapat fasilitasnya saja, toh sampai di sana saya pikir bakal mendaki masing-masing juga.

Ternyata, banyak banget masalah yang timbul dalam acara ini.

Bayangkan saja, jumlah peserta pendakian masal ini sebanyak 1,697 orang! Harusnya dibatasi oleh panitia.

Proses dari registrasi ulang, manajemen transportasi, semuanya berantakan.

Bahkan pihak TNBTS membuat pengumuman bahwa pendakian Gunung Semeru dilarang.

Tapi akhirnya ditarik kembali sehingga pendakian tetap diperbolehkan.

Banyak sekali yang komplain dengan ketidak becusan pengurusan dalam pendakian masal ini.

Tim saya terdiri dari 4 orang termasuk saya. Kami cuma bisa ikutan alur saja dan menikmati pendakian.

Day 3: Pendakian dari Ranu Pani sampai Ranu Kumbolo

Setelah proses registrasi segala macam, akhirnya kamu memulai pendakian Gunung Semeru melalui Ranu Pani.

Jalurnya masih landai dan berliku, ya cukup membosankan.

Pendakian kali ini sedikit berbeda dari pendakian biasanya karena stok makanan kami sangat berlimpah.

Carrier pun terasa lebih berat walaupun sudah berbagi beban dan menyusun carrier atau keril dengan benar.

Hujan mulai turun namun tidak begitu deras. Pendakian cukup lancar sesuai dengan yang sudah kami rencanakan.

Tapi tiba-tiba lutut salah satu anggota kami mulai cedera, ditambah harus mengantri, dan beratnya tas akhirnya sampai di Ranu Kumbolo telat sejam.

Banyak yang sudah mendirikan tenda di sisi danau bagian turunan pertama menuju danau.

Kami memutuskan untuk membangun tenda di sisi lain yang menghadap ke bukit.

Sampai malam kami menghabiskan waktu dengan memasak, main kartu, dan bercanda.

Salah satu hal yang saya sesalkan dari pendakian pertama saya adalah kami tidak sempat camping di Danau Ranu Kumbolo.

Akhirnya sekarang kesampaian.

ranu kumbolo di pagi hari
Danau Ranu Kumbolo di pagi hari

Day 4: Ranu Kumbolo – Pos Kalimati

Perjalanan kami lanjutkan ke Tanjakan Cinta dan turun ke Oro Oro Ombo.

Kondisi lutut teman saya makin memburuk ditambah lagi jalurnya yang semakin menanjak.

Kurang lebih setelah 4 jam trekking, sampai juga di Pos Kalimati.

Berhubung ramai, jadinya susah mencari tempat untuk mendirikan tenda.

Di area tertentu ada pembatas bertanda A*, jadi ketika saya nanya pendaki lain apa boleh bangun tenda di sini beliau menjawab dengan nada tinggi, “Tanah di sini bukan milik A*, bukan milik siapapun! Siapa saja boleh nge-camp di sini.”

Di Kalimati ada sumber mata air bernama “Sumber Mani”. Di sinilah biasa pendaki mengisi persediaan air.

Harus berjalan kurang lebih 1 km. Di kala ini ramai banget, jadi harus ngantri. Mau ambil air saja harus menghabiskan waktu sejam.

jalur pendakian gunung semeru oro oro ombo
Oro-Oro Ombo

Saya dan rombongan berencana untuk summit

Gunung Prau via Patak Banteng, Pendakian Paling Santai!

Gunung Prau merupakan salah satu gunung yang terletak di Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung Prau memiliki ketinggian 2,565 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Kenapa disebut Gunung Prau? Kalian pasti udah bisa nebak donk ya. Yep! Karena bentuknya seperti perahu.

Gunung Prau akhir-akhir ini sangat populer karena cukup gampang, cocok untuk pendaki pemula.

Berikut catatan saya mendaki Gunung Prau via Patak Banteng.

Cara Menuju Gunung Prau dari Jakarta

Dari Jakarta, ada dua cara untuk menuju jalur pendakian Gunung Prau.

Pertama kamu bisa naik kereta api menuju Purwokerto kemudian dilanjutkan dengan bus.

Cara kedua adalah menggunakan bus langsung menuju Wonosobo. Kedua cara ini kurang lebih memakan waktu sekitar 12 jam.

Untuk biayanya sendiri yang pasti kereta lebih murah cuma mungkin lebih ribet karena harus transfer bus kecil lagi.

Bus yang melayani rute Jakarta-Wonosobo ada PO Sinar Jaya yang berangkat dari Terminal Kampung Rambutan, Lebak Bulus, Rawamangun.

Harga tiket bus sekali jalan sekitar Rp 120,000.

sunrise gunung prau
Pemandangan Dieng dari puncak Gunung Prau

Jalur Pendakian Gunung Prau

Menurut informasi terbaru, jalur pendakian Gunung Prau untuk pemula bisa melalui lima jalur pendakian yaitu:

1. Jalur pendakian Gunung Prau via Patak Banteng

Jalur pendakian ini sangat populer karena rutenya tidak terlalu sulit dan juga cukup singkat.

Lama pendakian Gunung Prau via Patak Banteng hanya memakan waktu sekitar 4 jam saja.

Starting point-nya juga terletak di pinggir jalan raya sehingga gampang diakses menggunakan bus.

Pendaki bisa nge-camp di dekat puncak untuk menikmati keindahan matahari pada pagi hari.

Pos yang dilewati melalui jalur Patak Banteng adalah: Sikut Dewo – Canggal Walangan – Cacingan – Plawangan.

2. Jalur pendakian via Kali Lembu

Letak basecamp Kali Lembu tidak terlalu jauh dari Patak Banteng. Bisa dibilang jalurnya cukup landai.

Pendaki bisa mendirikan tenda di Bukit Teletubies. Pos yang dilewati adalah: Pelerenan – Ngetuk – Nganjir.

3. Jalur pendakian via Dieng Wetan

Jalur lain yang bisa kamu lalui untuk mendaki Gunung Prau adalah via Dieng Wetan yang terletak tidak jauh dari objek wisata Dieng.

Lama pendakian sekitar 3-4 jam dengan trek yang cukup landai.

Pos yang dilalui adalah: Gemekan – Semendung – Nganjir –  puncak gunung Prau.

4. Jalur pendakian via Dieng Kulon (Dwarawati)

Lokasi untuk memulai pendakian terletak di dekat Candi Dwarawati.

Pada awal pendakian, terlihat pemandangan hijaunya alam Dieng yang tampak mempesona.

Sesekali terlihat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dari kejauhan.

5. Jalur pendakian via Wates

Jalur pendakian Gunung Prau via Wates dimulai dari Dusun Wates. Jalur ini berada di ketinggian 1.896 mdpl dan berada sejauh 4.7 km dari Puncak Prau.  ditempuh dalam waktu sekitar 3-4 jam.

Pemandangan sepanjang jalur yang bisa dinikmati seperti hutan cemara dan air terjun Sigendang. Pos yang dilewati adalah: Blumbang Kodok, Cemaran, hingga sampai area untuk camping.

Pilih yang mana? Kalau ingin sekalian berwisata ke Dieng bisa memilih jalur pendakian via Dieng Wetan atau Dieng Kulon.

Jalur ini berdekatan dengan objek wisata Dieng.

Jalur pendakian Kali Lembu lebih lebih landai. Jalur pendakian Gunung Prau via Patak Banteng juga sangat populer karena langsung terletak di tepi jalan raya Wonosobo – Banjarnegara.

Baca juga: Jalur pendakian Gunung Bawakaraeng

camping gunung prau via patak banteng
Duduk bersantai di Gunung Prau

Itinerary Pendakian Gunung Prau via Patak Banteng

Sebelumnya saya memang sudah pernah ke Dieng. Keindahan alamnya, hijaunya sekitar, apalagi Mie Ongklok membuat saya ingin kembali lagi ke kawasan ini.

Kebetulan teman hiking saya, Bang Coco tiba-tiba sms. “Yuk ke Gunung Prau”.

Tanpa pikir panjang saya langsung iyain. Langsung deh saya packing carrier dan menyiapkan diri untuk naik gunung.

Day 1: Cikarang – Wonosobo

Dari Cikarang saya menuju terminal Cibitung. Pas banget lagi Hari Raya, jadi saya dan teman-teman harus susah payah mendapatkan tiket bus.

Biasa, pada pengen mudik. Tiket biasanya beli di loket, ini kita harus rebutan buat naik bus nya dulu.

Siapa cepat dia dapat. Akhirnya setelah 3 jam kami bisa naik bus Sinar Jaya menuju Wonosobo.

Day 2: Wonosobo – Patak Banteng – Puncak Gunung Prau

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 10 jam. Esoknya jam 4 pagi kami sampai di terminal Wonosobo.

Kami sudah ditunggu sama Bang Cacing, temannya Bang Coco.

Dulunya kami barengan ke Gunung Sindoro juga.

Setelah beristirihat sebentar, kami langsung ke kawasan Dieng menggunakan angkot.

Tidak lama kemudian angkotnya berhenti di pinggir jalan. Jalur yang kami lalui adalah via Patak Banteng.

Sekitar jam 4 sore kami mulai mendaki. Bercanda ria, menikmati misteriusnya kabut yang menutupi perbukitan.

Pendakian tidaklah sulit, cocok bagi pemula.

Untuk sekitaran Jakarta mungkin bisa juga naik Gunung Papandayan kalau mau yang jalurnya gampang namun viewnya bagus.

Hari makin gelap dan udara mulai mendingin.

Akhirnya setelah kurang lebih 2 jam kami sampai di puncak.

Setelah itu buka tenda, masak-masak dan menikmati alunan musik reggae. Langit cerah bertaburan bintang. Bulan pun bersinar terang.

Day 3: Puncak Gunung Prau – Wonosobo

“Bangun! Bangun! Matahari sudah mulai keluar.” Perlahan saya membuka mata dan keluar dari tenda.Terlihat sedikit cahaya bersembunyi di sela-sela tumpukan awan.

Pendaki lainnya terlihat santai, bergaya dengan kamera di tangan. Tentu saja saya juga siap-siap mengabadikan foto sunrise.

Gunung Sindoro dan Sumbing berdiri gagah. Agak kejauhan Gunung Merapi, Merbabu, dan Slamet juga kelihatan.

Untungnya cuaca lagi bagus. Saya sempat khawatir karena lagi musim hujan. Pemandangan kompleks Dieng lagi-lagi membuat saya terpesona.

pendakian gunung prau via patak banteng

Pemandangan sumbing sindoro
Berfoto dengan latar belakang Gunung Sindoro Sumbing
catatan perjalanan gunung prau
Bang Coco juga ikutan foto
merapi merbabu
Merapi dan Merbabu dari jauh

Nah, itulah pengalaman saya mendaki Gunung Prau via Patak Banteng. Pernah ke Gunung Prau?

Share pengalaman kamu di kolom komentar agar teman-teman yang lain bisa tau juga. Jangan lupa di share ya! Baca juga catatan perjalanan saya mendaki Gunung Ciremai.

 

Pendakian Gunung Argopuro Jalur Bremi

Baca pengalaman saya mendaki Gunung Argopuro melalui jalur pendakian Bremi dan turunnya di Baderan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pendakian Gunung Argopuro? Bagaimana cara menuju ke titik mula jalur pendakian Gunung Argopuro? Simak itinerary-lengkapnya di sini!

Gunung Argopuro adalah salah satu gunung yang terletak di Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Probolinggo.

Kalau dibandingkan dengan gunung lain disekitar, mungkin gunung ini kurang populer untuk para pendaki karena membutuhkan waktu yang lama.

Gunung Argopuro terkenal dengan predikat gunung dengan jalur pendakian terpanjang di Jawa dengan total jarak 40 km.

Gunung Argopuro memiliki keindahan alam dengan pemandangan luas padang rumput di lembah perbukitan.

Dari semak-semak sampai rumput tinggi berwarna kuning keemasan, view-nya yang berbeda membuat pendakian terasa menyenangkan.

Gunung Argopuro memiliki tiga puncak gunung yaitu Puncak Hyang atau Arca, Puncak Rengganis, dan yang tertinggi adalah Puncak Argopuro dengan ketinggian 3,088 mdpl.

Jalur Pendakian Gunung Argopuro, via Bremi Atau Baderan?

Jalur pendakian bisa melalui dua titik permualaan, yaitu Bremi atau Baderan.

Gunung Argopuro memiliki starting point dan finish point yang berbeda, seperti jalur pendakian Gunung Rinjani juga yang bisa naik lewat Sembalun dan turun lewat Senaru.

Jadi kalau mulainya dari Bremi berarti selesainya di Baderan, atau sebaliknya.

Lama waktu yang dibutuhkan untuk pendakian ini kurang lebih sekitar 4 hari sesuai stamina masing-masing.

Lebih mending lewat Bremi atau Baderan?

Kalau berdasarkan pengalaman saya lebih milih untuk memulai pendakian melalui jalur Bremi kemudian finish-nya di Baderan.

Walaupun jalur pendakian Gunung Argopuro lewat Bremi lebih terjal tetapi cuma di hari pertama saja kok yang agak capek.

Hari-hari seterusnya jalurnya makin landai dan cuma turunan.

Nanti pas udah mau nyampe Baderan baru tersiksa dikit soalnya jalannya tajam karena batu kali.

Kalau start dari Baderan nanti mendakinya bakal terasa lama benget.

Baca Juga: Catatan Pendakian Gunung Prau via Patak Banteng

danau taman hidup
Danau Taman Hidup

Cara Menuju Gunung Argopuro

Kota terdekat untuk menuju jalur pendakian Gunung Argopuro adalah melalui Probolinggo. Dari Surabaya banyak bus menuju Probolinggo.

Dari sini kamu bisa pilih mau lewat jalur Bremi atau Baderan.

Paling gampang sih langsung nyarter angkot atau mobil.

Tapi kalau mau naik transportasi umum bisa menggunakan dua cara ini untuk mendaki Gunung Argopuro:

  • Probolinggo – Bremi. Berangkat dari Terminal AKAS Lama. Busnya ada dari jam 6 pagi sampai 5.30 sore. Lama perjalanan kurang lebih 2 jam dengan harga tiket Rp 17,000
  • Probolinggo – Baderan. Pertama kamu harus naik bus dulu tujuan Situbondo dengan waktu perjalanan kurang lebih satu jam, kemudian dilanjutkan dengan angkot ke Baderan sekitar 45 menit. Harga tiket totalnya tidak melebihi Rp 50,000

Estimasi lama pendakian Gunung Argopuro

Estimasi lama pendakian Gunung Argopuro memakan waktu 4 hari, tidak termasuk dengan perjalanan pulang pergi menuju basecamp Gunung Argopuro. Kalau sama bus dari Jakarta kemarin, totalnya 7 hari.

Berikut adalah estimasi waktu pendakian Gunung Argopuro berdasarkan pengalaman saya: 

Hari Pertama: Bremi – Danau Taman Hidup

Jam 12.00 – 15.30. Lama waktu pendakian 3.5 jam

Rute pendakian Gunung Argopuro dimulai dengan melewati perkampungan dan perkebunan penduduk kemudian masuk ke area hutan.

Jalurnya mulai menanjak.

Disini ada dua jalur, yang satunya memotong tapi tanjakannya lumayan aduhai tapi pastinya lebih cepat.

Yang satu lagi jalur agak landai seperti ular tetapi agak membosankan sampai ke danau Argopuro yang juga disebut Danau Taman Hidup.

Untungnya kami sampai sebelum gelap jadi masih bisa foto-foto di danau.

danau taman hidup gunung argopuro
Indahnya refleksi Danau Taman Hidup pada pagi hari

Hari Kedua: Danau Taman Hidup – Pertigaan

Jam 9.30 – 15.30. Lama waktu pendakian 8 jam

Dari sini tidak ada mata air, jadinya kami mengisi air dari danau.

Setelah saya cek lagi katanya air danau tidak baik untuk diminum karena agak kotor.

Jadi bawalah air yang lebih disini. Perjalanan kami lanjutkan sampai pertigaan puncak.

Jalurnya makin susah setidaknya 3 jam sebelum sampai pertigaan.

Tanjakannya yang tajam ditambah dengan berat tas carrier bener-bener bikin kewalahan.

Pastikan packing carrier yang benar sebelum memulai pendakian agar tidak menjadi beban di saat mendaki gunung.

jalur pendakian argopuro
Jalur menuju pertigaan puncak

Hari Ketiga: Summit Attack – Cikasur

Jam 6.40 – 15.15. Lama waktu pendakian 10 jam termasuk foto-foto

Dari pertigaan ke puncak sudah lumayan dekat. Pertama puncak Arca atau Hyang yang cuma sekitar 15 menit dari pertigaan.

Setelah itu kami ke Puncak Argopuro dan yang terakhir Puncak Rengganis.

Sejujurnya sih puncak gunung di Argopuro tidak se-wah puncak lain di Indonesia.

Jadi keingat Gunung Papandayan, sempat kecewa juga sama puncaknya.

Yang saya suka area sekitar Puncak Rengganis dengan bebatuan sulfur berwarna putih.

Setelah kurang lebih 3 jam berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan dari pertigaan turun ke Rawa Embik. Kurang lebih sejam sampai.

Di Rawa Embik terdapat mata air. Setelah beristirahat sebentar kamu langsung menuju Cikasur.

Banyak rerumputan tinggi disepanjang jalan.

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Ciremai via Linggasana

padang rumput cikasur
Indahnya padang ilalang

Hari Keempat: Cikasur – Baderan

Jam 9.00 – 19.00. Lama waktu pendakian 10 jam

Awalnya kami berencana camping semalam lagi di Pos Mata Air 1 kemudian keesokannya lanjut sampai Baderan kurang lebih 4 jam lagi.

Tetapi kami memutuskan untuk langsung tancap ke Baderan. Jalurnya tidak terlalu berat, terus melalui padang savana luas.

Pas sampai Pos Mata Air 2 disinilah penyiksaan sebenarnya.

Jalur turunan tanah yang kecil dan ditengahnya ada cekungan karena ban sepeda motor membuat turunan lebih sulit apalagi debunya.

Beberapa kilometer sebelum sampai Baderan jalurnya dipenuhi batu-batu tajam yang membuat telapak kaki saya sakit.

Akhirnya penderitaan berlalu setelah sampai di Baderan.

Cikasur Gunung Argopuro
Disekitar Cikasur

Informasi Pendakian Gunung Argopuro

  • Harga tiket masuk atau simaksi untuk pendakian Gunung Argopuro: Rp 20,000/hari (weekdays), Rp 30,000/hari (weekend)
  • Gunung Argopuro memiliki mata air cukup banyak. Hanya saja tidak ada mata air dari Rawa Embik – Danau Taman Hidup jadi perlu bawa air lebih banyak disini.
  • Kalau dari Baderan bisa naik ojek sampai Pos Mata Air 1 dengan harga kurang lebih Rp 250,000.

 

Foto di puncak bersama tim pendaki

Penutup

Kesimpulannya, Gunung Argopuro ini cukup berbeda dengan pendakian gunung lainnya, khususnya pemandangan savana atau padang rumputnya yang luas dan indah.

Saya merasa sangat kecil ditengah padang rumpur yang luas.

Kurang lebih ada 7 savana yang kami lewati.

Cikasur juga merupakan salah satu tempat camping yang paling indah menurut saya.

Saya tidak akan melupakan indahnya matahari terbit dimana cahayanya membuat warna disekitar padang rumputnya keemasan.

Terima kasih juga untuk partner pendakian saya, Vivi, Anton, Irvan, dan Andreas. Ada kalian pendakian ini jadi lebih seru!

Baca juga pengalaman saya mendaki Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa Timur.

Apakah kamu pernah mendaki Gunung Argopuro?

Silahkan share pengalaman kamu di kolom komentar ya. Jika artikel ini bermanfaat bagi kamu, share juga ke facebook atau twitter kamu ya.

 


Post Views: 3,000

Perlengkapan Mendaki Gunung Untuk Wanita, Bawa Apa Aja?

Pengen coba naik gunung nih, tapi bingung apa aja yang harus dibawa? Tenang saja. Buat kamu para wanita atau perempuan yang baru pertama kali naik gunung, baca terus artikel ini karena Nonanomad akan berbagi tips tentang apa saja perlengkapan mendaki gunung untuk wanita yang harus dibawa.

Sebagai seorang wanita, saya termasuk seseorang yang hobi banget mendaki gunung.

Memang sih, pas pertama kali naik gunung, waktu itu Gunung Gede, saya sempat kapok.

Hampir saja kena hipotermia karena baju saya kebasahan dan tidak membawa baju ganti yang cukup.

Benar-benar jadi pelajaran yang berharga.

Mendaki gunung bukan hal yang bisa disepelekan.

Bukannya lebay ya, tapi naik gunung itu butuh banget persiapan yang matang karena bisa dikategorikan olahraga atau hobi ekstrim yang juga menyangkut keselamatan kita.

Coba deh lihat, semakin profesional seorang pendaki, semakin lengkap juga perlengkapan mendaki atau naik gunung yang dibawa.

Karena mereka sadar betapa pentingnya hal ini.

Nah, kalau kamu baru pertama kali naik gunung alias pendaki wanita pemula, catat ya apa saja perlengkapan pribadi naik gunung yang harus dibawa.

Perlengkapan mendaki gunung untuk wanita (utama)

List yang disebutkan di bawah adalah perlengkapan mendaki gunung wanita yang wajib dan harus dibawa: 

1. Tas carrier dan rain cover

Perlengkapan naik gunung yang pertama adalah tas carrier (keril).

Tas punggung ini memang sudah didesain untuk pendakian sehingga bisa menyimpan banyak barang secara lebih efisien.

Ukuran tas carrier yang tepat untuk wanita adalah 40L – 60L, sesuaikan saja dengan tinggi badan kamu.

Biasanya kalau beli tas carrier udah dapet rain cover-nya juga.

Untuk rekomendasi tas carrier bisa coba cek Consina Alpine 55L.

Atur posisi tas carrier dengan mengencangkan strap atau tali pengikat.

Tas carrier harus berada tepat diatas pinggul dan juga tarik tali pengikat di bagian bahu agar menempel ke punggung.

Kalau ikatan carrier-nya terlalu longgar, carrier akan terasa jatuh ke belakang dan menarik badan sehingga jadi lebih berat.

Pastikan juga untuk packing tas carrier secara benar.

Saya pernah tulis artikel tentang cara packing carrier yang benar untuk pemula, silahkan dibaca.

perlengkapan naik gunung untuk wanita

2. Matras

Selanjutnya ada matras yang menjadi alas untuk tidur di dalam tenda.

Saya pernah coba tidur tanpa matras dinginnya minta ampun.

Ga nyaman juga soalnya kan tanah di gunung ada yang berbatu-batu dan keras.

Kalau muat matras bisa dimasukkan ke dalam tas carrier dengan cara mengeilingi bagian dalam carrier biar kokoh.

Kalau tidak muat bisa ditaruh di luar saja, diikiatkan ke sisi samping tas carrier.

3. Sleeping Bag

Perlengkapan mendaki gunung untuk wanita yang penting juga untuk dibawa adalah sleeping bag.

Sleeping bag yang menjadi selimut atau penghangat ketika kamu tidur dalam tenda.

Cari sleeping bag yang bahannya polar, ukurannya juga ga perlu yang terlalu besar.

Di Indonesia suhu di gunung tidak terlalu ekstrim karena masih di negara tropis.

Sleeping bag dengan suhu maksimum 5 derajat masih oke sih menurut saya.

Kalau ga tahan dingin, cari yang bisa tahan sampai minus 5 derajat.

Di Lazada ada promo tuh merek Antarestar paket sleeping bag sama matras cuma Rp 90rban aja, coba cek di sini.

4. Sepatu gunung 

Mendaki gunung sih jauh lebih nyaman kalau pakai sepatu ya. Kalau pakai sandal gunung boleh ga?

Jawabannya boleh-boleh saja kalau kamu lebih nyaman pakai sandal gunung tapi yang ada strap-nya ya.

Yang namanya sepatu gunung memang sudah dirancang dan disesuaikan dengan jalur pendakian yang berbatu.

Selain itu, sepatu gunung yang benar-benar bagus biasanya waterproof.

Saya sarankan sih jangan pakai sepatu biasa atau sepatu olahraga karena bagian solnya berbeda, jadi kadang malah licin.

Alasan kenapa saya juga milih sepatu daripada sandal karena pertama, lebih aman melindungi kaki.

Kedua, lebih nyaman, ketiga lebih hangat, keempat lebih bersih juga karena kaki jadi tidak berdebu.

Saya tetap bawa sandal kok untuk digunakan pas udah nge-camp jadi lebih enak keluar masuk tenda.

Baca juga: Pendakian Gunung Papandayan, cocok untuk pemula

5. Pakaian naik gunung 

Nah, yang sering bikin bingung nih buat para cewek-cewek, outfit naik gunung yang harus dibawa apa saja sih? Bawa baju berapa banyak?

Tergantung berapa hari kamu naik gunung, bagi pemula sih rata-rata pendakiannya 2 hari 1 malam, gunung di Indonesia kebanyakan juga perlu waktu segitu juga.

Pakaian naik gunung wanita yang bisa dibawa untuk pendakian 2 hari 1 malam adalah: 

    1. Jaket gunung wanita (1 buah), ada penutup kepala dan waterproof lebih bagus.
    2. Rain coat atau jas hujan (1 buah), boleh yang model poncho atau yang satu set ada atasan dan bawahan.
    3. Kaos bahan katun (2-3 buah), yang menyerap keringat boleh lengan panjang atau pendek.
    4. Celana (2 buah), model celana cargo yang banyak kantongnya, panjang pendek terserah. Kalau buat tidur enakan panjang biar hangat.
    5. Pakaian dalam (2 set), bra + celana dalam masing-masing 2 buah.
    6. Kaos kaki (3 buah)
    7. Topi (1 buah)
    8. Kupluk (1 buah)
    9. Sarung tangan (1 buah)
    10. Slayer/kain (1 buah) 

Saya pribadi sih suka pakai topi untuk melindungi wajah dari sinar matahari.

Sinar UV di gunung lumayan banget, jadi daripada kulit wajar terbakar atau terkena resiko kanker kulit mending pakai topi.

Sediain juga kupluk dan sarung tangan, percaya deh kalau tidur pake kupluk dan sarung tangan jauh lebih hangat.

Pas summit attack atau muncak biasanya juga kan subuh-subuh, anginnya biasa lumayan kencang.

Jadi kupluk bisa bantu menghangatkan badan, sarung tangan juga menghangatkan dan melindungi bagian telapak tangan, terutama pas harus panjat atua pegang-pegang batu.

Slayer berguna sebagai penutup hidup atau mulut kalau jalurnya berpasir.

Ohya, bagi para wanita muslim bawa jilbab atau kerudung lebih juga.

Kalau kamu mendaki lebih dari 2 hari, ya disesuaikan saja dengan jumlah pakaian sesuai jumlah harinya ya.

Triks saya sih biasa set baju untuk tidur memang digunakan untuk tidur saja.

Jadi misalnya 4 malam pun, saya pakai baju khusus untuk tidur yang sama selama 4 malam biar ga kotor.

Pas siang-siang lagi jalan, ya paling pakai baju yang sama 2 hari baru ganti kalau tidak basah.

Baca juga: Jalur pendakian Gunung Prau via Patak Banteng

outfit naik gunung wanita
Pakaian saya pas mendaki gunung

6. Logistik

Biasanya logistik dibagi-bagi per grup atau kelompok. Kalau untuk pribadi pastikan bawa air yang cukup.

Kalau saya untuk pribadi biasanya bawa 2 botol air 1.5L + 1 botol air 600 ml.

Tapi tergantung gunungnya juga, ada mata air atau tidak.

Selain itu, bawa juga cemilan pribadi seperti coklat, roti, atau makanan ringan lainnya untuk menambah energi pas mendaki.

Perlengkapan mendaki atau naik gunung untuk wanita (sekunder)

Di bagian ini adalah perlengkapan atau alat perintila mendaki atau naik gunung lainnya yang perlu kamu bawa.

  1. Alat makan (1 set) – piring, sendok, garpu, gelas yang terbuat dari plastik.
  2. Headlamp/senter (1 buah), jaga-jaga bawa batre cadangan.
  3. Sunblock (1 buah), penting banget untuk melindungi kulit biar ga kebakar.
  4. Obat-obatan (1 set), jaga-jaga bawa betadine, hansaplast, obat sakit kepala, koyok, dan tolak angin. Di gunung paling sering masuk angin, jadi membantu banget tolak angin.
  5. Pembalut (2-3 buah), jaga-jaga aja mana tau pas lagi datang bulan.
  6. Tisu basah dan kering (1 buah), untuk membersihkan diri.
  7. Sikat gigi dan odol (1 set), boleh juga bawa sabun/shampo sachet kalau mau mandi pas turun. Bawa handuk kecil juga kalau mau mandi.
  8. Trashbag/kantong plastik (3 lembar), untuk tempat sampah dan juga untuk baju kotor.
  9. Tas kecil (1 buah), untuk dipakai pas muncak.
  10. Uang dan KTP , bawa dompet untuk bayar biaya retribusi. Sekarang pendaftaran basecamp juga perlu menunjukkan tanda pengenal seperti KTP atau kartu mahasiswa.
  11. Kamera, HP, powerbank, yang mau foto-foto boleh bawa peralatan elektronik, jangan lupa dimasukin ke plastik atau tas anti air.
  12. Trekking pole (optional), bagi yang perlu bantuan trekking pole silahkan dibawa.
  13. Payung kecil (optional), saya suka bawa payung kecil biar kalau hujan pas camping bisa pakai payung aja.
  14. Barang pribadi lain, contohnya ikat rambut, sisir, lipbalm, dll.

Untuk barang-barang di atas beberapa kamu bisa cari di Decathlon, lengkap banget peralatan hiking-nya.

pengalaman kuliah di china
4 jam dari Chengdu udah area pegunungan

Penutup

Ada lagi ga ya yang belum saya sebutkan diatas?

Kalau ada yang kurang bantu tambahin di kolom komentar ya.

Saya ingatkan lagi sebagai seorang pendaki jangan meremehkan pentingnya peralatan naik gunung.

Usahakan untuk tidak bawa barang-barang yang tidak diperlukan.

Semakin ringan tas carrier lebih gampang juga buat kamu untuk melakukan pendakian.

Sekian list perlengkapan mendaki gunung untuk wanita yang perlu dibawa, happy hiking!

 


Post Views: 2,991

Catatan Pendakian Gunung Ciremai via Linggasana

Baca catatan pendakian saya mendaki Gunung Ciremai selama 2 hari 1 malam melalui jalur pendakian Linggasana!

Gunung Ciremai dikenal sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat.

Dengan ketinggian 3,078 meter di atas laut, kabarnya gunung ini disebut sebagai salah satu gunung dengan pendakian yang sulit.

Pendakian Gunung Ciremai memang cukup sulit dikarenakan gunung ini tidak memiliki banyak sumber air, sehingga para pendaki harus membawa stok air masing-masing.

Saya pribadi suka dengan pendakian Gunung Ciremai karena jalurnya yang menantang.

Cara Menuju Basecamp Gunung Ciremai

Untuk menuju ke basecamp pendakian Gunung Ciremai, sebenarnya tergantung jalur pendakian mana yang ingin kamu lalui.

Gunung Ciremai memiliki empat jalur pendakian dimana tiganya terletak di Kuningan (Cirebon) dan yang satunya lagi di Majalengka.

Jadi dari Jakarta atau area sekitarnya bisa naik bus dengan tujuan Kuningan. Kalau di Jakarta bisa lewat stasiun Grogol atau Lebak Bulus.

Harga tiket bus dari Jakarta menuju Kuningan disekitar Rp 80,000. Sampai di Kuningan bisa lanjut menggunakan angkot atau ojek sampai basecamp.

kawah gunung ciremai
Kawah Gunung Ciremai

Beberapa Jalur Pendakian Gunung Ciremai

Berikut adalah beberapa jalur pendakian yang bisa kamu lewati ketika mendaki Gunung Ciremai:

1. Jalur pendakian Gunung Ciremai via Linggarjati

Pendakian melalui jalur ini dikenal dengan tanjakkan yang cukup curam. Waktu pendakian sampai puncak melalui jalur Linggarjati kurang lebih akan memakan sekitar 10 – 11 jam.

Tergantung dengan stamina atau kondisi fisik masing-masing.

Ada 11 pos sampai dengan puncak.

Biasanya jika melalui jalur ini bisa berkemah di pos Sanggabuana 1 atau 2.

2. Jalur pendakian Gunung Ciremai via Linggasana

Jalur pendakian Gunung Ciremai via Linggasana adalah jalur pendakian yang saya lalui bersama teman-teman lainnya.

Letaknya tidak terlalu berjauhan dari jalur pendakian Linggarjati.

Bisa dibilang jalur Linggasana adalah versi pendeknya jalur Linggarjati.

Ujung-ujungnya juga akan ketemu jalur yang sama menuju puncak. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke puncak kurang lebih 7 – 8 jam.

3. Jalur pendakian via Apuy

Jalur Apuy lebih gampang kalau dibandingkan dengan Linggarjati maupun Linggasana.

Hanya saja untuk menuju jalur pendakian ini lebih ribet, karena harus menuju Majalengka kemudian dilanjutkan ke Dusun Apuy.

Pos yang dilewati sampai puncak gunung ada sekitar 7 pos. Jalur ini nantinya akan ketemu dengan jalur Palutungan juga.

Sekitar 6 – 8 jam sampai puncak.

4. Jalur pendakian via Palutungan

Jalur pendakian Gunung Ciremai via Palutungan cukup populer karena posisinya yang dekat dengan objek wisata seperti Curug Putri.

Aksesnya juga gampang dari Kuningan. Lama waktu untuk mendaki sampai puncak kurang lebih 6 – 8 jam, mirip seperti via Apuy.

Baca Juga: Pendakian Gunung Kerinci via Kersik Tuo

jalur linggasana
Hutan berkabut

Syarat dan prosedur pendakian yang perlu dipatuhi:

  1. Melakukan pendaftaran melalui situs https://tngciremai.menlhk.go.id/protokolnewnormal/;
  2. Melaporkan diri kepada petugas Balai Besar TNGC setempat sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan;
  3. Menyerahkan fotocopy identitas (ktp/ sim/ kartu pelajar/ mahasiswa/ paspor yang masih berlaku;

Itinerari Jalur Pendakian Gunung Ciremai via Linggasana

Biasanya pendakian Gunung Ciremai hanya membutuhkan waktu 2 hari 1 malam.

Sebelum memulai pendakian, lapor dulu ke petugas Balai Besar TNGC dan harus menyerahkan fotokopi identitas diri seperti KTP atau kartu pelajar.

Harga tiket masuk ke kawasan Gunung Ciremai adalah Rp 5,000 (hari biasa) dan Rp 7,500 (hari libur).

Kurang lebih itinerary pendakian Gunung Ciremai via jalur Linggsana adalah sebagai berikut:

Day 1: Basecamp – Pangalap

Saya dan tim berangkat dari Cikarang menggunakan mobil pribadi pada hari Jumat malam.

Janjinya jam 9 malam akan dijemput di Cikarang oleh beberapa teman yang mulai duluan dari Jakarta, tapi jam 12 malam baru deh dijemput.

Hujan turun pada malam itu. Saya orangnya agak males kalau mendaki di saat hujan.

Perjalanan kami menuju basecamp terkendala macet karena ada perbaikan jalan dan juga ada truk yang mengalami kecelakaan.

Akhirnya jam 11 pagi kami memulai pendakian Gunung Ciremai dari basecamp melalui jalur Linggasana dengan rombongan berjumlah 11 orang.

Kurang lebih berikut timeline pendakian kami.

  • 11.00 – 13.00 : Basecamp – Kondang Amis
  • 13.00 – 14.40 : Kondang Amis – Kuburan Kuda
  • 14.40 – 16.00 : Kuburan Kuda – Pangalap

Dari basecamp menuju Kondang Amis tidaklah terlalu sulit. Jalurnya menanjak melewati tanaman yang cukup rapat.

Dari Kondang Amis baru deh mulai harus manjat-manjat.

Saya sebenarnya kurang mengerti kenapa teman-teman memilih untuk nge-camp di Pangalap karena sebenarnya puncak masih jauh.

Mungkin biar narok barang kali ya jadi enggak perlu membawa tas berat karena membawa botolan air yang banyak.

Baca Juga: Pendakian Gunung Argopuro via Bremi

Langit yang cerah

Day 2: Pangalap – Puncak – Turun ke Basecamp

Hari kedua lumayan gempor sih. Kami start muncak dari jam 1 pagi. Tas, tenda, semuanya ditinggal di Pangalap.

Berbekal hanya air dan makanan kami pun memulai pendakian menuju Puncak Gunung Ciremai.

  • 01.00 – 01.30 : Pangalap – Tanjakan Binbin
  • 01.30 – 02.30 : Tanjakan Binbin – Tanjakan Seruni
  • 02.30 – 03.20 : Tanjakan Seruni – Bapa Tere
  • 03.20 – 04.10 : Bapa Tere – Batu Lingga
  • 04.10 – 06.00 : Batu Lingga – Sangga Buana
  • 06.00 – 06.40 : Sangga Buana – Pengasinan
  • 06.40 – 07.10 : Pengasinan – Puncak Ciremai

Tanjakan menuju puncak benar-benar terjal. Capek sih, tapi saya lebih senang yang jalurnya begini.

Tapi di pikiran saya nanti turunnya gimana? Saya memang lemahnya di turunan.

Biasanya kalau nanjak saya di depan tapi kalau turun slelau paling terakhir.

Waktu menunjukkan pukul 5 pagi dan kami bahkan belum sampai ke pos pengasinan.

Matahari mulai terbit, beruntung kami dapat spot yang bagus untuk melihat matahari terbit.

Baca Juga: Cara menuju Gunung Papandayan dari Jakarta dan jalur pendakiannya

tim pendakian gunung ciremai
Bersama tim pendakian

Akhirnya sampai di puncak juga dan pastinya harus mengabadikan momen donk.

Kalau kata Bang Coco, teman pendakian saya, narsis sih harus. Naik gunung itu 90% ngambil foto 10% lagi nikmati pendakian.

Setelah puas foto-foto di puncak kami pun turun ke tempat nge-camp untuk packing barang dan melanjutkan perjalanan turun langsung sampai ke basecamp. Kami mengejar waktu agar tidak terlalu kemalaman.

Jam 7 malam kami masih mencari jalur di kegelapan dan hampir terseseat dua kali.

Bener deh yang ketiga benar-benar tersesat. Kami melalui jalur yang salah dan malah sampai ke desa lain, sepertinya hampir ke basecamp Linggarjati.

Untungnya salah satu anggota dapat sinyal dan contact basecamp. Kami pun dijemput dan kembali dengan selamat.

Baca juga: Catatan Pendakian Gunung Kerinci, Atap Sumatra

Penutup

Sedikit catatan penting, bawalah air yang cukup untuk mendaki Gunung Ciremai karena tidak banyak sumber air yang tersedia.

Informasi lengkap mengenai kondisi gunung dan sebagainya bisa di cek langsung di situs resmi Balai Taman Nasional Gunung Ciremai.

Sekian catatan dan jalur pendakian Gunung Ciremai via Linggasana beserta itinerary. Sudah pernah mendaki Gunung Ciremai?

 


Post Views: 2,601

Catatan Pendakian Gunung Bawakaraeng – Nonanomad.com

Berikut catatan pendakian Gunung Bawakaraeng lengkap dengan transportasi dari Makassar, jalur atau rute pendakian, dan pengalaman saya mendaki gunung ini!

Gunung Bawakaraeng adalah sebuah gunung di Sulawesi Selatan, tepatnya terletak di wilayah Kabupaten Gowa dengan ketinggian 2,833  mdpl dan juga merupakan area hutan yang dilindungi bagian dari kawasan Lompobatang.

Gunung ini sangat populer bagi para pendaki khususnya di daerah Sulawesi karena aksesnya yang mudah – tidak jauh dari Kota Makassar dan juga dekat dengan objek wisata Dataran Tinggi Malino.

Nah, bagi kamu yang ingin mendaki Gunung Bawakaraeng, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan – mulai dari informasi pendakian, perlengkapan, logistik, hingga fisik dan mental.

Cara menuju Gunung Bawakaraeng dari Makassar

Dari kota Makassar, kamu bisa menggunakan mobil atau sepeda motor dengan tujuan Malino terus sampai Desa Lembana.

Jarak dari kota Makassar ke Desa Lembana sekitar 75 km dengan waktu temput sekitar 3-4 jam.

Kalau kamu mau menggunakan transpotasi umum, bisa naik pete-pete atau angkot terlebih dahulu ke stasiun Gowa.

Nah, baru deh dilanjutkan dengan kendaraan umum sampai Malino.

Bilang saja sama supirnya untuk menurunkan kamu di Desa Lembana.

Kalau beruntung, kamu bisa tinggal di rumah penduduk sekitar dan memulai pendakian keesokan harinya.

Jalur Pendakian Gunung Bawakaraeng

Waktu paling baik untuk mendaki Gunung Bawakaraeng adalah antara bulan Mei sampai September.

Jalur yang paling populer dimulau dari Desa Lembana (ketinggian 1,400 mdpl).

Di jalur ini ada 10 pos pemberhentian, melewati pepohonan cemara yang indah sebelum memasuki hutan dengan vegetasi yang unik.

Jalurnya cukup landai, terkadang melintasi pohon yang jatuh sehingga harus sedikit merangkak maupun melompat untuk melewatinya.

Dari pos 6 ke 7 jalurnya didominasi dengan hutan lumut.

Jalur paling panjang terletak diantara pos 7 dan 8.

Jalurnya menurun dan banyak serangga berterbangan dengan bunyi berdengung.

Setelah sampai di pos 8, sampailah di air terjun.

Saat kabun turun, pemandangannya di air terjun kelihatan lebih indah.

Di jalur pendakian Gunung Bawakaraeng, mata air cukup banyak.

Mata air dapat ditemukan di pos 1, 3 , 5, 8, dan 10.

Sesampainya di puncak, pemandangan indah pegunungan di Sulawesi akan menyambut kamu.

Baca Juga: Catatan Pendakian Gunung Argopuro

air terjun gunung bawakaraeng

Catatan pendakian Gunung Bawakaraeng

Berikut itinerary pribadi saya ketika melakukan pendakian ke Gunung Bawakaraeng:

Day 1: Desa Lembana – Pos 5

  • Desa Lembana – Pos 1: 8.30 – 9.30 (1 jam)
  • Pos 1 – Pos 2: 9.45 – 10.30 (45 menit)
  • Pos 2 – Pos 3: 10.45 – 11.00 (15 menit)
  • Pos 3 – Pos 4: 11.10 – 11.45 ( 35 menit)
  • Pos 4 – Pos 5: 12.00 – 13.00 (1 jam)
  • Camping di Pos 5

Day 2: Pos 5 – Pos 10

  • Pos 5 – Pos 6: 9.30 – 10.30 (1 jam)
  • Pos 6 – Pos 7: 10.45 – 11.55 (70 menit)
  • Pos 7 – Pos 8: 12.23 – 14.10 (1.5 jam)
  • Pos 8 – Pos 10: 15.37 – 18.09 (2.5 jam)
  • Camping di pos 10

Day 3: Summit Attack – Kembali ke Basecamp

  • Summit attack. Puncak terletak sekitar 15 menit dari pos 10
  • Turun dan kembali ke base camp

Baca juga: Adat Istiadat Suku Toraja dan Tempat Wisatanya

Ritual haji di Gunung Bawakaraeng

Nama Gunung Bawakaraeng memiliki arti yaitu Bawa yang berarti mulut dan Karaeng yang berarti Tuhan sehingga dijuluki sebagain “Si Mulut Tuhan”.

Masyarakat Sulawesi Selatan masih percaya dengan legenda yang berhubungan dengan cerita mistis yang diturunkan dari nenek moyang.

Pada bulan-bulan haji, banyak orang yang akan mendaki Gunung Bawakaraeng.

Mereka percaya jika mendaki gunung tersebut di saat-saat tertentu, sama denganpergi ke tanah suci di Mekkah.

Baca juga: Catatan Pendakian Gunung Papandayan 

hutan lumut
Sumber: Kaskus

Tradisi mendaki gunung dan juga melakukan ritual di puncak gunung saat Idul Adha atau sebelum puasa telah menjadi hal yang cukup fenomenal walaupun juga kontroversial bagi beberapa pihak.

Baca Juga: Catatan Pendakian Gunung Prau via Patak Banteng

Mengunjungi Lembah Ramma

Di kaki Gunung Bawakaraeng terdapat sebuah lembah yang dikenal dengan nama Ramma.

Lembah Ramma cocok bagi yang ingin menikmati kesunyian dan menghirup udara segar jauh dari kota.

Tentunya kamu harus ngecamp, tapi percayalah kalau kamu lebih suka trekking yang santai dan camping, harus datang ke Lembah Ramma.

Cara menuju Lembah Ramma kurang lebih sama dengan rute menuju Gunung Bawakaraeng.

Bedanya, setelah sampai di pos 1, ada pertigaan yang menuju ke Lembah Ramma.

Ingat, safety first bukan puncak.

Persiapkan peralatan hiking dan bawa pulang sampah sendiri.

Sumber: Blogkatahatiku

Selain mendaki gunung ini, kamu bisa main juga ke beberapa pulau di sekitar Makassar seperti Pulau Samalona dan Kodingareng Keke, atau juga Pulau Cangke.

Itulah beberapa tips dan juga informasi tentang pendakian Gunung Bawakaraeng yang bisa jadi patokan ketika ingin mendaki gunung tersebut.

Kalau udah turun, ceritakan ya pengalamanmu mendaki gunung ini di kolom komentar!

 


Post Views: 3,271

Pengalaman Mendaki Gunung Kerinci via Jalur Kersik Tuo

Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3,805 mdpl dengan jalur pendakian yang cukup menantang. Baca pengalaman saya mendaki gunung tertinggi di Indonesia ini lengkap dengan tipsnya! 

Pendakian ini bisa dibilang cukup dadakan karena kebetulan saya dapat tiket pesawat promo ke Padang.

Karena sendirian, saya coba nyari teman yang mau ikut mendaki juga.

Bagi saya traveling sendiri sih oke-oke aja, tapi kalau hiking sebaiknya ada yang nemanin.

Saya coba cari-cari informasi dan kebetulan ketemu dengan komunitas backpacker Padang di facebook dan akhirnya ada yang mau barengan juga.

gunung kerinci sungai penuh

Jalur Pendakian Gunung Kerinci

Ada 2 jalur pendakian yang umumnya dilalui oleh pendaki yang ingin menggapai puncak Gunung Kerinci, yaitu:

Saya pribadi melalui jalur Kersik Tuo.

Untuk menuju ke basecamp  Gunung Kerinci dari Padang, terlebih dahulu bisa ke Sungai Penuh.

Ada dua cara bisa lewat Jambi atau Padang. Saya memilih untuk lewat Padang, yep karena tiket promo.

Setelah mendarat di Bandara Minangkabau, saya dijemput oleh teman langsung ke agen travel di Ulak Karang untuk membeli tiket mobil ke Sungai Penuh.

Ada dua jadwal keberangkatan jam 9 pagi dan 7 malam.

Harga untuk seorangnya RP 100,000 dengan waktu temput kurang lebih 7 jam.

travel sungai penuh
Pemandangan kebun teh dalam perjalanan ke Sungai Penuh

Pemandangan di perjalanan sampai Sungai Penuh wah, enggak bakal saya lupakan.

Perbukitan hijau apalagi dengan background Gunung Kerinci yang menjulang tinggi, dikelilingi hamparan perkebunan teh yang luas – benar-benar cakep!

Sungai Penuh
Pemandangan Sungai Penuh

Timeline Pendakian Gunung Kerinci

Pendakian Gunung Kerinci memakan waktu kurang lebih selama 3 – 4 hari. Berikut kira-kira timeline pendakian saya:

Day 1: Memulai pendakian dari Kersik Tuo

Dari Sungai Penuh kami naik “oto” (bahasanya orang mereka untuk angkot) dengan harga Rp 10,000 per orangnya.

Jarak antara Sungai Penuh ke Kersik Tuo kurang lebih 1 jam.

Kami memulai pendakian di malam hari.

Saya kurang tau juga kenapa memilih untuk memulai pendakian di malam hari.

Apalagi, kalau baca blog orang lain tentang pendakian Gunung Kerinci, banyak yang bilang sebaiknya melewati pos ketiga sebelum malam karena kabarnya harimau sumatera masih berkeliaran.

Rencananya kami bakal nge-camp di pos 2.

Setau saya sih lebih aman untuk nge-camp di shelter 1, tapi kata teman saya di sini lebih gampang ngisi air.

Setelah mengecek perlengkapan berdoa, kami berempat pun siap untuk mendaki di tengah kegelapan.

Jujur saya cukup was-was, kalau beneran ada harimau gimana? Kalau diterkam kan tinggal nama donk.

Pohon menyeramkan di jalur pendakian

Saya coba melihat sekeliling – bisa gak ya manjat pohon.

Tapi saya enggak pernah manjat pohon sebelumnya jadi khawatir juga. Di dalam hati saya cuma berdoa.

Beberapa menit kemudian saya mendengar suara aneh seperti nafas binatang.

Duh, saya takut setengah mati. Saya langsung bertanya ke teman saya, suara apa itu? Dia cuma membalas, “Pura-pura aja enggak dengar”.

Wah, dalam hati saya udah ngucapin kalimat doa menurut agama saya.

Yang seharusnya cuma 15 menit ke pos 1 berasa sejam.

“Apapun yang kamu dengar atau lihat, tetap diam aja.”, kata teman saya.

Lagi-lagi saya mendengar suara aneh lagi di pos 1.

Yang lain tetap santai merokok. Saya cuma terdiam dan berdoa dalam hati.

15 menit lagi kami sampai di pos 2. Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Akhirnya saya mulai tenang karena nge-camp.

Setelah membangun tenda, masak, kami pun ngobrol santai aja.

Katanya harimau punya jalurnya sendiri. Mereka tidak akan datang dekat manusia.

Jadi suara apa donk yang saya dengar?

Baca Juga: Catatan Pendakian Gunung Bawakaraeng

Day 2: Pos 2 – Shelter 3

Rencananya kami akan melanjutkan perjalanan jam 8 pagi. Biasalah, pastinya ngaret-ngaret.

Timeline pendakian Gunung Kerinci di hari kedua:

  • 10.30 – 10.55 : pos 2 – pos 3
  • 11.15 – 12.17 : pos 3 – shelter 1
  • 12.17 – 13.15 : istirahat makan siang
  • 13.15 – 16.30 : shelter 1 – shelter 2
  • 17.00 – 18.30 : shelter 2 – shelter 3

Jalur yang paling menantang dimulai dari shelter 1.

Benar-benar harus manjat karena jalurnya yang sangat terjal.

Dari shelter 2 ke 3 bahkan lebih parah lagi, tanjakkan yang harus kami panjat setinggi dagu.

Cuacanya sedikit berawan, kadang-kadang hujan.

jalur pendakian gunung kerinci
Shelter 1 ke 2

Mendaki bersama teman baru dari Sungai Penuh benar-benar menyenangkan.

Kami bercanda ria penuh tawa disepanjang pendakian.

Sesampainya di shelter 3 anginnya makin kuat.

Cuma ada satu tenda pendaki lain selain tenda kami. Saatnya beristirahat.

Malamnya hujan deras disertai angin kencang.

Untungnya keesokan harinya lumayan reda.

Day 3: Menuju puncak Gunung Kerinci

Cerita lama lagi, rencananya mau summit attack jam 4 pagi tapi karena ngaret kami memulai pendakian ke puncak jam 6.15.

Matahari sudah kelihatan. Pemandangan Sungai Penuh dan Laut Cina Selatan terlihat dari kejauhan.

Saya sempat khawatir karena melihat kabut yang tebal di puncak. Mudah-mudahan pas sampai atas cuacanya membaik.

Jalur pendakian menuju puncak Gunung Kerinci dipenuhi bebatuan tapi tidak telalu berpasir seperti Gunung Semeru ataupun Gunung Rinjani.

Danau Gunung Tujuh
Danau Gunung Tujuh

Jam 7.45 kami sampai di Tugu Yuda dan berpapasan dengan pendaki lainnya yang baru turun dari puncak.

Kata mereka di puncak cuma abu-abu aja yang kelihatan karena kabut tebal.

Mendengar itupun saya makin sedih. Ya sudahlah, gimanapun kondisi di puncak, yang penting saya sudah menginjak tanah tertinggi di Sumatera.

jalur pendakian puncak kerinci
Jalur menuju puncak
Tugu Yuda
Tugu Yuda

Tuhan memang memberkati saya!

Jam 8.30 kami sampai ke puncak dan cuacanya cerah!

Beruntungnya lagi anginnya bertiup ke arah lain sehingga belerangnya juga berpindah tidak mengarah ke kami.

Teman saya bilang kalau anginnya pindah ke arah kami, mungkin 5 menit aja bakal keracunan.

view puncak gunung kerinci

Saya kegirangan dan bersyukur bisa sampai di puncak gunung berapi tertinggi di Indonesia dengan selamat.

Saatnya foto-foto! Kami juga sempat ngambil video sambil nari gangnam style, haha.

Dari puncak Gunung Kerinci terlihat jelas Danau Gunung Tujuh.

Tidak hentinya saya berterima kasih kepada Tuhan karena diberikan kesempatan yang luar biasa ini.

Berhasil sampai puncak!

Akhirnya jam 2 siang kami turun dari shelter 3.

Salah satu anggota mengalami cedera saat penurunan sehingga kami harus berjalan dengan pelan.

Jam 9 malam, kami memutuskan untuk camp lagi semalam di pos 3.

Baca Juga: Catatan Pendakian Gunung Argopuro

Day 4: Kembali ke gerbang pendakian

Lanjut perjalanan turun sampai gerbang dan pendakian pun berakhir.

Kami nebeng mobil para petani dan kembali dan melanjutkan perjalanan ke Danau Gunung Tujuh.

Di Danau Gunung Tujuh kami ngecamp lagi semalam sebelum kembali ke Sungai Penuh.

Perjalanan belum berakhir, saya diajak mengunjungi Danau Kaco kemudian melanjutkan perjalanan saya keliling Sumatera Barat.

Tugu Macan
Tugu Macan
Thank you semuanya!

Penutup

Itulah pengalaman saya mendaki Gunung Kerinci via Kersik Tuo.

Terima kasih Bang Jamie, Ucok, dan Bento yang telah menemani pendakian ini.

Terima kasih juga Mbak Sandra dan keluarga yang telah menyediakan tempat untuk bermalam.

 


Post Views: 2,485

Pendakian Gunung Rinjani, Mending via Sembalun atau Senaru?

Baca pengalaman saya menelusuri jalur pendakian Gunung Rinjani via Sembalun dan turun lewat Senaru!

Sudah lama saya memiliki keinginan untuk mendaki Gunung Rinjani dan akhirnya kesempatan tersebut datang juga.

Gunung Rinjani adalah salah satu gunung tertinggi di Indonesia setelah Gunung Jayawijaya dan Gunung Kerinci dengan ketinggian 3,726 meter di atas permukaan laut.

Gunung ini sangat terkenal karena pemandangannya yang luar biasa indah, terutama Danau Segara Anak dan juga Gunung Batu Jari.

Nah, dalam trip ini saya merencanakan liburan hemat selama sebulan start dari Surabaya – Bali – Lombok.

Karena saya orangnya memang senang naik gunung, sekalian saja naik Gunung Batur, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani.

Untuk melakukan pendakian lakukan dulu pendaftaran secara online melalui situs resmi taman nasional atau melalui aplikasi eRinjani.

Cara Menuju basecamp Gunung Rinjani via Sembalun

Gunung Rinjani terletak di Lombok, jadi kalau kamu berangkat dari kota lain bisa naik pesawat langsung ke Mataram.

Setelah sampai di bandara, bisa naik bus Damri ke Terminal Mandalika (1 jam), kemudian dilanjutkan dengan elf ke Sembalun (1 jam).

Kebetulan saya berangkatnya dari Bali menggunakan motor.

Saya dan beberapa teman naik motor sampai ke Pelabuhan Padang Bai dan membeli tiket untuk menyebrang ke Pelabuhan Lembar di Mataram menggunakan kapal feri.

Harga tiket kapal feri terbaru untuk menyebrang dari Pelabuhan Padang Bai menuju Pelabuhan Lembar adalah Rp 57,000 (ekonomi dewasa), Rp 146,000 (sepeda motor), dan Rp 917,000 (mobil sedan).

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Semeru (Transportasi, Biaya, Rute)

plawangan sembalun
Danau Segara Anak dari Plawangan Sembalun

Jam 10 pagi kami naik kapal dari Pelabuhan Padang Bai, sekitar jam 3 sore baru sampai di Pelabuhan Lembar, kemudian lanjut lagi motoran sekitar sejam sampai kota Mataram.

Di Mataram kami sudah janjian sama teman Mapala Handayani. Pas datangnya lagi bulan puasa, jadi teman-teman mapala mengundang kamu untuk berbuka bersama.

Saya juga janjian sama seorang pendaki asal Amerika yang akan mendaki Gunung Rinjani juga.

Namanya Micah, badannnya tinggi besar dan kuat. Dia lagi traveling di Indonesia juga dan hobi naik gunung di Indonesia.

Keesokan harinya, setelah membeli ransum makanan dan packing carrier, kami menggunakan angkot menuju ke Terminal Mandalika dan naik elf sampai ke pintu masuk Sembalun.

Jalur pendakian Gunung Rinjani via Sembalun

Ada dua jalur yang biasanya dilalui oleh pendaki, yaitu Sembalun dan Senaru.

Pendakian Gunung Rinjani melewati jalur Sembalun lebih ke perbukitan dengan hamparan ilalang yang luas sedangkan Senaru lebih ke hutan.

Saran saya sih kalau mau puas lebih baik naik lewat jalur Sembalun dan turun lewat Senaru.

Alasannya, karena lewat Sembalun berarti kamu naik ke puncak dulu baru turun ke Danau Segara Anak dan turun lewat jalur lain yaitu Senaru.

Nah, ibaratnya susah-susah dahulu sampai puncak baru deh bisa istirahat di Danau Segara Anak.

Sebaliknya kalau kamu naik lewat Senaru, kamu harus turun ke Danau Segara Anak dulu, kemudian harus naik lagi ke Plawangan Sembalun dan ini jalurnya terjal, sulit, dan berbatu.

Setelah sampai Plawangan Sembalun harus naik lagi ke puncak.

Bakalan lebih capek sih kalau lewat Senaru. Energi kamu akan terkuras sebelum naik ke puncak.

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Ciremai via Linggasana

Puncak Gunung Rinjani
Puncak Gunung Rinjani dari Sembalun

Estimasi pendakian Gunung Rinjani via Sembalun

Nah, sekarang kita masuk ke itinerary pendakian Gunung Rinjani lewat jalur Sembalun turun Senaru. Rombongan saya berjumlah 6 orang.

Total pendakian 5 hari 4 malam, sama seperti ketika saya naik Gunung Argopuro.

Sebenarnya bisa lebih singkat tapi kami lebih santai juga jalannya.

Berikut adalah estimasi pendakian Gunung Rinjani via Sembalun dan turun Senaru:

Day 1: Basecamp Sembalun – Pos 3

  • 12.00 – 13.30 (1.5 jam) : Sembalun – Pos 1
  • 13.30 – 14.15 (45 menit): Pos 1 – Pos 2
  • 14.15 – 15.30 (75 menit): Pos 2 – Pos 3

Tepat jam 12 siang kami sampai di Desa Sembalun. Saya kurang tau mulainya darimana tapi kata teman yang juga nemeni jadi guide kami bilang kalau kami motong jalur biar lebih singkat.

Jalur dari Sembalun cukup landai dengan hamparan rumput di perbukitan yang luas.

Spot mata air cukup banyak, hampir semua pos ada tapi yang bersih ada di pos 3. Sampai di pos 3 kami nge-camp semalam.

Baca juga: Jalur Pendakian Gunung Prau via Patak Banteng

jalur pendakian gunung rinjani via sembalun
Jalur Sembalun yang cukup landai

Day 2: Pos 3 – Plawangan Sembalun

  • 9.00 – 13.00 (4 jam): Pos 3 – Plawangan Sembalun

Jam 9 pagi kami melanjutkan perjalanan melewati Bukit Penyesalan. Jalurnya juga makin terjal.

Dari namanya sudah bisa kebayang kan ya kenapa namanya disebut dengan Bukit Penyesalan.

Katanya kalau sudah sampai disini bakalan menyesal karena rasanya kok gak habis ya tanjakannya, haha.

Jam 1 siang kami sampai di Plawangan Sembalun.

bukit penyesalan rinjani
Bukit penyesalan

Plawangan Sembalun adalah tempat dimana para pendaki nge-camp dan mempersiapkan diri sebelum naik ke puncak keesokan harinya.

Kami beristirahat sambil menikmati pemandangan sunset dan Danau Segara Anak yang indah.

Plawangan sembalun gunung rinjani
Plawangan Sembalun

Day 3: Summit attack – Danau Segara Anak

  • 2.00 – 6.30 (4.5 jam) : Plawangan Sembalun – Puncak
  • 8.00 – 10.00 (2 Jam) : Puncak – Plawangan Sembalun
  • 13.00 – 16.00 (3 jam) : Plawangan Sembalun – Danau Segara Anak

Tibalah saatnya untuk naik ke puncak. Beruntung sekali pada malam itu bulan purnama bersinar terang.

Cahayanya memantul ke air danau dan danaunya terlihat bersinar. Luar biasa indah!

Jam 2 pagi kami memulai pendakian ke puncak. Saya tetap semangat berjalan selangkah demi selangkah walaupun rasanya capek.

Jalurnya berpasir sehingga tiap melangkah pasti merosot agak turun, tapi tidak separah Gunung Semeru.

Akhirnya jam 6.30 pagi saya sampai ke puncak Gunung Rinjani.

Pas banget mataharinya mulai terbit. Rasa haru, bangga, dan kagum ketika sampai puncak memenuhi hati saya.

Saya berterima kasih kepada Tuhan karena diberi kekuatan untuk sampai ke puncak.

sunrise gunung rinjani
Danau Segara Anak dari puncak
Kawah gunung rinjani
Kawah Gunung Rinjani
tim pendakian rinjani
Bersama tim pendakian Gunung Rinjani

Si Micah, si teman saya dari Amrik lebih gila lagi, hanya 2.5 jam sudah sampai puncak. Di puncak gunung yang ada cuma turis luar negeri aja.

Mungkin karena bulan puasa jadi tidak banyak orang Indonesia yang melakukan pendakian Gunung Rinjani.

Sampai puncak tentunya harus foto-foto walaupun harus menahan dingin. Kelihatan kawah Gunung Rinjani dan juga Danau Segara Anak.

Menurut saya kurang cakep sih sunrise-nya. Soalnya cahaya matahari menyinari puncak sehingga ada bayangan di danau.

Baca juga: Catatan Pendakian Gunung Bawakaraeng

pendakian gunung rinjani

Kami kembali turun ke Plawangan Sembalun, makan siang, beres-beres dan jam 1 siang turun langsung ke Danau Segara Anak.

Turunannya terjal dan berpasir, jadi harus ekstra hati-hati, apalagi ada beberapa pendaki yang sedang naik juga.

jalur pendakian
Jalur pendakian ke puncak yang berpasir

Jam 4 sore kami sampai di Danau Segara Anak. Di dekat danau ada sumber air panas, jadi bisa mandi di sana.

Rasanya segar banget mandi air panas apalagi setelah trekking seharian dengan view sekeliling yang indah.

Kami nge-camp di pinggir danau sambil masak ikan segar langsung dari danau, ngobrol-ngobrol, dan beristirahat.

Day 4: Danau Segara Anak – Senaru

  • 10.00 – 11.00 (1 jam): Danau Segara Anak – Plawangan Senaru
  • 11.00 – 17.30 (6.5 jam): Plawangan Senaru – Basecamp Senaru

Pagi hari ketika saya keluar tenda, tidak habisnya saya terkagum-kagum dengan keindahan Danau Segara Anak di pagi hari.

Kalau ke Rinjani tapi enggak nge-camp di danau sih benar-benar sayang. Wajib harus nge-camp di Danau Segara Anak!

Danau Segara Anak
Danau Segara Anak di pagi hari

Sayangnya kami tidak punya banyak waktu, jadi jam 10 pagi udah mulai harus melanjutkan perjalanan.

Saya pikir tinggal turunan eh tapi harus nanjak lagi sampai ke Plawangan Senaru. Bagian ini sih menurut saya paling capek.

Setelah sampai di Plawangan Senaru jalurnya tinggal turunan, lewat bagian berpasir kemudian masuk ke hutan. Jam 5.30 sore kami sampai di basecamp Jebah Gawa.

Hanya ada sebuah warung milik sepasang kakek nenek. Karena tidak dapat mobil kembali ke Mataram, kami memutuskan untuk tidur di sini semalam.

Day 5: Basecamp Senaru – Mataram

Awalnya kami berencana untuk mengunjungi Air Terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep tapi karena waktunya tidak cukup kami pun naik ojek dan kembali ke Mataram menggunakan elf.

Setelah sampai di Mataram, saya berbuka puasa lagi bersama teman-teman. Saya ditawari brem, sejenis minuman yang terbuat dari tapai.

Penutup

Info tambahan tentang biaya:

  • Guide di Rp 270,000/hari
  • Porter Rp 250,000/hari.
  • Harga tiket masuk Rp 5,000.
  • Transportasi naik angkot sampai Sembalun: Rp 100,000.
  • Charter mobil: Rp 500,000.

Itulah sepenggal cerita pengalaman saya mendaki Gunung Rinjani di Lombok.

Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung terindah di Indonesia yang pernah saya daki.

Mudah-mudahan teman-teman juga bisa melakukan pendakian Gunung Rinjani, jangan lupa mampir ke Danau Segara Anak yaa!

Kalau mendaki Gunung Rinjani terlalu berat buat kamu, kamu bisa juga mendaki Gunung Papandayan yang juga cakep tapi jalurnya lebih cocok untuk pendaki pemula.

Nah gimana? Menurut kamu mending mendaki Gunung Rinjani via Sembalun atau Senaru? Comment ya!

 


Post Views: 3,089